Ungkapan

185 18 22
                                    

"Ahhh... aku tidak tahu apa yang aku lakukan? Aku tidak bilang akan datang, kan? Tapi...kenapa?" Winatha menyesal melihat pantulan dirinya didepan cermin, dia terlihat tampan. Sejam yang lalu dia sibuk berdandan memantaskan diri untuk memakai pakaian terbaik dan make up yang tipis. Tapi setelah selesai, dia justru menyesal melihat dirinya.

Ting...tong...

Winatha hendak melepas pakaiannya, tapi suara bel berbunyi membuat dia harus membuka pintu, melihat siapa yang bertamu. Winatha membulatkan mata, ternyata itu adalah Bryandra. Pria itu terlihat rapih dengan setelan jas biru dongker dan dasi kupu-kupu. Wajar saja dia terlihat rapih, malam ini kan konsernya dia.

"Kau sudah siap?"

"Apa?"

"Bajumu sangat cocok"

Winatha melirik dirinya sendiri. dia bahkan belum mengganti pakainnya. Sedangkan Bryandra, dia justru tersenyum simpul melihat penampilan winatha. Dia mengulurkan tangan, seolah mengajak win untuk segera berangkat.

"Aku rasa aku..."

"Jangan melukai hatiku win, kau sudah terlihat tampan malam ini. Sayang, jika kau harus menghapusnya."

"Kenapa kau kesini? padahal aku tidak bilang akan datang."

"Firasat." jawab Bryandra menatap win lekat.

"Tidak diragukan. Tunggu sebentar, aku ambil tasku dulu."

Setelah sampai, Bryandra mengajak winatha untuk menunggu diruangannya, tapi sayang pria itu menolak. Win merasa tidak enak kalau harus menunggu diruangan Bryandra sampai pertunjukan selesai. Maka dari itu dia memilih untuk langsung duduk ditempatnya. Setidaknya masih ada waktu sekitar 30 menit lagi sebelum pertunjukan dimulai.

"Ada apa? Aku baru saja duduk, kau sudah menelepon."

"Hahahhaha. Aku hanya memastikan kau duduk tepat didepanku."

"Kenapa?" tanya winatha

"Itu membuatku lebih baik. Atau kau ingin duduk disampingku? Aku bisa menjadikanmu guest malam ini, bagaimana?"

"Kau gila." hardik winatha, tapi justru Bryandra terkekeh senang, dia berhasil menggoda win.

"Perhatikan aku baik-baik yaa."

"Eummm." gumam winatha sembari mengakhiri panggilan telpon dari Bryandra

Setelah 30 menit, pertujukan akan segera dimulai. Secara perlahan tirai besar yang menutupi panggung, mulai terbuka. Menunjukan seorang pria tampan lengkap dengan setelan jasnya berdiri untuk memberikan sambutan pada semua penonton.

Winatha terkesiap melihat bagaimana Bryandra sangat berkarisma, sangat sempurna bagi seorang pria. Ia akui dia terpana malam ini dengan penampilan karismatik seorang Bryandra. Alunan-alunan musik dan suara lembutanya membuatnya melayang seolah merasakan kalau disini hanya ada dirinya saja.

Sejenak winatha mengatakan kalau dia sangat bodoh, memikirkan hal seperti itu. Tapi biarlah seperti itu, malam ini memberikan kenangan yang tidak akan dia lupakan. Melihat pertunjukan Bryandra, mengingatkannya saat masa-masa kuliah dulu. Dia ingat... dulu Bryandra bernyanyi untuknya, memintanya untuk menjadi kekasihnya dihadapan banyak orang. Masa-masa itu sangat berarti untuknya, kenangan yang tidak bisa dia lupakan.

Mengingat hal manis tidak memupus ingatan pahit akan perjalanan cinta mereka. Pertunjukan hampir selesai, tapi justru win sudah pergi lebih dulu. Dia lupa... kalau hal indah akan selalu berdampingan dengan hal buruk.

Hanyut dalam alunan musik dan hanyut dalam perasaan sendiri. Sangat bodoh memang, tapi itulah dirinya. Tidak bisa mengontrol diri, tidak bisa mengontorl perasaannya, membuat diirnya sangat menyedihkan.

WE BROKE UP!! [BRIGHTWIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang