21. Gloomy Night

1.8K 162 6
                                        

Waktu sudah menunjukkan pukul dua dini hari dan Tiana masih belum bisa terpejam sama sekali. Sedari tadi yang ia lakukan hanya berpindah-pindah posisi di kasur, berharap menemukan sisi yang nyaman untuk tidur. Sayangnya, cara itu tidak efektif sehingga dia memilih menyerah dan meraih ponselnya di atas meja.

Sejak tiba di Magelang, Tiana sama sekali memeriksa ponselnya dan untung saja tidak ada chat yang penting. Dean pasti sudah mengurus semuanya. Masya juga mengirim chat untuk meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja karena para klien mau me-reschedule waktu posting produk yang harus diiklankan Tiana.

Tiana mengecek Tiktok dan Instagramnya dan mendapati banyak DM dari para followersnya yang menanyakan mengapa seharian ini Tiana tidak memposting apapun. Tiana tertawa kecil. Hubungannya dengan para netizen Indonesia sudah seperti love-hate relationship. Jika Tiana memposting sesuatu, pasti ada saja komenan-komenan nyelekit yang bertebaran. Akan tetapi jika Tiana menghilang barang sehari saja, pasti mereka langsung menanyakan keadaan Tiana. Tiana jadi curiga bahwa dirinya dijadikan pelampiasan oleh sebagian orang. Bisa jadi kalau Tiana tidak muncul, mereka jadi tidak punya bahan untuk melampiaskan emosi mereka karena Tiana adalah salah satu seleb yang tidak pernah menggubris hujatan.

Tiba-tiba Tiana teringat akan Savio. Tadi siang Tiana bilang pada cowok itu kalau dia akan menelpon kalau memungkinkan. Saat ini sudah memungkinkan bagi Tiana, tapi bisa jadi Savio sudah tertidur mengingat cowok itu kerjanya hanya kuliah dan game. Malas menebak-nebak, Tiana mencoba mengirimkan pesan untuk 'pacar'nya itu. Yah, walaupun hanya media play tapi Tiana harus menghargai Savio karena cowok itu sudah begitu baik padanya.

To: Elsavio

Udah tidur, Sav?

Tanpa disangka, chat Tiana langsung dibalas. Berarti Savio belum tidur.

Savio : Belum. Beres streaming 30 menit yang lalu. Mau ngobrol?

Tiana : Emangnya kamu belum ngantuk?

Savio : Ngantuk sih, tapi pengen ngobrol dulu sama kamu.

Tiana : Wkwkwk telpon nih?

Tanpa membalas terlebih dahulu chat Tiana, Savio sudah menelpon. Tiana langsung menggeser tanda angkat.

"Hai," sapa Savio dengan suara sedikit serak.

"Hai. Kok suaranya gitu? Udah ngantuk banget ya?"

"Enggak. Tadi sore habis bantuin Papa beres-beres gudang rumah. Aku alergi debu, jadi langsung batuk-batuk deh," jelas Savio.

Tiana terkekeh. Dia tidak bisa menahan rasa gemas tiap kali berbicara pada cowok ini. Savio selalu mengungkapkan sesuatu secara detail seperti anak kecil.

"Gimana di sana? Orang-orang udah pada tidur?" tanya Savio.

"Mungkin belum, tapi semua lagi di kamar masing-masing."

"Kamu dekat banget ya sama mereka," ucap Savio.

"Iya. Udah kenal sejak aku kelas 1 SMA. Mas Fian dan keluarganya baik banget ke aku."

"Aku tau almarhum pasti orang baik. Kalau gak, gak mungkin kamu sesayang ini ke mereka," ujar Savio. Dia lalu berdehem kecil. "Pas kamu kelas 1 SMA, aku umur berapa ya?"

"Hm... kelas 1 SMP? Atau bisa jadi kelas 6 SD?"

Kekehan Savio terdengar. "Aku masih bocil dong ya waktu itu."

"Sekarang pun masih bocil. Kuliah kamu gimana, Sav?"

"Lagi nyusun BAB 4 nih. Mulai males lagi."

EternityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang