Chapter 7

1.7K 110 9
                                        

Happy reading




"Jennie sialan kenapa nggak pakai acara masuk sekolah!" Ucap Apo kesal, saat ini dirinya berada di belakang sekolah karena disaat jam istirahat tidak akan ada murid disini.

Sebenernya hari ini Jennie tidak masuk karena demam, entah itu benar atau tidak karena semalam apo masih bermain bersama Jennie.

"Tidak baik berbicara sendiri"

"WAHHHHHH!" Kaget apo dan hampir melempar makanan ke wajah mile yang tiba-tiba ada di sampingnya.

"Bisakah kamu muncul dengan cara yang wajar! Kau membuat ku hampir kehilangan makanan siang ku juga!" Ucap Apo kesal.

"Apa itu buatan mu?" Tanya mile dan menunjuk makanan sederhana apo yaitu nasi goreng dan telur goreng.

"Ya kenapa? Jika kamu merasa jijik melihat makanan orang miskin maka jangan di lihat"

"Aku ingin memakan itu" apo hampir menjatuhkan rahangnya mendengarkan ucapan mile, apa dia tidak salah dengar? Mile ingin memakan makanan seperti ini, apa dia tidak takut lambungnya akan sakit jika memakan ini.

"Hahaha jangan bercanda ini tidak enak dan juga ini makanan orang miskin"

"Aku belum mencoba nya kenapa kamu bilang seperti itu? Berikan aku mencicipinya maka baru aku tahu itu enak atau tidak" mile mengambil kotak makanan apo, memasukan sesendok besar ke dalam mulut nya.

Mengunyah nya dengan pelan, sambil melihat ekspresi apo yang terlihat menggemaskan di mata mile.

"Jangan membuat ekspresi seperti itu aku bisa khilaf dan memakan mu juga"

"Dasar! Berikan itu, aku baru saja sekali memakannya" apo mengambil kotak makanannya, memakan nasi goreng nya dengan sendok yang sama dengan mile tadi.

"Kita makan menggunakan sendok yang sama secara tidak langsung kamu memakan bekas liur ku"

"Ukhhhh!!" Apo langsung tersedak mendengarkan ucapan itu, mile dengan sigap memberikan apo minuman.

"Aku heran kenapa kamu mudah sekali terkejut dengan ucapan seseorang"

"Apa kamu sudah baikkan?" Tanya mile memastikan apo sudah tidak apa-apa.

"Terima kasih, aku sudah mendingan"

"Sepertinya aku harus masuk ke kelas" belum sempat apo pergi dirinya sudah ditarik oleh mile.

"Jam istirahat masih tinggal 20 menit kenapa kamu ingin masuk ke dalam kelas?" Tanya mile heran, tidak berniat melepaskan genggamannya di tangan apo.

"Hanya ingin ke kelas saja, lagian tidak baik berduaan dengan pacar orang" ucap Apo dan menatap mile.

"Siapa maksud mu?"

"Tentu saja kamu! Bukannya kamu sudah memiliki pacar?"

"Ya aku memiliki pacar dan hampir lupa karena diri mu"

"Apa maksud mu?"

"Aku hampir melupakan pacar ku karena diri mu yang manis ini" mile menarik apo ke dalam pelukannya, memeluk erat pinggang ramping apo.

"Le-lepaskan! Apa yang kamu lakukan bagaimana jika seseorang melihat kita!" Panik apo, diri nya belum siap jika nanti di teror oleh murid di sekolah karena di tuduh menggoda anak pemilik sekolah.

"Hanya membandingkan diri mu dengan pacaran ku, dimana di antara kalian yang memiliki tubuh yang ramping" tangan mile kini turun ke area pantat apo, meremasnya kembali seperti tempo waktu yang lalu.

"Akhhh!! Apa yang kamu lakukan dengan pantat ku!" Apo berusaha mendorong tubuh mile agar melepaskan pelukannya tetapi percuma tenaga apo belum cukup kuat.

Plak....

Akhirnya hanya ini jalan satu-satunya yang bisa dilakukan yaitu menampar mile.

"Jangan lakukan itu! Kamu pikir pantat ku barang gratis yang bisa kamu remas sesuka hati mu! Dasar manusia sialan mesum!" Umpat apo dan pergi dari sana meninggalkan mile yang masih termenung karena tamparan yang baru saja dia terima.

"Selama hidup ku tidak ada yang berani menampar ku dan kini seorang siswa pendek tetapi manis menampar ku"

"Aku semakin menyukainya" ucap mile dan tersenyum, sebenarnya tamparan apo tidak merasa hanya saja dia sedikit kaget tidak menduga kalau apo berani menampar nya.





"Sialan! Aku akan membunuh mu mile mesum!" Gerutu apo tetapi kemudian dia sadar sesuatu.

"Ahhhhhh aku yang akan mati karena sudah menampar mile! Dia pasti akan menyuruh orang tua nya untuk mengeluarkan aku dari sekolah ini!" Kai mulai panik, mulai berpikir bagaimana cara nya dia agar selamat, saat ini yang bisa memberikan dia saran adalah Jennie.

"Lah mana ponsel gue" apo meraba kantong celana nya tetapi kosong dan tetap kosong.

"Masa ilang? Aduhh gimana ini~" apo mau gulung diri aja ke lapangan! Kenapa hari ini dia harus kena sial.





TBC
Oke sampai jumpa di chapter selanjutnya
Terima kasih

KimLisa_14

Kok gitu?✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang