Destiny

586 41 18
                                    

"Tidak bisakah kita kembali... dari awal, memulainya kembali?"

"Kalau kita kembali, maka itu akan terjadi lagi. Kita akan saling melukai dengan perbedaan-berbedaan yang terus muncul seiring kebersamaan kita."Tolak seseorang

"Bukankah itu bagus. Kita jadi bisa saling mengenal lebih dalam lagi. Kita bisa mengatasinya bersama-sama."

Pria itupun akhirnya menangis kencang dengan menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Pria yang dihadapannya pun memeluknya, mencoba menenangkan.

 Pria yang dihadapannya pun memeluknya, mencoba menenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

3 tahun bersama tidak membuat cinta mereka semakin kuat. Justru seiring berjalannya waktu, seiring dengan kebersamaan mereka, jarak itu semakin jauh. Melukai, semakin jauh dan kesepian walaupun mereka tinggal bersama. Itu tidak menjamin semuanya akan baik-baik saja.

Winatha laki-laki itu membuka pintu kamar sang pria. Melihat pria itu masih nyenyak dalam tidurnya. Hanya melihat tanpa ingin membangunkan sang pria. Setelah cukup melihat sang pria untuk terakhir kalinya, winatha menutup pintu dan menarik koper keluar rumah.

 Setelah cukup melihat sang pria untuk terakhir kalinya, winatha menutup pintu dan menarik koper keluar rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf, aku tidak bisa kembali bersama. Sudah cukup bagi kita untuk saling mengerti. Maafkan aku" Ujar winatha lirih dengan perlahan menutup pintu rumah. Meninggalkan pria dan hatinya disini.

*Story begin...*

2 tahun kemudian, Apartment Bandung

Kring...kringg... suara deringan handphone membuatnya harus menghentikan kegiatan mengeringkan rambutnya yang basah. Dan menjawab panggilan telpon tersebut.

"Yyaaakkk!! Winatha, kau dimana!!"Piraya, pria yang
menghubungi winatha, berteriak tiada ampun diujung telpon sana.

"Heii berhentilah berteriak."Ujar winatha.

"Kau memang pantas diteriaki. Cepat datang kesini atau aku tidak akan bisa menikah. Kau itu pengiring pengantin  yang bodoh win, cepat datang!!"Dan bep... sambungan telpon terputus sebelum winatha kembali menjawab ucapan temannya itu.

"Menikah? Siapa yang menikah."Dirinya yang bingung pun seketika langsung melihat kalender diatas meja. Dan langsung berteriak setelah melihat tanggalan yang dia lingkari dengan spidol merah serta sebuah note kecil dibawahnya.

WE BROKE UP!! [BRIGHTWIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang