DWTLY #28: Punya Dunia Masing-Masing

187 31 13
                                    

"Ibu beneran gak ada terima alasan apapun" Suara lembut dari hp milik Jinan menggema ke seisi ruangan, ia sedang melakukan panggilan video dengan sang ibu

Jinan menghela nafas karena tahu dirinya tidak akan bisa membantah sang ibu, "Iya..." Dan berakhir hanya mengiyakan pasrah

"Tapi bu, Aleon dari kemaren gak mau keluar kamar kalo bukan buat makan" Jinan masih mau mengupayakan segala cara agar ibunya bisa satu pikiran dengannya

"Ya gimanapun caranya kamu yang pikir, ibu hanya mau minggu depan di acara anniversary perusahaan ayahmu, kamu sama Aleon harus udah baik-baik aja" Tegas sang ibu lagi tanpa mengubah putusannya

Jinan tampak mengangguk kecil sebagai tanda kalau ia mengerti perkataan ibunya, "Nanti diusahain semampu Jinan" Memang mau seperti apapun, kalau lawannya ibu sendiri ujungnya pasti kalah berdebat

"Kalo bisa hari ini"

"Iya bu..." Intinya Jinan hanya bisa pasrah saja

"Lagian ya kamu tuh aneh-aneh loh, kenapa harus ikut minum juga, kalo mau ikut after party gak usah ikut acara minumnya juga, ini loh akibatnya, udah biasa tanggung apa-apa sendiri kan?" Jinan mengangguk polos seperti anak kecil merespons pertanyaan retoris dari sang ibu

Tepat beberapa detik setelahnya, suara pintu terbuka mengalihkan perhatian Jinan dari layar hpnya sehingga gambar yang ditampilkan sedikit bergoyang

Aleon sore ini ternyata keluar dari kamar tanpa perlu dibujuk atau semacamnya, Jinan kembali menatap layar hp setelah memastikan itu benar Aleon

"Ibu, aku matiin ya, ada Aleon" Bisiknya dekat sekali dengan benda elektronik itu agar terdengar oleh sang ibu tapi sebisa mungkin orang disekitarnya tidak mendengar

Telepon pun mati sehingga langsung menampilkan lockscreen hpnya dengan jam menunjukkan pukul empat sore, Jinan lantas berdiri dari kursi pantri dapur dan segera mengejar Aleon yang hendak masuk ke ruang belajar disebrang kamar, membalik tubuh yang lebih pendek langsung menghadapnya

"Le–" Baru ingin protes, Jinan memotong

"Denger gue dulu!" Tekan Jinan sambil secara tak sengaja mengencangkan pegangannya pada pergelangan tangan Aleon saat berucap

"Gue gak tau caranya biar mood lo balik lagi, cuma gue minta seenggaknya sebelom acara anniv ayah, kita gak kayak gini" Jelas Jinan yang memilih berbicara langsung ke intinya

Aleon menautkan alisnya tak mengerti dengan perkataan yang seakan dirinya menyusahkan, "Lo duluan bikin gue makin yakin buat benci lo, stop jadi orang yang cuma peduli perasaan sendiri" Satu hentakan kencang melepaskan genggaman Jinan, meski merasa nyeri karena sangat tiba-tiba

Aleon masuk ke dalam ruang belajar mereka dan buru-buru mengunci pintu sebelum Jinan berkesempatan menahannya

Jinan memejamkan matanya karena pintu yang tertutup tiba-tiba tepat didepannya, ia menghembuskan nafas, dirinya memang menyadari kelakuan bodoh di acara perpisahan angkatan dua hari lalu

***

Hari perpisahan, 14.27 WIB

Segala rangkaian acara yang telah dipersiapkan semaksimal mungkin berjalan dengan baik, sekiranya begitu sampai saat bagian penghujung acara yaitu pementasan drama agak sedikit tercipta suasana panik karena untuk kedua kalinya Kinan belum memunculkan batang hidungnya padahal akan masuk bagian dance alias akhir drama dimana disaat itulah para dancer akan naik panggung

Aleon yang memang termasuk kedalam kepanitiaan sekaligus pengisi drama yang memiliki bagian mengawas di belakang panggung pun beranjak mendekati Jinan yang sedang mondar-mandir gelisah bersama anak dancer lainnya

Difficult Way To Loving You | JichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang