Thanks udah mampir.
Jangan nangis. ~Aruna.
"Bi" panggil Calya sambil menepuk-nepuk pelan pipi Bianca yang tertidur setelah kegiatan panas mereka. Mengingat itu membuat wajah Calya memerah seperti kepiting rebus. Tapi dengan cepat gadis itu menggelengkan kepalanya guna mengusir pikiran tersebut.
"Bi, bangun" kali ini Calya berhasil membangunkan sang sahabat.
"Eunghh, ini jam berapa?" ucap Bianca sembari berusaha mengumpulkan nyawanya. Netra itu mengejap lucu, dan tanpa sadar membuat gadis yang sedang menatapnya menahan gemas.
"Lucu banget sih" berkali-kali Calya mendaratkan sebuah kecupan di bibir Bianca.
"Ihh udah!!" pekik Bianca dan meletakkan kedua tangannya didepan bibir agar gadis itu tidak bisa menciumnya lagi.
Keduanya berada didalam mobil yang berhenti di sebuah jalanan sepi dan gelap. Hal ini membuat Bianca berpikir yang tidak-tidak, dan benar saja. Tiba-tiba Calya mengungkung tubuhnya hingga terbaring di kursi belakang. Tatapan itu menandakan nafsu yang menggebu dan Calya tetaplah Calya, apa yang ia inginkan, harus ia dapatkan.
"Cal-Calya, lo m-mau ngapain?"
"J-jangan kaya gini, gue takut"
"Ak-akhh, Calya"
"Cal-Calya stophh"
"CALYAA!!" seorang gadis terbangun dengan napas tersengal, buliran keringan sebesar jagung mengalir dari dahinya.
"Ahh, anjir cuma mimpi!!" Suara itu begitu lirih, karna takut membangunkan keempat sahabatnya. Tapi tatapan kosong itu menandakan bahwa gadis tersebut masih syok.
"Bisa-bisanya gue mimpi Calya sama Bianca nge-iwaw iwaw di dalem mobil!!, duhh bisa gila nih gue kalo bener kejadian!!"
"Ehh amit-amit anjing, geli banget!!, mending gue turun deh buat ambil minum"
Setibanya di dapur, Agata segera menyelesaikan tujuan utamanya. Kaki jenjang itu melangkah kembali ke kamar, tapi netranya tak sengaja melihat pintu ruang perpustakaan yang terbuka. Yaa, memang rumah itu berisi beberapa ruangan, salah satunya adalah perpustakaan pribadi yang sebagian besar diisi oleh novel ber-genre horor, misteri dan action.
Agata berjalan memasuki ruangan tersebut, menyusuri rak-rak buku dan berhenti tepat pada rak yang terdapat novel misteri. Tangan itu dengan acak mengambil dan meletakkan kembali buku yang menurutnya menarik. Netra gadis itu menyipit saat mendapati buku berukuran sedang dengan cover berwarna hitam, dan juga tak ada judul yang tertulis menambah rasa ingin tahu Agata semakin besar.
Dengan perlahan, tangannya terangkat untuk menarik buku tersebut. Awalnya memang susah dan terasa lebih berat, tapi gadis itu masih belum menyerah. Setelah beberapa saat, Agata berhasil menarik buku itu tapi tidak sampai keluar dari tempatnya. Tidak hanya buku yang bergerak, mendadak rak besar tempat buku-buku disusun rapi juga ikut bergerak, memperlihatkan ruangan lain yang gelap gulita tanpa sedikitpun pencahayaan.
"Kok gue nggak nyadar ada ruangan ini sebelumnya?" Batin Agata bertanya-tanya.
"Kenapa lo disini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Revolution Squad
RandomMengandung kata-kata kasar⚠️ Harap bijak dalam membaca⚠️ Duo maut, Agata Harsana dan Aruna Sephire. Si waketos sabar, Calya Gantari. Serta si waras yang tertular ke randoman sang sahabat, Bianca Lizarey. Bagaimana kisah ini dimulai? Apa yang harus m...