Chapter 1

2.8K 112 12
                                    

Happy reading

"Maaf kamu pasti lama nunggu ya? Guru nya tadi terlalu semangat jelasin sampai nggk inget jam istirahat" ucap siswa yang baru saja sampai di taman belakang, apo nama siswa tersebut.

"Iya nggak papa aku juga baru ke sini"  balas seorang siswi bernama Davika.

"Kamu mau ngomong apa? Kenapa kita ngomong disini gimana kalau di kantin aja ayok!" Ajak Apo.

"Nggak usah, aku ke inti nya saja, aku mau kita putus" ucap davika langsung, wajah apo yang semula cerita berubah menjadi bingung.

"Ka-kamu ngomong apa sih? Kamu kenapa?" Tanya apo, pasti  davika ada masalah sehingga berkata seperti itu.

Apo berusaha meraih tangan apo tetapi di tolak oleh davika.

"Aku mau kita putus apo, kamu nggak denger atau nggak mau denger sih?"

"Tapi aku nggak mau kita putus! Kita udah mau empat tahun pacaran tapi kenapa sekarang baru mau putus?" Tanya apo bingung.

"Ya aku juga heran kenapa baru minta putus kenapa nggak dari dulu saja!" Balas davika dan menatap apo tajam.

"Salah aku apa kenapa kamu minta putus?" Tanya apo memelas.

"Kamu tuh miskin apo, kamu bisa masuk ke sekolah ini karena cuma beasiswa aja! Selama ini kamu nggak pernah ngasih aku apa pun! Dan yang terpenting aku nggak mau dikira ngelesbi sama kamu!" Davika mengeluarkan apa yang menjadi masalah dia sama Apo.

Rasa nya apo mau marah tetapi kata davika memang benar kalau dia siswa miskin tetapi dia tidak menduga alasan terakhir.

"Kenapa kamu bilang kita ngelesbi? Aku ini cowok dan kamu bisa lihat kalau aku punya batang"

"Dengarkan aku apo! Kamu tidak peka atau bagaimana hah! Setiap kita pergi kencan cowok lain bakal selalu ngerayu kamu! Tapi kamu nggak pernah sadar!" Ucap davika kesal.

"Tapi aku cinta sama kamu, jangan minta putus ya?" Mohon Apo.

"Aku tetep pada putusan aku! Kita putus! Kamu kira aku nggak sakit hati apa di bandingin sama cowok hah!" Emosi davika.

"Gi-gimana kalau aku operasi supaya tampan?"

"Kamu mau operasi? Uang kamu mana hah! Udah mendingan kamu cari cowok tampan yang kaya raya dari pada mencari wanita takutnya kamu yang jadi ibu rumah tangga dan istri mu yang bekerja!" Ucap davika kejam.

"Kenapa kamu berkata seperti itu? Bukankah dulu kamu sangat bangga menjadi pacar ku?"

"Kita dulu masih kecil po dan tidak mengerti dengan masa depan, dan sekarang aku sadar kalau masa depan ku dengan diri mu akan suram"

"Kamu tidak perlu takut dengan masa depan kita, aku akan rajin belajar agar mudah mencari pekerjaan nanti nya"

"Kapan apo? Lima tahun? Sepuluh tahun? Aku tidak akan mau menunggu selama itu dan jujur saja aku sudah mempunyai pacar yang sangat kaya, tampan dan keren!" Ucap davika jujur dan pergi meninggalkan apo.

Apo hanya terdiam mendengarkan ucapan davika, mengapa cinta nya harus berakhir seperti ini? Dan alasan dia putus juga tidak masuk akal.

Kenapa nasib apo sangat sial, dengan perasaan yang sesak apo kembali ke dalam kelas.

"

"PO!" panggil Jennie teman satu bangku apo.

"Kenapa lu?" Tanya Jennie, sedikit khawatir karena wajah apo yang terlihat sedih berbeda sekali saat dia keluar tadi yang kata nya akan bertemu dengan davika.

"Gue putus" ucap apo lemas, karena Jennie merupakan teman nya dari kecil sekaligus tetangganya apo terbuka saja soal masalah percintaannya.

"WHAT KOK ISOOO!!" Kaget Jennie.

"Ya bisa Jen"

"Coba ceritain apa alasannya davika minta putus?"

"Lu tau sendiri Jen gue miskin makanya dia minta putus" jelas apo.

"Nggak yakin gue karena itu doang dia minta putus" selidik Jennie.

"Yahhh karena dia bilang kita kek lesbi"

Hening...

"BUAHAHAHAHAHA" tawa Jennie meledak, untuk ini jam istirahat sehingga tidak ada murid di dalam kelas.

"malah ketawa lu! Ini gue serius ya!" Kesal apo, gini amat punya teman satu biji.

"Hahaha sorry po tapi emang bener kata davika, lu kalau berdua jalan emang kek lesbi" jujur Jennie.

"Asu ya lu! Lu kagak liat gue punya kontol hah!" Ucap apo kasar, baru aja di putusin karena alasan itu dan sekarang Jennie berkata seperti itu lagi.

"Bukan masalah lu punya burung atau nggak po tapi liat aja body sama muka lu!" Jennie berusaha menjelaskan kenapa banyak orang mengira dia wanita ketimbang laki.

"Muka gue ganteng ya!"

"Dahlah susah emang lu mau percaya nya! Udah mendingan kita ke kantin gue traktir lu biar nggak sakit hati lagi"

"Emang ada duit lu?"

"Kemarin paman gue dateng dan ngasih gue duit"

"Kuy lah Jen! Lu emang sahabat the best gue muachhh"

"Ihh jangan deket-deket po ntar di kira lesbi kita hahaha!"

"Asu lu Jen!"



TBC
Hai author balik lagi bawa cerita mileapo dan semoga kalian suka.

Oke sampai jumpa di chapter selanjutnya
Terima kasih

KimLisa_14

Kok gitu?✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang