Because I miss my mum. Balada tak dapat cuti huhuhu ....
....
Park Wonbin dan Song Eunseok bingung.
Sebagai orang tua, mereka tahu persis Sohee ini diberkati, tidak masuk golongan picky eater yang rawan menguji kesabaran. Empat tahun waktu berlalu bersama Sohee, nyaris tidak ada kendala berarti soal makanan. Sohee anak yang cukup patuh, pengertian, tidak rewel berhadapan dengan daging, sayur, dan buah. Apa pun yang dimasak ibunya bisa dipastikan meluncur aman ke lambungnya hingga Wonbin sebagai ibu merasa telah berhasil menduduki takhta ratu sejagad.
Maklum, bahagianya seorang ibu sederhana saja. Melihat anak tercinta makan dengan lahap, rasa-rasanya sanggup menggusur migrain akibat nominal tagihan listrik, air, hingga cicilan rumah!
Namun, apa-apaan adegan penolakan terhadap paha ayam boneless gemuk berbalut tepung bumbu gurih yang langganan masuk daftar favorit Sohee itu?
"Tidak mau, Mama. Tidak mau ayam."
Kedua orang tuanya makin bingung. Sohee mendadak dramatis siang ini, mendorong piringnya menjauh sambil mimbik-mimbik menahan tangis gemas khas bocah empat tahun.
"Kenapa tidak mau?"
Wonbin bertanya kalem, tidak menunjukkan gelagat bakal mengeluarkan taring atau malah api bersama embusan napas perkara anak menolak makanan. Moda dragon mom-nya masih masuk level dormant. Terakhir aktif mungkin tiga tahun lalu saat Sohee mengalami GTM, masa-masa paling melelahkan bagi Wonbin hingga menangis frustrasi bersama Sohee kerap menjadi penutup hari sekaligus penyebab Eunseok sempat rutin mengonsumsi obat vertigo.
Pengalaman menghadapi GTM nyatanya justru melecut semangat Wonbin untuk menaklukkan dapur. Belajar dari pengalaman, Wonbin rela jungkir balik di dapur yang lebih tepat disebut kawah candradimuka, tempatnya mengasah keterampilan olah kuliner. Jangan tanya berapa ratus resep dari jagat TikTok sampai buku peninggalan nenek moyang yang telah Wonbin recook demi memastikan Sohee merestui makanan masuk ke mulut dan ditelan dengan aman. Mulai dari makanan lokal, Western, bahkan Timur Tengah telah Wonbin uji cobakan di dapur sempitnya. Hasilnya?
Tuhan mungkin berencana menjadikannya kandidat Super Chef berikutnya dalam kompetisi masak-memasak di salah satu stasiun televisi, asalkan penyelenggara tidak mengutamakan ras di atas skill, tentu.
Tidak tersia-sia makanan buatan Wonbin. Sohee selalu lahap seiring pertumbuhannya, sementara Song Eunseok terancam masuk paguyuban bapak-bapak makmur lingkar perut. Tanda-tanda pernikahan bahagia, demikian Eunseok selalu beralasan setiap kali Wonbin mulai mengomentari lingkar perutnya dan membandingkan ukurannya dengan Renjun, istri tetangga sebelah yang tengah hamil anak ketiga.
"Kita hanya punya ini, bulgogi, kimchi, dan sigeumchi namul." Wonbin memberitahu putranya.
"Kalau So-So tidak mau makan ayam, berarti harus makan bulgogi."
Sohee sudah berumur empat tahun. Wonbin bertekad mendisiplinkan anaknya soal makanan. Apa yang ada di meja makan, itulah yang dimakan. Wonbin tidak bersedia memberikan opsi makanan lain demi mengajari Sohee prinsip menghargai makanan yang tersaji di atas meja.
"Tidak mau bulgogi." Air mata Sohee mulai mengalir.
"Bulgogi dari sapi. Tidak mau sapi."
"Ayam tidak mau, sapi tidak mau." Wonbin bertukar pandang dengan suaminya, saling melempar pertanyaan nonverbal.
Ada apa dengan Sohee?
Nalurinya sebagai seorang ibu memandu Wonbin mendekati putranya. Ia tidak keberatan berjongkok di sebelah kursi Sohee demi menyamankan kontak mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherry Blossoms After Error
FanfictionGudang penyimpanan arsip fiksi bujang RIIZE BxB kadang GS! Didominasi Seoknen, CP lain tergantung prakiraan cuaca Silakan baca jika sanggup menahan mual, tidak usah dibawa keluar Wattpad