EMPAT

54 8 2
                                    

°°°

Angkasa meletakan tubuh Aletta di atas kasur nya. Lalu ia menuju ke lemari baju nya mengambil kaos hitam dan memberikannya ke Aletta.

"Buka Hoodie lo" titah Angkasa dengan datar.

Aletta membelalakkan matanya. "Gila lo! Lo mau ngapain gue sih? Huaaaa jangan perkaos gua dongg" teriak Aletta ketakutan.

Angkasa menghela nafas kasar. "Maksud gua,ganti Hoodie lo dengan baju ini" koreksi Angkasa. Ia tidak mau terlihat seperti cowok mesum dihadapan gadis ini.

Aletta ber 'o' riah. "Dari tadi kek ngomong kayak gitu biar gue gak nuduh lo sebagai cowok mesum" ucap Aletta lalu mengambil baju itu dan pergi kearah kamar mandi yang terletak di pojok kamar itu.

Angkasa mengukir senyum kecil. Ia lalu mengambil kotak P3k di dalam rak lemari nya. Lalu ia bersandar di dinding sebelah kamar mandi dengan tangan yang terlipat didepan dada.

Aletta keluar dari kamar mandi. Baju Angkasa sangat kebesaran di badannya,ia seperti memakai daster.

Angkasa tidak berhenti memandangi Aletta,baru pertamakali ia melihat rambut Aletta di gerai. Aletta memang tidak pernah menggerai rambutnya bila keluar rumah, rambut panjangnya membuatnya selalu merasa gerah itulah sebabnya ia selalu menguncir rambut nya.

Aletta menatap tajam Angkasa. "Ngapain lo ngeliatin gue kayak gitu?!" Bentak Aletta membuat Angkasa terkejut.

Angkasa berdeham sebentar,ia berjalan mendekati Aletta. "Balikin badan lo" titah Angkasa. Aletta hanya menurut saja.

Angkasa menyingkirkan rambut Aletta yang menutupi lukanya. Luka sebesar ini gak ada yang tahu sama sekali?. Angkasa mulai mengobati luka yang ada di punggung dan pundak Aletta, sesekali gadis itu meringis kesakitan.

Angkasa telah selesai mengobati luka Aletta. Ia berdiri di depan Aletta,gadis itu hanya menunduk dan terdengar isakan kecil dari Aletta. Angkasa menangkup kedua pipi Aletta,di tatapnya manik mata yang berwarna hitam terang itu. "Gak usah nangis, sakitnya udah ilang" ucap Angkasa berusaha menenangkan Aletta, tetapi bukan nya tenang, Aletta semakin menangis.

Angkasa membawa Aletta kedalam dekapannya. Aletta memeluk kuat tubuh Angkasa,dari sekian banyak nya orang yang khawatir sama bela,cuman lo sa,yang paling peka. Padahal gue udah sebisa mungkin sembunyiin luka gue,tapi kenapa lo tetap tau?.

°°°

Nathan mengerutkan keningnya saat sudah tahu pelaku dari orang yang sudah menabrak Aletta dan Salsabila. "Dito" ucap Nathan.

Semua inti Tiger mendadak diam. Ya Dito musuh bebuyutan Tiger sudah kembali dari Australia. Aidan mengepalkan tangannya. Ia harus segera memberitahu anggota nya yang lain untuk lebih waspada terhadap sekitar. Dito termasuk lawan yang sangat susah untuk di musnahkan.

"Saran dari gua sih,kita harus nambah inti geng. Kita masih kekurangan satu kekuatan, yaitu kelebihan Aletta" ujar Boby.

Erick mengangguk setuju. "Gue setuju sama Boby. Kita butuh Aletta buat ngalahin Dito, kalian tau kan Dito itu bukan lawan yang mudah. Dan, Aletta juga bukan cewek lemah,dia juga jago bela diri" timpal Erick.

Aidan memikirkan ucapan teman-temannya barusan. Ucapan Erick dan Boby sangat benar, mereka butuh Aletta untuk mengalahkan Dito. Tapi ia takut jika kekasihnya itu akan cemburu jika ada perempuan lain selain dirinya yang bergabung dalam geng mereka.

TIGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang