TIGA PULUH

26 4 2
                                    


"Aku harap aku bisa bertahan lebih lama" - Nathan.

°°°

Nathan sudah di tangani oleh dokter yang terkenal di Australia. Geo mengusahakan untuk Nathan agar pulih. Nathan harus bertahan dan dia harus menebus dosa nya selama ini.

Aletta dan Alana duduk disisi ranjang Nathan. Banyak selang yang terpasang di tubuh cowok itu, walaupun kondisinya seperti itu Nathan masih tetap mengumbar senyum hangatnya.

Alana memeluk Nathan dengan erat. "Abang harus sembuh.." lirihnya.

Nathan terkekeh kecil, "doain aja ya"

Aletta memandang sendu Nathan. Jika Nathan tidak ada siapa yang akan melindunginya dari anak-anak Tiger? Siapa yang akan menggendong nya ketika ia lagi manja, siapa juga yang akan menyayangi nya di keluarga.

Nathan mencubit pelan pipi Aletta. "Hei, gak boleh melamun. Sini peluk" tanpa menunggu jawaban dari Aletta, Nathan langsung saja membawa nya kedalam dekapannya.

Kini ketiga saudara itu saling mendekap. Alana tersenyum kepada Aletta.

°°°

Sekarang sudah dua Minggu Nathan berada di rumah sakit. Seluruh keluarganya berada di ruangan Nathan, ingin mengetahui kondisi laki-laki itu.

Dokter yang mengobati Nathan tersenyum. "The condition is much better now, don't forget to always take your medicine on time so you get well soon. You can go back to Indonesia now. I'll stay for a while." Dokter itu memberitahukan bahwa Nathan sudah membaik dan bisa kembali ke Indonesia

Semuanya tersenyum senang, termasuk Nathan. Sekarang Maya dan kedua putrinya mengemasi barang-barang mereka untuk pulang ke Indonesia. Besok Aletta, Alana dan Nathan akan melaksanakan ujian sekolah.

Alana mendorong kursi roda Nathan. Aletta membantu Geo membawa barang-barang mereka.

Maya menggandeng tangan Geo. Kini kedua orang tua mereka sudah sangat bucin satu sama lain. Alana, Aletta dan Nathan hanya tertawa saja.

Aletta mendapatkan notifikasi di handphone nya.

Unknown: selamat Aletta. Btw kayak nya Tiger gak akan pernah bisa maafin lo. haha

Aletta menggeram kesal. Sial. Masalah selalu mendatangi dirinya.

°°°

Sekarang Nathan sudah jauh lebih sehat dari sebelumnya. Ia berjalan ke kelas dengan penuh semangat untuk melaksanakan ujian sekolah. Untungnya selama di Australia di sela-sela waktunya saat melakukan pengobatan ia menyempatkan untuk belajar.

Kelas nya sangat riuh, suara Boby menggema di dalam kelas nya. Lagi-lagi cowok itu menjahili Angkasa.

Angkasa mengambil handphone nya dari Boby, namun Boby menyembunyikan handphone  nya di belakang tubuh nya agar Angkasa sulit mengambil nya .

Boby tersenyum meledek. "Ciee habis di tembak sama Rahel. Kiw cowok Rahel." goda Boby.

Angkasa mengeram kesal, ia langsung merebut handphone nya membuat Boby menggerutu kesal. "Gue masih belum jawab. Gua gak punya rasa sama Rahel. Gua cuman anggap dia sebagai adik gue sendiri, gak lebih. Dan..gua suka sama seseorang" setelah mengatakan itu Angkasa langsung keluar kelas melewati Nathan yang berada di ambang pintu begitu saja.

"Apaan sih, kalau suka sama dek Rahel bilang bang!" ucap Boby dengan nada meledek.

Nathan hanya menggelengkan kepalanya dengan sikap teman-temannya.

Sementara itu ada Erick yang menunduk saja sedari tadi, entah apa yang cowok itu lakukan. Namun Nathan tidak menghiraukan nya, ia duduk di bangkunya dan membaca bukunya agar lancar mengerjakan soal-soal nanti.

°°°

Angkasa berjalan mendesak menuju taman belakang sekolah. Tadi Rahel memintanya untuk menemui nya di taman belakang sekolah sebelum bel masuk berbunyi.

Rahel berdiri membelakangi Angkasa, nampak nya hari ini cewek itu sedikit menandani dirinya agar terlihat cantik di depan Angkasa.

Angkasa perlahan-lahan berjalan mendekati Rahel, setelah merasa sudah agak dekat dengan Rahel, Angkasa memanggil gadis itu. "Hel.."

Rahel segera berbalik ke belakang menghadap Angkasa. Rahel nampak salah tingkah. "Sa..gue mau dengar jawaban lo dari chat gue tadi"

Angkasa mengalihkan pandanganya ke arah lain. Angkasa berdeham singkat. "Hel..gua udah anggap lo sebagai adek gue sendiri. Jadi.."

Belum sempat Angkasa menyelesaikan pembicaraan nya, Rahel sudah memotong nya. Rahel tau ia akan di tolak.

Rahel meremas rok nya, ia menunduk. "Gue udah tau jawabannya, sa.. gue di tolak kan? sial.." Rahel ingin menangis saat ini. Ia malu sekaligus hatinya merasa sakit.

Angkasa memandangi Rahel. "Hel, maaf ya? simpan rasa lo untuk gue buat cowok lo nanti. Cari cowok yang lebih dari gue, ya?"

Rahel hanya mengangguk, nafas nya tercekat. "maaf udah suka sama lo." Ucap Rahel terbata-bata. Tanpa mendengarkan perkataan dari Angkasa, Rahel segera berlari meninggalkan Angkasa sendiri di taman. Ralat, disana juga ada Salsabila dan Nara. Mereka berdua lah yang menyiapkan rencana ini.

TBC.

Sumpah kok ga ke publish si,pdhl tiga Minggu lalu udh di publish😭

Sampai sini dulu yaa

TIGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang