Saat diriku berziarah ke makam saudara kembarku, bunga di atas makamnya kuhitung hanya ada emam, kemana perginya satu bunga lainnya?
Sub Genre: HTM
***
Hari ini aku akan menemui saudara kembarku. Aku ingin merayakan hari kelahiran kita setelah sekian lama berpisah. Aku membawa serta beberapa kebutuhan yang harus kubawa. Kali ini aku tak akan datang sendiri. Aku akan ditemani oleh pria yang akan menjadi suamiku.
Lega rasanya menatap taman pemakaman asri. Rumput-rumput hijau yang tumbuh dengan rapi memberikan kesejukan tersendiri. Kurasa saudara kembarku pun akan menyukainya.
"Aku datang Layla."
Aku berjongkok mengusap batu nisan itu. Senyuman sedih yang dulu selalu menyelimuti kini silih berganti. Tatapan rindu pun tak dapat lagi aku sembunyikan.
Kuletakkan tujuh tangkai bunga yang telah terangkai menjadi satu. Mawar merah. Bunga yang disukai oleh saudara kembarku. Semoga kau senang dengan hadian ulang tahun dariku.
"Layla. Sekarang aku tidak datang sendiri. Aku bersama Dia, pria yang aku cintai."
Januar tersenyum membelai kepalaku. "Perkenalkan aku Janu. Bulan depan kami akan menikah, tolong restui kami. Aku berjanji tidak akan membuat Leila menangis," ujar Januar lembut.
Tanpa sadar air mataku jatuh. Aku tersentuh mendengar ucapan tulus Januar. Aku pun tak dapat lagi menahan air mataku tatkala pria itu membawaku dalam dekapannya. Ia berusaha memberiku ketenangan.
Andaikan Layla masih ada mungkin ia yang akan merasa paling bahagia melihat pernikahanku. Ia juga yang akan paling bersemangat mempersiapkan segalanya. Namun, kehidupan tak seindah realita. Layla harus pergi beberapa bulan setelah kematian orang tua kami. Aku pun harus bertahan sendiri melawan kejamnya dunia.
Langit yang mulai gelap memaksa kami untuk kembali pulang. Hujan deras yang mengguyur kota memberikan hawa dingin. Jannuar pun telah pulang hingga menyisakan diriku seorang dengan ponsel yang masih tersambung dalam panggilan.
"Udah dulu ya La. Anakku nangis lagi nih," ucap Kyle melalui panggilan.
Aku pun mengiyakan pernyataannya dan menutup panggilan kami. Senang rasanya memiliki sahabat seperti Kyle. Ia selalu menenangkanku seperti yang dilakukan Layla. Hingga terkadang aku pikir Tuhan memang mempertemukanku dengan Kyle agar tak merasa kesepian setelah kepergian Layla.
Hari ini kamu pun menceritakan banyak hal. Dari persiapan pernikahanku, kerepotan Kyle mengurus bayinya, hingga aku yang mengunjungi makam Layla bersama dengan Jannuar. Berbicara soal ziarah tadi sepertinya ada yang aneh. Saat diriku berziarah ke makam saudara kembarku, bunga di atas makamnya kuhitung hanya ada emam, kemana perginya satu bunga lainnya?
Ding dong
Aku tersentak mendengar suara bel yang berbunyi. Terlebih lagi disaat aku tengah memikirkan hal yang cukup mistis.
"Memangnya siapa yang bertamu saat hujan deras seperti ini?"
Perlahan aku membuka pintu itu, tetapi aku tidak melihat siapapun. Bahkan aku tidak melihat jejak di lantai teras rumah. Namun, sekuntum bunga mawar yang tergeletak di depan pintu membuatku merasa heran.
Mawar merah ini begitu mirip dengan yang aku letakan di pemakaman. Namun, aku tak ingin ambil pusing. Ada banyak penjual mawar serupa, jadi kurasa ini hanya ulah iseng seseorang untuk menakutiku.
Tetapi, pemikiran itu berubah seketika. Dalam guyuran hujan mataku mengkap bayangan seorang wanita yang berdiri terguyur hujan di bawah lampu jalan. Ia mengenakan dress putih yang tidak asing bagiku dengan rambut terurai.
"Layla," lirihku. Tak mungkin aku tidak mengenali saudara kembarku, dari kejauhan sekalipun.
Tampaknya ia mendengarkan panggilan lirihku. Hingga ia perlahan berjalan menjauh. Menghilang dalam kegelapan malam sebagai pertanda ia akan pergi dengan tenang.
***
"Cinta bukan semata-mata mengenai mengisi kekosongan dan menerima kekurangan. Namun, Cinta adalah bentuk saling mengasihi dan menjaga dengan sepenuh hati"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bibliotheca
RomanceRuang luas yang menyimpan kisah para manusia. Seiring berjalannya waktu kisah-kisah itu kian menumpuk, membentuk bukit yang tinggi menjulang. Dan ingatlah satu hal yang pasti, setiap manusia memiliki takdirnya masing-masing.