Burnt and sobbed

12 3 14
                                    

Thanks udah mampir.

Ohh jadi gitu, oke fine. ~Bianca.

Jinjja nae moksoriro

Nege jinsimeul jeonhae

Uri hamkkemyeon segyeneun areumdawo

Jeomjeom peojyeoga peojyeoga meolli

Ijen sorichyeo sorichyeo oechyeo

Till the end of time

The story of You And I

"ARUNAA BRISIK ANJING!!" seorang gadis masih mengenakan seragam sekolahnya berteriak kesal kepada sang sahabat yang memutar musik dengan volume keras. Si pelaku masih belum menyadari kehadiran orang lain karena asik bernyanyi.

"SHOUT SHOUT SHOUT"

"NEOWA NA GACHI"

"SESANGEUL-

"Eh eh, itu tadi kurang dikit njirr, kenapa lo matiin sihh!!" Bianca dan Calya baru saja pulang dari sekolah, sementara Aruna belum masuk karena malas, katanya.

"Heh, kalo cara lo gitu, yang ada lama-lama congek tu kuping!!" Ujar Bianca setelah mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu. Sambil memakan ciki yang tadi sempat ia beli di minimarket.

Tak ingin memperpanjang masalah, Aruna memilih diam dengan perasaan dongkol. Jari lentik itu menyentuh layar handphone dengan gesit, seperti mengirim pesan untuk seseorang.

"Cih"

Tak lama kemudian, Calya datang dari dapur membawa tiga mangkuk berisi bakso, membuat kedua gadis yang sibuk dengan ponselnya itu langsung sumringah.

"Ehh, kak Calya, kak Calya pasti cape yaa, mana repot-repot bawain bakso lagi, kan kita bisa ambil sendiri, iya nggak Run?!" Aruna mengangguk cepat dengan tatapan berbinar pada bakso hangat itu. Ketika Aruna menyentuh salah satu mangkuk, sebuah sendok mendarat di keningnya.

Tuk

"Adohh Ya, sakit tau!!" Sambil memegangi dahi, Aruna menatap sahabatnya itu dengan kesal.

"GR banget lo berdua, ini buat Gavran, Merapi sama Jagat, bentar lagi tuh anak pasti kesini, punya kalian di dapur, ambil sendiri!" dan benar saja, terdengar suara deruman motor dari halaman rumah.

Ketiga pemuda langsung memasuki rumah tanpa meminta izin terlebih dahulu. Membuat salah satu dari ketiga gadis itu mendelik tidak suka. Memang sejak Aruna dirawat, hubungan keenam remaja itu semakin dekat, tapi terkadang ada saja masalah yang diributkan.

"Heh gapers, ngapain lo kerumah gue hah!!" Ucap Aruna menatap sengit salah seorang pemuda dengan tampang yang menyebalkan. Gapers(gamon person)

"Heh martabak mini, ya terserah gue lah mau kemana aja!, bukan urusan lo!" Balas Merapi tak kalah sengit. Keduanya menjalin permusuhan saat pertama kali bertemu setelah kurun waktu yang lama. Dimana Aruna yang dulunya adalah anak kesayangan para guru, bertemu dengan ketos baru yang sangat...argh sudahlah.

Revolution SquadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang