Canggung

295 35 20
                                    

"Ck... Itu aneh sekali Bry" winatha berdecak sembari tertawa seakan itu adalah hal yang paling konyol yang pernah dia dengar.

Bryandra memperhatikan winatha yang masih tertawa.
"Tapi itu adalah syarat yang aku berikan pada direktur Han. Karena kau tahu seseorang yang terkenal sepertiku mempunyai syarat tertentu. Harusnya kau tahu itu win"

Winatha menghentikan tawanya secara paksa dan menatap tidak suka pada Bryandra

"Tidak mungkin."Sergah winatha tidak terima.

"Ck... Itukan bukan hal yang sulit, mengingat kita pernah melakukannya. Dan jujur saja aku merasa lebih baik ternyata orang itu adalah kau."

"Aku setuju untuk menjadi penulismu tapi tidak untuk tinggal bersamamu. Begini saja, kita adalah tetangga. Kau bebas menemuiku kapanpun kau mau, kau bisa datang kerumahku sesuka hatimu walau tidak dengan ijinku. Kau juga bisa memanggilku kapan saja jika kau memerlukanku. Tapi hanya untuk pekerjaan. Aku tidak bisa bekerja dengan orang lain jika ada orang berada dekat denganku"

"Tetangga? Tentu saja, baiklah aku setuju. Aku akan menghubungimu nanti. Apa nomormu masih yang lama?"Tanya Bryandra sebelum beranjak pergi.

Winatha menggeleng."Aku akan mengirim pesan nanti."Balas winatha

Bryandra hanya mengangguk. Perlahan mulai meninggalkan winatha

"Tunggu."Panggil winatha menghentikan langkah Bryandra

"Bisakah, kita tidak membahas apapun kecuali pekerjaan? Aku ingin kita profesional."Ujar winatha mengutarakan keinginannya.

Dengan seyuman kecut Bryandra mengiyakannya.

"Baiklah. Profesional. "Ujar Bryandra dan benar-benar pergi meninggalkan Winatha

Oh Tuhan, kenapa banyak sekali jalan yang kau buat untuk setiap hambamu. Belum sampai keujung kau sudah memberi cabang ditengah jalan. Membuat banyak pilihan untuk segera dipilih dalam menentukan kehidupan. Lalu jalan mana yang harus aku pilih untuk menemukan ujungnya?

Tidak win, jangan berkeluh kesah. Kau sudah melakukan yang terbaik. Dia sudah bahagia dengan kehidupannya. Dia mendapatkan mimpi yang dia inginkan. Keberhasilannya kerana ada seseorang hebat disampingnya. Yahhh, seseorang hebat yang tidak sepertimu.

Winatha menutup jendela kamarnya sebelum mematikan lampu kamar, berharap dia akan membuka mata dengan perasaan lebih baik.

Sedangkan disebelah rumahnya, pria itu Bryandra tidak tahu harus berbuat apa. Pertemuan pertamanya sejak 2 tahun lalu
membuatnya sangat tekejut. Tidak banyak hal yang berubah dari dirinya, hanya saja pria itu mewarnai rambut hitamnya menjadi warna coklat  dengan poni pendek didahi mungilnya. Bryandra bahkan tidak akan bisa mengenalinya kalau tidak tersadar dengan tahi lalat dipipi kanan disamping hidungnya. Serta dagu mungil yang  cantik.

Oh Tuhan, ada apa ini. Kenapa rasanya seperti pertama kali bertemu dengannya.

***

"Hai... Selamat pagi sayang."Joy tersenyum hangat saat Bryandra membuka pintu."Aku bawakan nasi goreng buatan bibi. Bibi bilang kau suka nasi goreng buatannya.

"Yaa tentu saja, aku sangat suka nasi goreng, bukan karena siapa yang memasaknya."

"Benarkah? Aku kira kau suka kerena bibi yang memasaknya."

"Kau tidak tahu?"Tanya Bryandra.

"Lain kali aku akan memasaknya untukmu, sayang."Joy memberikan kecupan manis dipipi Bryandra, membuat Bryandra tersenyum membalas senyuman cantik Joy.

"Bagiamana persentasinya?"

"Yaa, berjalan lancar. Aku hanya tinggal menunggu hasilnya saja."

"Manager pemasaran?"

WE BROKE UP!! [BRIGHTWIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang