Jaemin kini berada di rumahnya. Haechan juga turut berada di situ setelah kejadian tadi.
Kini, Haechan sedang mengobati luka-luka Jaemin yang bisa dibilang sangat parah. Bagaimana tidak? Dipukul dengan kayu besbol pastinya menimbulkan kesan lebam yang sangat parah.
Kalau saja Jaemin tidak memaksanya untuk tidak membawanya ke rumah sakit, pasti sekarang Jaemin sudah dirawat.
Jaemin meringis pelan saat alkohol mengenai lukanya. Menimbulkan rasa perih yang luar biasa.
Keduanya hanya diam sejak tadi. Tak ada yang membuka suara karena Haechan tampak sangat marah saat ini.
"Haechan..."
Haechan menatap Jaemin datar.
"Apa?"
"Kau marah padaku, ya?" Ucap Jaemin dengan sedikit ragu.
Haechan berdecak pelan sambil mengobati luka di wajah Jaemin.
"Tidak."
"Tapi kenapa kau diam?" Tanya Jaemin lagi.
Haechan menghela nafas pelan sebelum menjawab pertanyaan Jaemin.
"Aku tidak marah padamu. Tapi aku marah pada mereka." Balasnya.
Jaemin memilih bungkam. Jaemin tahu Haechan sangat khawatir padanya saat ini.
"Siapa laki-laki brengsek itu? Kau kenal mereka?" Tanya Haechan kesal.
Jaemin menggeleng pelan.
"Aku tidak kenal dengan mereka. Aku tidak tahu kenapa mereka mahu memukul ku."
Haechan hanya mengangguk mengerti.
Sementara Jaemin tampak berpikir panjang.
"Na Jaemin."
"Suara itu..."
Jaemin mencoba untuk mengingat suara lelaki yang memanggilnya tadi.
Haechan mengernyit.
"Hmm? Suara apa?"
Jaemin menggeleng.
"Bukan apa-apa."
Keduanya terdiam menciptakan suasana hening di ruang tamu itu.
"Kau.. tidak mau pulang?" Tanya Jaemin.
Sekarang sudah jam 1 dini hari dan Haechan masih belum pulang. Bagaimana jika ibunya mencarinya nanti?
"Kau mengusirku?" Haechan berbalik bertanya dengan tatapan datar.
Jaemin menundukkan kepalanya.
"Bukan begitu. Ini sudah jam 1 dini hari. Ibumu-"
"Aku tidak akan pulang. Aku akan tetap disini sehingga kau benar-benar sembuh. Aku juga sudah mengabari ibu ku kalau aku tidak akan pulang ke rumah untuk sementara waktu." Ujar Haechan.
Jaemin merasa tidak enak pada Haechan. Dia khawatir jika dirinya merepotkan Haechan.
"Tidak apa-apa. Kau pulang saja. Aku baik-baik saja. Ibumu pasti akan khawatir pada mu."
"Jangan membantah!! Aku mau disini menemani mu sehingga kau sembuh!" Tegas Haechan membuat Jaemin menunduk diam.
Sementara disini, Renjun diam-diam sedang memerhatikan Jaemin dari kaca jendela yang tak tertutup rapat.
Renjun dibuat bingung. Dia merasa seperti ada sedikit keanehan disitu.
"Haechan? Siapa dia?" Gumamnya kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Him || NA JAEMIN
FanficDia... Seorang lelaki yang tak pernah merasa secuil kebahagiaan di hidupnya. Dengan kakak sulungnya yang menyalahkannya atas kematian orangtua mereka. Dan kembarannya yang selalu menambah beban di pikirannya. Dia menderita. "Apa hanya aku yang meras...