Bad timing

16 2 1
                                    

Thanks udah mampir.

I hate them, but...~ ??

"Se, kamu tau siapa antagonis sebenarnya di kartun Tom and Jerry?" Tanya seorang pemuda kepada seorang gadis, kedua insan berbeda generasi itu duduk beralaskan tikar kumuh di tepi tebing.

"Pake nanya, pasti ya Tom lah" jawab gadis yang saat itu berusia 15 tahun, 3 tahun lebih muda dari pemuda disampingnya.

"Salah" ujar pemuda itu tidak berniat melanjutkan perkataannya membuat sang gadis mengerucutkan bibirnya kesal.

"Terus siapa dong?, masa Jerry?, nggak mungkin lah..., Jerry itu cerdik bukan jahat!!"

"Emang bukan Jerry" pemuda itu menjeda ucapannya. Setelah itu berdiri dan berjalan menjauh dari sana.

"Ihh, Kasa belum beritahu siapa antagonisnya!!" Pekik gadis yang kerap dipanggil Sese oleh semua orang termasuk pemuda yang bernama Kasa.

"Besok pulang sekolah Kasa kasih tau jawabannya disini" mau tak mau Sese menganggukkan kepalanya. Keduanya berpisah dan pulang kerumah masing-masing. Jarak rumah mereka tak jauh dari tebing itu, hanya berjalan kaki kurang lebih selama 5 menit untuk sampai kesana.

"Mama Papa, Sese pulang" ujar gadis itu berjalan riang memasuki rumah, sesekali melompat kecil.

"Sese udah pulang, sini makan dulu, kamu pasti cape kan" suara lembut penuh kasih sayang memasuki indra pendengaran seorang gadis yang bernama asli Serina.

Dengan cepat Serina menghampiri ibunya, tapi suara tegas nan dingin menghentikan langkah gadis cantik itu. Di anak tangga terakhir berdirilah seorang pria gagah dengan tatapannya yang tajam. Pria itu melangkah mendekati Serina membuat sang empu bergetar ketakutan.

Hera, sang ibunda yang tau bahwa suaminya tengah marah pun mencoba menghentikan. Tapi Panca tetaplah seorang Panca, pria kejam yang tidak pernah bertindak menggunakan perasaan. Kini pria itu berdiri tepat di depan putrinya, dan

Plak

Serina merasakan panas dan perih secara bersamaan di pipi kirinya. Gadis itu hendak limbung ke lantai jika saja Hera tidak menahan tubuhnya yang lemah. Dengan tak berperasaan Panca mendorong istrinya hingga jatuh tak berdaya, ia mencengkram kuat bahu Serina membuat gadis kecil itu meringis kesakitan.

"Sudah ku bilang beberapa kali, JAUHI ANAK HARAM ITU!!"

"KASA BUKAN ANAK HARAM, MAS!!"  Hera bangkit dan mendekati Panca, menarik Serina ke dalam pelukannya.

"LALU APA JIKA BUKAN ANAK HARAM HAH!!, jangan menyangkal kenyataan bahwa anak itu adalah anakmu dengan bajingan gila itu" Panca dibutakan oleh kemarahannya, pria yang awalnya sangat menyayangi anak dan istrinya itu berubah drastis ketika mengetahui sang istri selama ini berselingkuh di belakangnya, bahkan sebelum keduanya dinyatakan resmi menikah. Hal yang terburuk adalah, Hera mempunyai darah daging bersama pria lain.

"Iya, aku memang bersalah dalam segi manapun, tapi tolong jangan bawa-bawa Serina ke dalam masalah ini!"  Ucapan Hera membuat Panca tertawa mengerikan.

"Heh, memangnya siapa kau melarang aku mendidik putriku sendiri!!"  Tanya pria itu dengan nada angkuh.

"Aku ibunya, aku adalah perempuan yang melahirkan-"

Revolution SquadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang