The back is not visible

11 3 24
                                    

Thanks udah mampir.

Do not expect more. ~Calya.

Setelah kejadian sore tadi, Calya dan Bianca memberikan ruang untuk Aruna agar gadis itu lebih tenang. Sehingga keduanya memilih tidur di kamar yang berada di lantai satu.

Sekarang pukul 22.30, dan Calya masih berkutat dengan laptop dan buku-buku tebal. Karena ujian kelulusan dimulai tiga hari lagi, gadis cantik itu harus mempersiapkan dirinya agar mendapat nilai tertinggi. Berbeda dengan Bianca yang sudah tertidur pulas dengan buku menutupi wajahnya.

Sekelebat memori memasuki pikiran Calya. Dimana dulunya terdapat sebuah keluarga kecil yang harmonis, ayah, ibu, kakak dan seorang adik perempuan. Mereka tertawa bahagia, tak memikirkan waktu yang berjalan begitu cepat dan masalah apa yang akan datang.

"Pa, Zalya mau pergi ke gunung sama temen-temen, boleh kan pa?" Ujar seorang gadis yang seminggu lagi akan lulus SMA.

"Cuacanya nggak bagus loh Zal, kamu masih mau mendaki di musin hujan kaya gini?" Bukan sang ayah, tapi ibunya pun membuka suara.

"Iya, bener kata ibu kamu, papa nggak mau kamu kenapa-napa Zal" jelas Tora, ayah dari gadis yang bernama lengkap Zalya Dewi Gantari.

"Yahh papa ihh, Zalya bakal hati-hati kok, janji deh, boleh ya pa, ma?" 

Akhirnya dengan seribu bujuk rayu Zalya, Tora dan Wening mengizinkan putri sulungnya itu. Dengan syarat harus tetap berhati-hati, melihat kondisi cuaca, tidak berbuat hal yang dilarang, dan tetap berkumpul dengan teman.

"Calya, nanti jagain mama sama papa ya selama kakak di gunung, mereka suka khawatir soalnya" ujar Zalya sembari mengelus rambut sang adik yang sepuluh tahun lebih muda dari remaja itu.

Entah kenapa, Zalya merasa akan sangat merindukan keluarga kecilnya. Tapi ia segera menghilangkan perasaan yang mengganjal ini. Tatapan penuh arti ia layangkan pada ibunda tercinta.

"Zalya pamit"

Dua hari setelah Zalya pamit mendaki gunung bersama teman-temannya, dua hari itu juga Wening tak berhenti merasakan firasat buruk. Wanita itu tersenyum melihat sang suami tengah bercanda ria dengan anak bungsunya.

Hingga suara TV yang menyala mengalihkan perhatian Wening dan Tora.

"Gunung Semeru kembali mengalami erupsi, status naik pada tingkat awas,   untuk saat ini sekitar 1.000 warga mengungsi di tempat yang lebih aman. Puluhan korban jiwa pada hari ini menjadi titik terberat bagi keluarga yang ditinggalkan, beberapa diantaranya adalah warga lokal, dan sekelompok pendaki..."

Deg

Tubuh Wening dan Tora menegang seketika, sunyi tercipta ketika TV masih menampilkan berita tersebut.

"Pa, Za-Zalya ke gunung itu kan pa?!, t-tapi pasti Zalya udah tau tentang berita ini kan?!, sebentar lagi pasti Zalya pulang, iya kan pa?!"

"PA JAWAB!!, ZALYA BAIK-BAIK AJA KAN HIKS!!"

Tanpa berlama-lama, Tora segera mengambil kunci mobil dan pergi begitu saja, meninggalkan Wening yang menangis tersedu-sedu, serta Calya kecil yang mencerna semua kejadian ini.

Revolution SquadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang