Hong Seunghan terhitung masih sangat baru di Kwangya Coffee. Tidak banyak yang diketahuinya tentang rekan-rekan kerjanya, termasuk Song Eunseok, barista Kwangya. Tidak heran, cowok yang baru tiga semester kuliah di Korea University ini terbingung-bingung melihat Eunseok izin keluar sebentar pada pukul tiga sore dan kembali hampir setengah jam kemudian dengan balita yang Seunghan kira boneka saking menggemaskannya dia.
Seunghan langsung penasaran melihat balita menggemaskan itu menggelayut manja dalam gendongan Eunseok. Rasa penasarannya makin menjadi setelah melihat langsung bagaimana rekan-rekan kerjanya menyapa si cilik dengan antusias.
"Ini Sohee, anakku."
Song Eunseok berbaik hati mengenalkan si cilik pada Seunghan, satu-satunya yang clueless tentang identitas Sohee. Nada bicaranya kentara benar bangga. Tidak heran, pasalnya Sohee begitu memikat dengan wajah bulat menggemaskan, bulu mata lentik, dan bibir merah jambu mungil yang membangun visual malaikat cilik.
Seunghan harus susah payah menahan diri untuk tidak memekik gemas apalagi menguyel-uyel pipi bakpau Sohee yang bersemu sehat. Demi apa, visual si cilik ini sangat layak masuk teve sebagai bintang iklan!
"Sohee, ayo beri salam pada Kakak Seunghan." Eunseok mengomando anaknya.
Balita bernama Sohee itu tersenyum manis pada Seunghan. Dipandu ayahnya, Sohee mengulurkan tangan seraya mengatakan "Halo, Kakak," dalam aksen cadel khas kanak-kanak Korea.
"Halo, Sohee," Seunghan balas menyapanya ramah.
"Sohee manis sekali, Seonbaenim. Berapa usianya?" tanya Seunghan tanpa bermaksud basa-basi.
"Dua tahun," jawab Eunseok. "Sohee memang manis, soalnya dia ikut ibunya. Ibunya sangat cantik. Sohee mewarisi itu."
Seunghan tidak menangkap kesombongan dalam nada bicara Eunseok. Apa yang disampaikan Eunseok barusan justru murni kekaguman. Otomatis Seunghan kembali dibuat penasaran. Secantik apa ibunya Sohee ini? Melihat visual Sohee, tidak aneh kalau bocah itu memiliki ibu dengan visual menawan. Namun, bagaimana kalau melihat Eunseok?
Seunghan bahkan tidak bisa memprediksi berapa lama seniornya itu tidak mencukur kumis dan jambang. Ditambah gurat-gurat lelah yang kentara dan mata pandanya, Seunghan menduga ibu Sohee pastilah baik hati murni, tidak memandang orang hanya dari luarnya saja.
"Wah, Seonbaenim sangat beruntung, kalau begitu. Kamu punya dua cheonsa* di rumah," Seunghan berkomentar.
*angel
Eunseok terkekeh. "Mungkin di kehidupan sebelumnya aku berjasa menyelamatkan negara, sampai-sampai di kehidupan yang sekarang aku mendapatkan berkat yang luar biasa," dia berkelakar.
Seunghan hanya tertawa garing mendengar kelakar bapak-bapak semacam itu. Belum lama mengenal Eunseok, yang Seunghan tahu lelaki itu jarang bicara dan minim ekspresi. Sungguh di luar ekspektasi mendengar Eunseok melucu.
Hei, tidak cocok dengan kumis dan jambang sangarmu itu, Bung!
Eunseok dan Sohee langsung menarik atensi Seunghan yang terus-menerus mengamati ayah dan anak itu di sela-sela kesibukannya sebagai waiter paruh waktu. Seunghan tidak habis pikir kenapa Eunseok membawa Sohee ke tempat kerja, sementara fasilitas childcare merupakan pilihan terbaik bagi orang tua untuk menitipkan anak-anak mereka selagi mereka sibuk bekerja. Terdorong rasa penasaran, iseng-iseng Seunghan mendekati Eunseok yang tengah berkutat dengan latte art sembari mengawasi Sohee di kursi khusus anak di sudut ruangan, masuk jarak aman dari mesin-mesin.
"Kenapa Seonbaenim membawa Sohee ke tempat kerja? Bukankah Seonbaenim bisa menitipkannya di childcare?" tanya Seunghan begitu dia mendapatkan momen yang tepat untuk bicara dengan Eunseok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherry Blossoms After Error
FanficGudang penyimpanan arsip fiksi bujang RIIZE BxB kadang GS! Didominasi Seoknen, CP lain tergantung prakiraan cuaca Silakan baca jika sanggup menahan mual, tidak usah dibawa keluar Wattpad