"ARRGHHH!!!"
BUGH!
Yangyang berteriak kencang sembari meninju tembok untuk melampiaskan amarahnya. Kedua tangannya meremat rambutnya dengan kuat. Kepalanya terasa sakit yang luar biasa.
"Aku benci hidup seperti ini!! Kapan aku mati?! Kapan?!!" Teriaknya di sela tangisannya.
"Aku sudah lelah seperti ini! Aku sudah lelah menahan sakit agar terlihat baik-baik saja di depan semua orang!!"
"Aku benci terlihat lemah di hadapan semua orang. Aku benci itu."
"Aku benci mereka khawatir pada ku. Aku benci!!"
Pandangannya mengabur, kakinya merasa lemas. Tubuhnya seperti dipaksa untuk jatuh ke tanah. Tidak, dia tidak akan pingsan disini.
"Penyakit sialan!" Umpatnya. Tolong, sekarang bukan waktu yang tepat untuknya meraung kesakitan.
Yangyang segera mengeluarkan beberapa pil obat lalu menelannya tanpa air menyisakan rasa perih di tenggorokannya.
Area pinggangnya terasa seperti dihantam menggunakan beton. Nyeri rasanya. Tangannya meremat pinggang kirinya. Sangat menyiksa.
"Sialan, kenapa penyakit ini sangat menyiksa!!"
Dengan tenaga yang tersisa, Yangyang mencoba untuk bangkit meski kakinya terasa kebas. Lelaki itu berjalan sambil berpegangan pada tembok agar tubuhnya tidak ambruk begitu saja. Tidak apa-apa, dia berusaha untuk melawannya. Dengan langkah yang sempoyongan, Yangyang pergi meninggalkan halaman belakang sekolah menuju ke kelasnya.
Dari kejauhan, Jaemin melihat semuanya. Sedari tadi, dia bersembunyi di sebalik tembok seraya mendengarkan semua keluhan lelaki itu. Ya, dia mendengar semuanya dari awal.
Setelah meninggalkan rooftop, Jaemin sengaja mengikuti Yangyang menuju ke halaman belakang sekolah. Ternyata benar dugaannya, Yangyang tidak baik-baik saja. Matanya masih menatap tubuh yang berjalan dengan sempoyongan itu dengan tatapan datar. Dia tampak berusaha untuk melawan rasa sakitnya seolah semuanya tidak terjadi apa-apa.
"Tak sangka, ternyata kau juga menderita..."
"Kita sama, Yangyang..."
"Sama-sama menderita..."
"Kalian bagaimana?"
Pelipis Jaehyun berkerut mendengar ucapan Doyoung. Dia benar-benar tidak mengerti maksud lelaki itu. Hobi lelaki itu memang suka berbicara setengah-setengah terkadang juga tidak nyambung.
"Apa?" Tanya Jaehyun tidak mengerti.
Doyoung memasang ekspresi julidnya. "Bagaimana hubungan kalian berdua? Apakah semakin membaik?"
"Siapa? Hubungan aku dan Jaemin?" Jaehyun berbalik bertanya. Matanya tidak lepas menatap laptop di hadapannya.
Doyoung menghela nafas pelan. Otak sahabatnya ini benar-benar lemot sekali. "Siapa lagi kalau bukan kalian?!" Cibirnya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Him || NA JAEMIN
Fiksi PenggemarDia... Seorang lelaki yang tak pernah merasa secuil kebahagiaan di hidupnya. Dengan kakak sulungnya yang menyalahkannya atas kematian orangtua mereka. Dan kembarannya yang selalu menambah beban di pikirannya. Dia menderita. "Apa hanya aku yang meras...