Taken by Kasa

16 3 21
                                    

Thanks udah mampir.

Jangan nyerah, tetaplah turu.~Calya.

"Pantesan dari kemarin gue nggak liat Bianca sama Agata deh, mana tadi malem nggak pulang lagi tu duo maut!" Bianca tak henti-hentinya mengoceh sedari tadi. Dan Calya membiarkan hal itu terjadi, karena mau bagaimanapun juga itu salah satu bentu kepedulian dari sang sahabat.

"Pagi kemarin sih Aruna pamit ke mansion Vier, tapi kenapa sampe sekarang belum pulang juga sih?!, atau jangan-jangan....ARUNA DIMAKAN SAMA VIER??" Calya langsung menyentil bibir Bianca yang sekarang jarang memakai filter.

"Lo bukan orang ter waras lagi disini!" Ujar Calya membuat lawan bicaranya terdiam.

"Iya, lo bener, gue udah nggak waras sama kaya tuh duo maut" jawab Bianca sembari membuat raut wajah sedih yang dibuat-buat.

Saat kedua makhluk itu keluar dari rumah dan hendak pergi ke sekolah, tiba-tiba handphone Bianca berbunyi menandakan ada panggilan masuk. Gadis itu melihat nama yang tertera di layar hpnya, 'SerSa'.

"Ehh bentar deh, Aruna telepon gue nih" seru Bianca membuat Calya yang ingin masuk kedalam mobil mengurungkan niatnya.

"Ya cepet angkat lah bodoh!!"

"Ishh iya iya, marah-marah mulu!!"

Tut

"Halo Run, ada ap-"

"..."

"Hah, lo ngomong apa sih Run!!, gue nggak ngerti" Bianca berfirasat buruk ketika mendengar kalimat yang dilontarkan oleh seseorang di sebrang sana.

"Stt, loud speaker weh" bisik Calya yang juga penasaran dengan perubahan ekspresi sahabatnya. Bianca mengangguk, dan terdengarlah suara seorang gadis dari telepon itu.

"Bi, Ya,...gue sayang sama kalian, tolong...jagain Vier buat gue ya..."

"Halo Run, lo dimana?!, kenapa suara lo kaya gitu?!" Ujar Calya khawatir dengan keadaan Aruna.

Terdengar kekehan kecil dari Aruna, lama-kelamaan suara tawa yang menggelegar memasuki indra pendengaran kedua gadis itu.

"Maaf Calya, gue salah tentang lo...makasih udah khawatirin gue...gue harap...kalian bisa hidup dengan tenang setelah ini"

"Sudah?, mari kita akhiri ini sekarang juga" suara seorang pria yang tak asing ditelinga Calya membuat gadis itu membatu.

"A-Aruna?"

"Gue sayang kalian, tolong jagain kak Kasa juga ya?"

Deg

"Aruna, ARUNA LO DIMANA?!, GUE KESANA SEKARANG JUGA!!!, TUNGGUIN GUE OKE!!" Calya dan Bianca dengan sigap memasuki mobil sport mereka, tapi belum sempat menyalakan mesin mobil itu, sebuah suara tembakan terdengar dari telepon yang masih tersambung.

"M-ma-af"

"ARUNAA!!!"

Tut

Panggilan terputus, kedua gadis itu mematung ditempat. Mobil tersebut dihiasi oleh keheningan, Calya dengan pandangannya yang kosong, dan Bianca yang menahan isak tangis.

Revolution SquadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang