TUJUH

49 7 3
                                    

"sesakit-sakit nya lo sama dunia,jangan pernah ngelukain diri lo sendiri. Tapi belajarlah dari rasa sakit itu untuk mengubah lo jadi lebih baik lagi. Gue yakin lo bisa" - Angkasa.

°°°

Salsabila telah selesai membersihkan badannya. Sekarang jam menunjukkan pukul 19:43 WIB. Setelah pulang dari panti tadi,ia langsung pulang kerumahnya.

Salsabila duduk di kursi meja belajar nya berniat ingin mengerjakan pekerjaan rumah yang di berikan oleh ibu Santi yang merupakan guru bahasa Indonesia.

Saat sedang mengerjakan tugasnya itu, atensinya beralih ke handphonenya kala mendengar sebuah notifikasi. Dengan cepat Salsabila langsung membalasnya,wajah nya berubah menjadi pucat pasih. Ia tau apa yang akan terjadi kepadanya setelah ini.

Bang Iko: ke kamar gue. Adek bungsu gue yg cantik dan gemes ini harus dapat hadiah karena pulang terlambat kerumah.

Salsabila: tdi pas pulang sekolah,aku ikut temen² buat bagiin nasi kotak ke ank panti

Bang Iko: kenapa ga ksh tau klo ada kegiatan setlh sklh? Gue cpek anjing nyari lo kmna². Handphone gak aktif,ngasih izin jga nggk. Lo tau kan Klo lo itu anak cewek satu² ny.
Gua gak mau tau sekarang ke kamar gua dalam hitungan 3 detik.

Salsabila langsung berlari keluar kamar nya dan langsung membuka kamar abangnya itu yang terletak tepat di samping kamarnya.

Dengan was-was Salsabila mendekati Abang nya yang sedang duduk di balkon kamarnya.

Iko- saudara laki-laki kandung Salsabila. Iko menepuk-nepuk sofa di sampingnya,"duduk" titah Iko.

Salsabila menuruti perintah Iko. Ia pun duduk di samping Iko. Salsabila menunduk,ia takut jika akan dipukuli lagi.

Tanpa aba-aba,Iko langsung menjambak rambut Salsabila. Iko menatap datar adik nya itu. "Bisa nya cuman nyusahin orang." Iko melepaskan Jambakannya.

Salsabila menahan tangis nya. Terkadang dunia tidak adil dengan nya, disaat teman-temannya asik menikmati masa remajanya,ia malah harus menikmati sikap posesif saudara laki-laki nya terhadap dirinya. Ia ingin bebas seperti teman-temannya yang lain.

"Maaf" hanya kalimat itu yang bisa diucapkan oleh Salsabila.

Iko menampar pipi Salsabila membuatnya menoleh kesamping. Sungguh sakit rasanya,ia ingin bebas dari rasa sakit ini. Hanya ada satu keinginan Salsabila sekarang,yaitu bebas dari pengawasan Iko.

"Gue gak butuh kata maaf dari lo" ucap Iko.

"Bela janji gak akan mengulangi kesalahan yang sama" ucap Salsabila.

"Awas kalo lo ulangi lagi kesalahan lo, sebab kalau itu terjadi gue gak tau apa yang akan gue lakuin ke lo. Gue bisa aja rusak badan lo kalau gue mau"

Salsabila terdiam. Sungguh tega abangnya ini jika melakukan hal sekeji itu terhadap adik kandung nya sendiri. Salsabila lalu pergi menuju kamarnya,ia mengunci pintu kamarnya.

Air mata yang sedari tadi ia tahan,kini jatuh tanpa permisi membasahi kedua pipinya. "Gue capek. Gue mau kayak temen-temen gue yang lain,bisa bebas." Salsabila memeluk kedua lututnya menenggelamkan kepalanya di lipatan tangan nya dan menangis tersedu-sedu.

TIGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang