Thanks udah mampir.
Don't play with me.~Hilian.
Bruk
Seseorang mendorong bahu Agata ketika gadis itu hendak menarik pelatuknya. Menyebabkan gadis bersurai pendek itu tersungkur diatas lantai dengan posisi yang tidak elite. Sementara sang pelaku hanya berjalan santai menghampiri sahabatnya.
"Contoh-contoh orang yang sekolahnya cuma sampe gerbang, nggak heran lagi kalo bodoh" sarkas Aruna membuat Jagat dan Calya tidak bisa menyembunyikan raut terkejutnya.
Agata segera bangkit dan mengambil pistolnya yang tadi terjatuh akibat ulah Aruna. Gadis itu dengan wajah cemberut berjalan gontai menuju sofa di ruangan tempat Calya di rawat. Ia memakan camilan yang tadinya dibawa oleh Jagat untuk Calya.
"Ck, gue cuma bercanda anjirr, serius amat lu pada!!" Ujar Agata sembari mendaratkan kakinya di atas meja.
Aruna tidak menghiraukan celotehan Agata, ia memfokuskan dirinya pada dua orang yang sedari tadi hanya diam. Mata tajamnya menatap sang sahabat yang terlihat tidak nyaman.
"Kalian berdua kalo saling suka bilang aja kali"
Calya tersedak ludahnya sendiri, gadis itu menunduk dengan wajah merah padam seperti tomat. Sementara Jagat tersenyum tipis dan menatap Calya dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Iya, gue cinta sama Calya, gue rela lakuin apa aja buat dia...meskipun harus ngorbanin nyawa gue sendiri buat dia" jelas Jagat membuat seseorang memuntahkan kembali makanannya.
Huek
"Duh guys maaf ya, gini nih kalo alergi sama kata-kata manis..., karna ini bukan suasana gue, jadi gue mau cabut, takut khilaf soalnya" ucap Agata dengan nada sinis lalu keluar dari ruangan itu.
"Cihh giwi rili likiin ipi iji huek, najis banget tu bayik" disepanjang lorong rumah sakit Agata tak henti-hentinya menggerutu mengingat sahabatnya yang sebentar lagi mungkin berstatus sebagai kekasih seseorang.
Sedang asyik-asyiknya berjalan, Agata tak sengaja melihat pemuda yang ia kenali berbicara dengan seorang pria. Karna tingkat kekepoannya yang tinggi melebihi Gunung Everest, gadis itu mengendap-endap dan berhenti di balik dinding yang letaknya tak jauh dari kedua orang itu. Ia menajamkan pendengaran dan mencoba memahami apa yang mereka bicarakan.
"Kerja bagus, kau melakukannya dengan baik" ujar sang pemuda membuat pria didepannya mengernyit tidak suka.
"Aku lebih tua darimu kalau kau lupa" balas pria itu.
Tiba-tiba saja Bianca datang dari belakangnya membuat Agata terkejut. Gadis itu merutuki sahabatnya, karena datang di waktu yang tidak tepat. Ia mengumpat tanpa suara membuat Bianca dilanda kebingungan, memang apa salahnya?
Saat Agata kembali melihat ke depan, ternyata kedua orang itu sudah tidak ada disana. Ia segera keluar dari tempat persembunyian dan mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru koridor rumah sakit yang hanya dihiasi satu dua orang perawat.
"Kemana tu makhluk, anjirr emang sialan si Bianca!!" gadis itu menatap tajam sang pelaku yang mengganggu aksi mengupingnya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revolution Squad
RandomMengandung kata-kata kasar⚠️ Harap bijak dalam membaca⚠️ Duo maut, Agata Harsana dan Aruna Sephire. Si waketos sabar, Calya Gantari. Serta si waras yang tertular ke randoman sang sahabat, Bianca Lizarey. Bagaimana kisah ini dimulai? Apa yang harus m...