Pukul 05.14 KST.
Jaemin bangun dari tidurnya sesekali memijit tubuhnya yang merasa sedikit pegal akibat tidur di atas lantai. Matanya sekilas melirik ke arah jam dinding di kamarnya.
Jaemin lantas bangkit dari tempat tidurnya, lalu melipat kembali kasur tipisnya.
Setelah itu, dia keluar dari kamarnya menuju ke kamar mandi.
Setelah selesai membersihkan dirinya, Jaemin membuka pintu kulkas. Niatnya untuk mengisi perutnya dengan air mineral saja sebelum berangkat ke sekolah.
Jaemin kembali ke kamarnya untuk mengambil tas ranselnya lalu keluar dari flat sewanya. Setelah itu, dia mengunci pintu.
"Jaemin!"
Sorot matanya beralih menatap ke arah seorang wanita paruh baya yang sedang menghampirinya dengan raut wajah kesal.
Seperti biasa, wanita paruh baya itu datang untuk menagih uang sewa flatnya yang sudah menunggak 6 bulan.
"Aku mau uang sewa flat!" Tegas wanita paruh baya itu dengan ekspresi kesalnya.
Jaemin menundukkan kepalanya.
"Maaf, sekarang aku masih belum punya uang.""Yakk, sewa flat sudah menunggak 6 bulan, kau masih mengatakan bahwa kau masih belum punya uang?!"
Jaemin menundukkan kepalanya menahan malu apabila dirinya diolok-olokkan oleh pemilik sewa flat itu hingga membuat beberapa orang tetangga menatapnya tidak suka sesekali menertawakannya.
"Aishh, anak miskin itu selalu saja merusak suasana pagi ku."
"Dasar si miskin."
"Anak miskin tidak pantas tinggal di flat ini."
"Semoga dia cepat-cepat pindah dari sini."
Jaemin mengepalkan tangannya. Kenapa tetangganya disini tidak ada satupun yang bersikap baik padanya? Apakah Jaemin serendah itu?
"Aku memberimu waktu 2 bulan lagi, jika kau masih mengatakan kau tidak punya uang, kau akan ku usir!!" Tegas wanita paruh baya itu lalu pergi begitu saja dengan raut wajah kesalnya.
Jaemin menatap punggung wanita paruh baya itu nanar. Sekarang dia harus memikirkan bagaimana mendapatkan uang untuk membayar sewa flatnya. Jika tidak, dia akan diusir keluar dari flat yang merupakan satu-satunya tempat untuknya tinggal.
Jaemin menghela nafas pelan. Kakinya melangkah meninggalkan bangunan flat itu untuk menuju ke halte.
Jaemin akhirnya sampai di gerbang sekolahnya. Untungnya dia tidak terlambat pagi ini.
Dengan senyuman yang merekah, dia mengatur langkahnya menuju ke kelasnya sebelum bel waktu pembelajaran berbunyi.
Jaemin melalui lorong demi lorong yang tampak sangat sepi untuk sampai ke kelasnya.
"Jaemin."
Interupsi seorang lelaki membuat langkahnya terhenti. Jaemin menghela nafas pelan sebelum berbalik menatap seorang lelaki yang pastinya akan menagih hutang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Him || NA JAEMIN
FanfictionDia... Seorang lelaki yang tak pernah merasa secuil kebahagiaan di hidupnya. Dengan kakak sulungnya yang menyalahkannya atas kematian orangtua mereka. Dan kembarannya yang selalu menambah beban di pikirannya. Dia menderita. "Apa hanya aku yang meras...