bab 11

4.6K 128 4
                                    

1 bulan kemudian...

Sudah hampir satu bulan Naura dan Aarav berpisah, dan ternyata itu membawa pengaruh besar terhadap Naura. Naura yang tadinya gadis ceria, baik, ramah dan sering memberi tatapan polos itu tiba-tiba berumah menjadi gadis dingin, berwajah datar, serta tatapan matanya yang tajam, setajam silet.

Tapi jika bersama keluarga ia tetap akan menjadi Naura yang ceria, manja, ramah dan polos. Membuat kedua orang tuanya tidak tau akan perubahan Naura jika diluar.

Brummm

Brummm

Brummm

Cittttt

Seperti biasa Naura pasti akan menjadi pusat perhatian warga sekolah, dengan perlahan Naura membuka helem nya dan terurai lah rambut panjang Naura yang sudah berubah warna menjadi warna biru muda, membuat gadis itu bertambah cantik.

GILA, NAURA MAKIN HARI MAKIN CANTIK

RATU BINA SHAKTI NIH BOS SENGGOL DONG

QUEEN BINA SHAKTI EMANG GA ADA LAWAN DEH

CANTIKNYA GA NGOTAK WOI

INI MAH BIDADARI YANG TURUN DARI KAYANGAN

Begitu lah kira pekikan yang Naura dengar, tapi gadis itu stay cool dan tidak perduli terhadap sekitar.

Naura langsung turun dari motornya dan berjalan santai di Koridor sekolah, namun tiba-tiba kedua sahabat nya datang menghampiri Naura.

"Hai Nau," sapa Lisa.

"Iyaa," balas Naura dengan senyum tipisnya.

Febby menepuk pelan pundak Naura, membuat gadis itu menoleh ke arah Febby. "Kenapa?" tanya Febby kepada sahabatnya itu.

Naura menaikan sebelah alisnya bingung, Febby menghela nafas pelan. "Kenapa? Lo lagi ada masalah? Soalnya gue perhatian udah hampir satu bulan sikap lo berubah Nau, kalau lo ada masalah. Lo bisa curhat sama kita, walaupun nanti nya kita ga bisa ngebantu setidaknya bisa ngurangin beban pikiran lo," ujar Febby mengeluarkan unek-unek nya.

Naura tersenyum lembut kepada dua sahabatnya. "Gue gapapa, gue cuman lagi kangen sama seseorang," ujar Naura, membuat kedua sahabatnya bingung.

"Lo lagi deket sama siapa Nau?" tanya Lisa kepo.

"Ada deh, nanti juga kalian tau kok," jawab Naura lalu langsung pergi dari sana meninggalkan kedua sahabatnya yang masih terdiam bengong.

"Ck dasar bocil, main tinggal-tinggal ajah," gerutu Lisa.

Sedangkan Febby hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua sahabatnya.

•••

"Tunggu aku by," ujar seorang pemuda sambil melihat layar monitor yang berada dihadapan nya sambil tersenyum manis, membuat ketampanan pemuda itu bertambah berkali-kali lipat.

Tiba-tiba ada seorang gadis cantik yang menghampiri pemuda tersebut.

"Kak Rav, sudah selesai belum?" tanya gadis cantik itu kepada pemuda yang berada dihadapan nya.

"Sebentar lagi Ay, kau tunggu saja diluar," ujar pemuda itu.

"Oke kak, cepetan ya. Aku tunggu diluar," ujar gadis itu yang mendapat anggukan dari dari pemuda tersebut yang tak lain adalah Aarav.

"Iya Ay sayang," jawab Aarav sambil tersenyum tipis kepada gadis itu, setelah itu gadis tersebut langsung keluar dari ruang kerja milik Aarav.

•••

Kembali ke Jakarta

SMA Bina Shakti

"Selamat pagi anak-anak," sapa seorang guru perempuan, yang baru memasuki kelas milik Naura.

"Pagi bu," balas mereka semua.

"Sebelum pelajaran dimulai, ibu ingin memperkenalkan murid baru kepada kalian," beritahu guru itu membuat kelas seketika ricuh.

"Nak ayok masuk,"

Lalu masuk lah gadis cantik yang juga memakai seragam SMA Bina Shakti, dengan rambut panjang yang digerai berwarna biru tua, sepatu warna putih serta tas hitam kecil.

"Silahkan perkenalkan nama kamu," ujar guru tersebut.

Mubar itu tersenyum tipis. "Perkenalkan nama saya Miska Aurelie, pindahan dari Belanda," perkenalan Miska singkat, lalu tak sengaja matanya melihat kearah gadis cantik yang sibuk dengan buku ditangannya tanpa perduli dengan sekitar.

CANTIK BANGET

GILA DARI BELANDA DONG

CANTIKNYA 11 12  SAMA NAURA INI MAH

NENG JADI PACAR AA YUK

NAMA MAU DIA SAMA LO YANG BURIK

CIH IRI MULU KERJAAN LO

"Suttt udah-udah! Kalian ini kerjaannya ngerusuh mulu," geram guru perempuan itu.

"Perkenalkan nama itu Rena Arsenta, kamu bisa panggil ibu Rena. Ibu ngajar pelajaran b.Indonesia, sekaligus wali kelas kamu sekarang," jelas bu Rena.

Miska menganggukkan kepalanya pelan. "Iya bu,"

"Yaudah sekarang kamu duduk di-"

"Saya mau duduk sama barbie itu bu," ujar Miska memotong ucapan bu Rena sambil menunjuk Naura.

Bu Rena menghela nafas pelan dengan kelakuan murid-murid nya yang kurang akhlak dan sopan santun.

"Nama dia Naura bukan Barbie," jelas bu Rena malas.

"Sama ajah bu, dia mirip barbie," kekeh Miska.

Bu Rena menghela nafas kasar, Lama-lama ia bisa darah tinggi kalau begini.

"Yasudah terserah kamu saja, sekarang silahkan duduk karena pelajaran akan segera dimulai," ujar bu Rena.

"Siap bu," balas Miska lalu berjalan kearah meja Naura, dan langsung duduk disana.

"Hai," sapa Miska ramah dengan senyuman manisnya, membuat siapa saja yang melihatnya akan langsung jatuh ke dalam pesona seorang Miska Aurelie.

Naura menoleh sebentar kearah Miska lalu melanjutkan membaca buku. "Hmm," dehem Naura sebagai balasan.

Miska tidak marah melihat itu, karena ia bukan tipikal orang yang baperan. Yang sedikit-dikit dimasukin ke hati, dikit-dikit dipikirin.

Justru ia malah semakin bersemangat mendekati Naura agar gadis cantik yang mirip barbie itu mau berteman dengannya.

"Nama lo siapa? Kenalin nama gue Miska," bisik Miska karena takut ketahuan oleh gurunya yang sedang mengajar itu, sambil mengulurkan sebelah tangannya.

Naura melihat kearah Miska lalu membalas uluran tangan Miska, "Naura Rhea," balas Naura.

Walaupun ia bersikap dingin dan cuek, tapi ia tetap menerima uluran tangan itu sebagai tanda bahwa ia menghargai gadis yang akan menjadi teman barunya.

Miska tersenyum, kala Naura membalas nya.

"Itu yang dibelakang, jika ingin berkenalan nanti saja ini sedang jam pelajaran," tegur bu Rena.

"Iya bu maaf," jawab Naura.

Sedangkan Miska hanya cengengesan, saat ketahuan oleh bu Rena, niat hati berbisik agar tidak ketahuan, tapi tetap saja mata guru itu sangat jeli, dalam memperhatikan murid-murid nya.

Lalu mereka pun mulai pokus kembali dengan pelajaran yang sedang diterangkan oleh bu Rena.

Walaupun Naura itu pintar dan sudah paham dengan apa yang sedang diterangkan oleh bu Rena, tapi gadis itu tetap memperhatikan sebagai tanda bahwa ia menghargai gurunya.

gadis boneka? (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang