9. Media Play

1.1K 134 9
                                    

Tiana duduk termenung di dekat jendela, memandang kosong ke arah gedung-gedung bertingkat yang berhamburan di sekeliling hotel tempatnya menginap. Segala hal tentang hidupnya berseliweran dalam pikirannya. Keluarga, percintaan, dan karirnya.

Ponsel di tangannya bergetar beberapa kali menandakan bahwa Richy masih mengiriminya balasan. Tiana sendiri bukannya tidak tahu kalau pria itu mulai membaca gelagat aneh dari dirinya.

Tiana pertama kali bertemu dengan Richy saat memasuki tingkat SMA, 11 tahun yang lalu. Pertemanannya dengan pria itu terjalin begitu saja, Tiana sudah lupa bagaimana awalnya. Yang masih teringat, kebersamaan mereka saat itu lambat laun menimbulkan rasa suka pada Richy. Hampir tidak ada pertemanan antar lawan jenis yang murni. Setidaknya, salah satunya pasti ada yang menyimpan rasa. Sialnya, justru Tiana yang lebih dulu menyukai Richy.

Kemudian ketika memasuki kelas 2, kelas mereka kedatangan seorang murid pindahan yang kecantikannya sukses menjadi topik di antara kalangan para murid kala itu. Murid pindahan itu adalah Alena.

Dikarenakan beberapa kali terlibat dalam tugas kelompok, Alena menjadi dekat dengan Richy. Dekat dengan Richy sama artinya menjadi dekat dengan Tiana juga.

Kembali lagi pada teori yang dipercaya oleh Tiana bahwa hampir tidak ada pertemanan yang murni di antara lawan jenis. Jika di antara dirinya dan Richy, dialah yang diam-diam memendam rasa pada pria itu, maka di antara pertemanan Richy dan Alena, Richy lah yang diam-diam menyimpan rasa pada Alena. Dalam hal ini menurut Tiana, Alena lebih beruntung dibanding dirinya.

Tiana bukannya tidak mau menyatakan rasa sukanya pada Richy secara terang-terangan, akan tetapi dia terlalu takut untuk mendengar jawaban Richy. Syukur kalau Richy juga menyukainya. Jika tidak, bisa-bisa pertemanan mereka bisa menjadi canggung dan Tiana tidak mau sampai hal itu terjadi.

Orang tua Tiana sudah meninggal sejak dirinya masih kecil. Karena itulah tantenya berbaik hati merawat dan menyekolahkan Tiana sampai lulus SMA. Setelah lulus SMA, Tiana memberanikan diri untuk berkuliah di kampus yang sama dengan Richy dan Alena bermodalkan uang tabungannya yang dia peroleh dari hasil menjadi model sejak SMA ditambah tabungan yang ditinggalkan oleh mendiang orang tuanya.

Seharusnya kala itu Tiana fokus mengasah bakatnya sebagai model karena dia tidak memiliki minat untuk berkuliah. Namun, dia tidak mau membiarkan Richy dan Alena menang begitu saja. Dia tetap ingin berada di antara dua orang itu karena bagi Tiana, dialah yang pertama kali dekat dengan Richy. Ya, Tiana mengakui pemikiran jahatnya waktu itu.

Meskipun dia dan Richy, bahkan Alena berbeda fakultas, Tiana sudah cukup puas bisa sekampus dengan mereka. Setidaknya dia tidak kehilangan banyak momen dengan Richy.

Setelah melamunkan sedikit kisahnya bersama Richy dan Alena, Tiana beralih pada masa lalunya sebagai model. Ditatapnya sebuah videotron yang menampilkan iklan salah satu produk skincare. Model yang ada di dalam videotron itu adalah Yuki, salah satu dari teman seagensinya dulu.

Banyak orang yang menyayangkan hengkangnya Tiana dari dunia permodelan. Bahkan Richy dan Alena sampai mendatangi Tiana ketika tahu Tiana memutuskan pensiun secara tiba-tiba di awal karirnya. Mereka berdua berkali-kali memastikan bahwa Tiana tidak salah mengambil keputusan karena tidak ada yang tidak tahu bahwa Tiana sangat mencintai profesinya.

Kalau saja Tiana masih melanjutkan karirnya sebagai model sampai sekarang, mungkin saat ini dia tengah berada di puncak karirnya. Sayangnya, Tiana tidak peduli. Pilihannya hanya 2. Berhenti atas kemauannya atau berhenti karena kehancurannya.

Ponsel Tiana bergetar lagi. Kali ini bukan Richy yang mengiriminya pesan, melainkan Savio.

From: Elsavio
Kak Tiana belum mau balik ke Magelang kan?

Tiana tersenyum membaca isi pesan dari Savio. Cowok itu adalah seorang youtuber gaming yang sangat terkenal. Akan tetapi karena tampangnya yang seleb-able, ditambah lagi terkenal sebagai kaum old-money, Savio memiliki banyak penggemar di luar konten gamenya.

Savio tergabung di dalam Elysian Management dan Tiana adalah pendatang baru di manajemen itu terhitung sejak tadi sore ketika dirinya menandatangani kontrak. Dean menawari Tiana jalan keluar dari masalah orang ketiga di antara Diva dan Rega, sekaligus pendongkrakan popularitas melalui Savio.

Menurut Dean, Savio terkenal sebagai laki-laki paling benar dalam dunia selebriti. Cowok itu dianggap bisa menjadi obat penawar bagi desas desus tentang Tiana selama ini. Sepanjang dia berkarir sebagai Youtuber, hanya satu kali Savio pernah berpacaran dan--sekali lagi-- bagi Dean, rasanya akan menjadi topik bombastis jika seorang playgirl macam Tiana dipasangkan dengan seorang good boy seperti Savio.

Salah satu konsekuensinya adalah Savio bisa saja kehilangan banyak penggemar wanitanya, tapi Savio sendiri bilang jika itu tidak masalah karena sejak awal kontennya adalah game dan dia tidak peduli dengan popularitas selain gamenya. Selain itu Masya sempat berbisik bahwa Savio memiliki terlalu banyak uang tanpa harus repot-repot berkecimpung di dunia selebgram atau semacamnya sehingga tentu cowok itu tidak perlu takut kehilangan popularitas.

Sebenarnya Tiana tidak enak hati dan sudah menolak, akan tetapi Dean meyakinkannya berkali-kali bahwa ini adalah salah satu jalan terbaik yang bisa mereka ambil. Savio sendiri juga tidak merasa keberatan jika harus melalukan media play seperti ini meskipun yang dipasangkan dengannya adalah Tiana, selebgram yang terkenal karena sering gonta ganti cowok.

Tiana: besok siang mungkin balik. Kenapa, Sav?

Elsavio: Tadi kata Kak Dean, aku disuruh posting foto berdua sama Kak Tiana.

Tiana meringis membaca chat dari Savio. Selain karena isi pesannya, dia cukup terkesima dengan kesopanan Savio. Memang Tiana tiga tahun lebih tua dibandingkan Savio, tapi di manajemen kan Savio lebih senior. Tiana sampai tidak enak hati menerima perlakuan sebaik ini.

Tiana: oh ya? Untuk apa?

Elsavio: aku yang minta sih. Kalau Kak Tiana yang posting duluan, ntar jadi bahan rujakan netizen lagi wkwk

Tiana: wkwkwk sampai hafal ya kamu. Terus gimana? Mau foto bareng sekarang?

Elsavio: iya kalau Kak Tiana mau balik ke Magelang besok. Soalnya besok aku gak sempat kemana-mana, ada kelas pagi terus lanjut streaming

Tiana: panggilnya Tiana aja ya wkwk. Terus mau ketemu dimana?

Elsavio: eh, gak apa-apa manggil Tiana aja?

Tiana: iya. Gak apa-apa

Elsavio: oke. Terserah Tiana sih mau ketemu dimana

Tiana berpikir keras. Selama ini yang terlintas di benaknya tiap kali mau ketemuan sama pacar-pacar sebelumnya hanya restoran, bar, atau kelab. Tapi dia cukup bisa melihat kalau Savio tidak cocok dengan tempat-tempat seperti itu. Usia Savio memang sudah 23 tahun, kalau dilihat dari fisik dan wajahnya, dia sangat cocok berada di tempat-tempat itu. Tapi dari segi pembawaan bahkan cara bicaranya, Savio terlihat lebih cocok berada di studio gamenya atau di kafe-kafe yang jauh dari kata 'bebas'.

Elsavio: Tia?

Tiana: eh, sorry. Tadi lagi mikir. Bingung juga mau kemana

Elsavio: emangnya kalau lagi ngedate, kamu biasanya kemana?

Tiana: kemana ya... Haha

Elsavio: wkwkwk

Tiana: sorry, Sav. Aku benar-benar clueless. Kalau ke kafe kayaknya terlalu terbuka ya

Elsavio: mau di studioku aja gak?

Tiana: boleh?

Elsavio: boleh. Mau?

Tiana: mau

Elsavio: siap-siap deh. Aku jemput

Tiana: eh, gak usah. Aku kesana naik ojol aja

Elsavio: gak apa-apa. Aku jemput

Tiana menghela nafas. Dia segera beranjak dari tempatnya untuk bersiap-siap.

EternityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang