Hiburanku saat cuti ...
🤡🤡🤡
Wonbin sudah tidak kaget lagi melihat anak tetangga sebelah bertamu sepagi ini. 7.00; waktu paling krusial bagi emak-emak yang wajib terjun langsung mengurus persiapan anak berangkat sekolah sampai urusan suami berangkat kerja. Berhubung Wonbin pribadi masuk tipe emak-emak yang berhasil menanamkan prinsip sarapan minim ribet, kedatangan anak tetangga sebelah tidak berisiko meningkatkan tekanan darah pagi-pagi. Yang uring-uringan justru suaminya, Song Eunseok, berdampak pada keluhan yang sama. Itu-itu lagi sampai Wonbin hafal di luar kepala.
"Sakuya lagi? Jangan bilang dia mau ikut sarapan lagi di sini? Oh Sion dan Tokuno Yushi itu rutin intermittent fasting atau bagaimana? Santai betul membiarkan anak terlalu sering sarapan di rumah tetangga."
Decakan kecil Wonbin menyambut keluhan Eunseok.
"Kita tidak akan miskin hanya karena berbagi sarapan dengan Sakuya," tegur Wonbin.
"Nih, minum kopi dulu biar tidak kebanyakan ngomel. Setiap Sakuya main pagi-pagi begini, omelanmu kok tidak ganti-ganti. Aku yang dengar sampai bosan." Gantian Wonbin mengeluh. Segelas kopi ditaruhnya di atas meja makan kayu persegi dengan desain sederhana ala Skandinavia, tempat Eunseok menunggu jatah sarapannya.
"Sekali-dua kali wajar, Sayang. Ini bisa tiga-empat kali dalam seminggu. Aku seperti ketambahan anak." Eunseok membela diri.
Wonbin duduk di sebelah Eunseok.
"Astaga, Song Eunseok! Kita hanya berbagi semangkuk sereal, dua lembar roti, paling mewah spageti panggang atau nasi goreng kimci kalau aku sedang tidak malas masak. Lagipula Yushi rajin mengirim makanan ke sini sebagai tanda terima kasih. Kalau bukan berkat kiriman makanan dari Yushi, Kak Renjun, atau Tante Shura, Sohee tidak bakal sering-sering makan makanan mewah. Jangan terlalu perhitungan, lah."
"Sayang, maksud--"
"Mama! Mama!"
Kalimat Eunseok terputus. Heboh suara Sohee dan riang gonggongan anjing berkejaran menuju dapur yang difungsikan sebagai ruang makan sekaligus. Dua bocah menggemaskan berlari-lari ke dapur. Sohee yang menggendong seekor bichon frise betina sampai lebih dulu, tergelak-gelak melihat rekannya kalah cepat.
"Yeaay! Aku dan Sally menang!" Sohee bersorak puas.
"Huu Sohee curang! Sakuya 'kan tidak bisa lari cepat. Kenapa ajak Sakuya lomba lari?" Sakuya si anak tetangga sebelah terengah-engah.
"Kamu memang perlu diet, Nak," Eunseok berkomentar. Lirih, hanya saja cubitan Wonbin di lengan kirinya membuktikan seberapa tajam pendengaran istrinya ini.
"Sohee, kenapa lari-lari? Ini di rumah bukan di lapangan," Wonbin menegur putranya.
"Kasihan tuh Sakuya. Sakuya, ayo minum dulu. Aku buatkan jus semangka." Ramah Wonbin menawari tamu kecilnya, tidak lupa menunjuk salah satu gelas berisi cairan merah terang di atas meja.
"Jus semangka!" Sakuya langsung berbinar. "Terima kasih, Mama Sohee! Nanti Sakuya bilang ke Mama Sakuya. Mama Sohee baik sekali, membuatkan Sakuya jus semangka!"
Anak itu ceria, terlihat menggemaskan dengan tubuh gemuk dan pipi serupa balon. Sikap Sakuya santai macam di rumah sendiri. Ia tidak segan menarik kursi di hadapan Wonbin. Asyik meneguk jatah jus semangkanya tanpa disilakan dua kali, tidak menyadari tatapan tidak rela yang dilayangkan Eunseok kepadanya.
"Mama," Sohee memanggil ibunya.
"Kata Sakuya, Sally buat kita saja," kata Sohee riang. Anjing bichon frise bernama Sally di gendongannya menggonggong gembira seolah menyambut baik ide ganti pemilik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherry Blossoms After Error
FanfictionGudang penyimpanan arsip fiksi bujang RIIZE BxB kadang GS! Didominasi Seoknen, CP lain tergantung prakiraan cuaca Silakan baca jika sanggup menahan mual, tidak usah dibawa keluar Wattpad