bab 12

4.9K 147 0
                                    

Kringgg

Bel istirahat telah berbunyi dan siswa siswi SMA Bhina Sakti sudah berbondong-bondong untuk menuju kantin, untuk mengisi perut mereka yang sudah keroncongan.

"Woi mau ke kantin ga?" tanya Lisa kepada kedua sahabatnya.

"Mau," jawab Naura singkat.

"Lo mau ikut ga?" tanya Lisa kepada mubar tersebut.

Miska menunjuk dirinya sendiri. "Gue?" tanya nya.

Lisa mengendus kesal. "Ya iya lah elo, yakali jurig," ujar Lisa kesal.

Sedangkan Miska hanya menyengir kuda dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Emang kalian mau berteman sama gue?" tanya Miska tak yakin.

"Kalau gamau ngapain gue ngajak lu ke kantin, bodoh!" maki Lisa yang sudah terlanjur kesal.

"Owh iya sebelum ke kantin, mari kita berkenalan terlebih dahulu," ujar Febby.

"Tadi gue udah perkenalan didepan," ujar Miska.

"Ck tadi kita ga merhatiin pas lo lagi perkenalan," ujar Febby.

"Owh yaudah kenalin nama gue 'Miska Aurelie' gue pindahan dari Belanda. Dan kalian bisa panggil gue Miska," ujar Miska.

"Kalau gue Febby Almaneyra Gafatra, lo bisa panggil gue Febby,"

"Kalau gue Kalisa Azaneya grajeza, gue biasa dipanggil Lisa,"

"Salken, semoga kita bisa berteman baik," ujar Miska dengan senyum manisnya.

"Tentu kenapa tidak," balas Febby.

"Yaudah kalau gitu kita ke kantin yuk. Gue udah laper nih," ujar Lisa sambil mengusap pelan perut ratanya.

Lalu mereka pun berjalan beriringan menuju kantin, disepanjang koridor sekolah banyak sekali yang memperhatikan mereka. Apalagi mereka berempat memiliki paras yang cantik bukan main.

Terutama Naura, gadis itu sudah seperti boneka/barbie hidup. Membuat banyak orang iri dan kagum akan kecantikan yang dimiliki gadis tersebut.

Saat sudah sampai kantin, mereka memilih meja paling pojok, agar tidak terlalu menjadi pusat perhatian, karena itu sangat membuat mereka risih.

"Kalian mau pesan apa? Ketik sendiri ajah nih," ujar Naura sambil menyodorkan ponsel nya, kepada ketiga sahabatnya.

"Loh emang disini sistemnya pake ponsel ya?" tanya Miska bingung.

"Engga, ini khusus buat Naura doang," beritahu Febby.

"Wah hebat," ujar Miska sambil mengacungkan kedua jempolnya.

Sedangkan Naura yang tersenyum tipis menganggapi itu.

Setelah itu mereka mulai memesan apa yang mereka mau.

Tak lama pesanan mereka datang, dan mereka pun langsung memakan makanan masing-masing tanpa banyak bicara.

Saat sedang asik-asik makan, Tiba-tiba datang segerombolan pemuda yang menghampiri mereka.

"Permisi, kita boleh gabung ga? Soalnya tempat yang lain udah penuh, cuman tinggal ini yang tersisa," ujar pemuda itu sopan.

Febby dan Lisa saling pandang seakan sedang berbicara lewat telepati, sedangkan Naura dan Miska sibuk dengan makanan mereka masing-masing.

"Nau," panggil Lisa pelan.

Naura menoleh kearah Lisa, lalu menaikan sebelah alisnya tanda bertanya 'apa'.

Lisa memberi kode lewat mata, Naura menoleh kearah dimana ke 4 pemuda itu berada.

"Terserah kalian" jawab Naura santai lalu melanjutkan acara makanan.

"Duduk ajah kak," ujar Lisa, lalu ke 4 pemuda itupun langsung duduk dibangku yang masih kosong.

"Terimakasih," ujar pemuda yang tadi meminta izin.

"Iya," jawab Lisa singkat, lalu mereka pun melanjutkan acara makanannya yang sempat tertunda.

"Nau lo udah nemuin keberadaan dia?" tanya Febby penasaran.

"Belum," jawab Naura singkat.

"Terus selanjutnya apa yang mau lo lakuin?" tanya Lisa.

"Gatau gue juga bingung, kedepan nya mau kaya gimana," ujar Naura sambil menghela nafas pelan.

"Tapi kalau 𝘥𝘪𝘢 lo udah nemu keberadaan nya?" tanya Febby lagi.

Naura mengangguk pelan. "Udah, tapi sayang nya dia udah pergi jauh ketempat yang bahkan ga bisa gue temui," ujar Naura.

Febby dan Lisa melotot kan matanya kaget. "Kok bisa?" tanya keduanya berbarengan.

Naura mengepal kan tangannya tanda bahwa ia sedang menahan emosi. "Penghianat!" ujar Naura penuh penekanan.

"Sialan! Gue ga nyangka bahwa dia akan bergerak sampai sejauh ini," ujar Febby yang juga sedang menahan emosinya, saat mendengar penuturan Naura.

"Lo tau keberadaan si penghianat itu dimana?" tanya Lisa lagi.

Naura menggelengkan kepalanya. "Dia pintar bersembunyi, tapi gue yakin bahwa gue bisa nemuin dia dan memusnahkan nya!" ujar Naura dengan seringai yang menyeramkan.

Membuat mereka bergidik ngeri saat melihatnya.

"Kita akan akan bantu lo," kata Febby.

Naura tersenyum tipis. "Thanks karena kalian selalu ada buat gue,"

"Iya dong kita kan sahabat sejati lo," ujar Lisa sambil tersenyum manis.

Sedangkan Miska dan ke 4 pemuda itu hanya menyimak obrolan ketiganya, yang tidak mereka mengerti.

"Kalian ngomongin apa sih? Kaya teka teki ajah dah," ujar Miska penasaran.

Febby tersenyum. "Belum saat nya lo tau ini," ujar Febby.

Sedangkan Miska hanya menganggukkan kepalanya mengerti.

"𝘈𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘴? 𝘒𝘰𝘬 𝘨𝘶𝘦 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘱𝘦𝘯𝘢𝘴𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘺𝘢?" batin salah satu pemuda itu bingung+penasaran.

"Ekhem," dehem salah satu dari ke 4 pemuda tersebut.

Para perempuan menoleh ke asal suara, lalu menatap nya.

"Nau lo ga kenal kita?" tanya pemuda tersebut.

"Ga! Dan ga mau tau," ujar Naura acuh.

"Boleh kita kenalan ulang?" tanya pemuda itu.

Naura berpikir sebentar. "Hmm," dehem Naura.

Pemuda itu tersenyum, lalu mulai memperkenalkan dirinya. "Kenalin nama gue Gilang Prajafa Gretava, lo bisa panggil gue Gilang,"

"Gue Arevo Biandra Yertaza, Revo,"

"Kalau gue Bagas Abimanyu jerdana, Bagas,"

"Zelo Andara Reganta, Zelo,"

"Kalian pasti udah tau nama gue," ujar Naura dingin, dan mereka pun hanya mengangguk mengiyakan.

"𝘓𝘰 𝘣𝘦𝘯𝘦𝘳 𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘣𝘢𝘩 𝘕𝘢𝘶," batin Gilang menatap Naura sendu.

"𝘔𝘦𝘯𝘢𝘳𝘪𝘬, 𝘭𝘰 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬 𝘨𝘶𝘦!"



gadis boneka? (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang