Petunjuk nama-nama
Widiarti (Park Wonbin)
Yolanthe Suzanne Toorop (Tokuno Yushi)
Sion Oostendorp (Oh Sion)
Edi Koesoemadinata (Song Eunseok)
Ingrid Kimmels Hanssen (Kim Donghyun/Leehan)
Rieke Scholtz Kildkamp (Shen Quanrui/Ricky)
Sobarna (Lee Sohee)
C.C.L Jueerdens/Stijn (Jung Sungchan).
.
."Selama NIROM¹ belum mengumumkan apa pun, tidak ada urgensi meninggalkan Bandoeng! Sudah saya bilang, jangan mendengarkan istri Hanssen atau istri Kildkamp. Kumpulan tukang gosip tidak patut kamu jadikan kawan. Lihat, mereka mulai berhasil meracuni otakmu!"
"Sion, kamu terlalu naif. Semua orang tahu de Japanners bertambah brutal belakangan ini. Bahkan semua bedinde di Dagostraat sudah tahu mereka sedang mengamuk di Kalidjati."
"Kecuali Ter Poorten² atau Tjarda³ sendiri yang mengimbau, baru kita pergi mengungsi. Kamu pikir Ter Poorten dan KNIL⁴ tidak bisa? Dengar, Yola. Lusa masuk musim panen. Saya perlu memastikan semuanya berjalan lancar dan memenuhi target. Kamu cukup diam di rumah dan mengikuti saran saya. Bergaul dengan istri Klanderman lebih baik. Dah, kamu."
Barangkali jalan pikiran tuan majikannya terlalu ajaib atau mungkin Widiarti sendiri meragukan kapabilitas Jenderal Ter Poorten dan laskar KNIL-nya yang disebut-sebut Tuan Sion Oostendorp--majikannya itu--barusan, sebelum entakan pantofel Bally andalan sang majikan di atas lantai marmer beranjak sayup-sayup bersama suara baritonnya yang beraksen Limburg. Widiarti--bermodalkan kemampuan berbahasa Belanda-nya yang bisa diadu dengan lulusan MULO⁵--hanya bisa memastikan satu hal: Nyonya Yolanthe tidak baik-baik saja. Deru mesin mobil Tuan Sion punya andil besar menamatkan rona di wajah selembut Madonna milik kanvas maestro renaisans.
Babak kelesah Nyonya Yolanthe tersisih dari skala prioritas Tuan Sion. Memilih memenangkan egonya, Tuan Sion bersiteguh menghadiri jamuan makan malam di Hotel Homann atas nama agenda sosialisasi. Tidak menutup kemungkinan ia bakal bergeser ke lantai dansa gedung Sociëteit Concordia selepas makan malam nanti--seperti yang sudah-sudah. Bagaimanapun tuan majikannya menggenggam hak kepemilikan atas dua pertiga dari keseluruhan lahan teh yang menghampar di bumi Priangan. 24 jam ada kalanya kurang jika menyangkut urusan bisnis, sedangkan istrinya yang kesepian semakin terasing dalam rumah paling megah di Dagostraat.
Yolanthe Suzanne Toorop tidak menyukai Bandoeng. Hawa dingin gementee⁶ ini mengisi urutan pertama daftar musuh bebuyutannya sejak pindah ke bumi Preanger. Hampir setiap hari ia mengeluhkan suhu udara dan penolakan Tuan Sion untuk memasang perapian di kamar mereka yang menempati ruang paling luas seantero Dagostraat nomor 10. Bukan semata-mata karena ia lahir dan besar di kota pelabuhan semacam Semarang. Nyonya Yolanthe tidak seberuntung orang-orang Belanda pada umumnya yang berkarunia fitur toleransi tinggi terhadap hawa dingin. Kekurangannya bercokol pada alergi dingin, sangat anomali untuk standar Belanda totok. Sebab itulah karakter minder Nyonya Yolanthe tertanam sejak belia. Sehari-hari ia harus mengenakan jaket atau ruam bakal menggelar pentas di kulitnya yang seputih pualam.
Nyonya yang tidak tahan dingin itu lebih senang tinggal di rumah alih-alih bepergian seperti nyonya-nyonya Belanda kebanyakan. Kecuali gereja dan lokasi hajat yang wajib disambanginya dalam rangka menjalankan peran sebagai istri Sion Oostendorp, Nyonya Yolanthe ogah meluangkan waktunya untuk sekadar menikmati kudapan andalan Maison Bogerijen di Bragaweg--tempat andalan nyonya-nyonya Belanda bertukar informasi--bergosip. Sementara nyonya-nyonya Belanda lain bersenang hati menikmati gemerlap Parijs van Java⁷, menonton opera dan dansa di soos⁸ minimal seminggu sekali, tumpukan buku-buku berbahasa Belanda dan Jerman yang dikirim khusus dari Semarang dan Batavia mengambil alih minat Nyonya Yolanthe di balik tembok Dagostraat nomor 10. Jarak ia gelar waspada terhadap dunia luar sehingga lingkup pertemanannya sangat sempit. Hampir-hampir tidak tertembus, menyisakan nama Ingrid Kimmels Hanssen dan Rieke Scholtz Kildkamp, dua pengunjung tetap Dagostraat nomor 10 sejak kepindahan Nyonya Yolanthe ke Bandoeng Agustus tahun lalu. Mereka berdualah yang menurut Widiarti lulus uji kelayakan teman dari nyonya majikannya, dua orang yang memenangkan kepercayaan Nyonya Yolanthe. Widiarti tahu pasti, hanya kepada merekalah Nyonya Yolanthe berkenan membuka diri, tidak hirau terhadap kritik pedas Tuan Sion tentang istri Hanssen--Ingrid--dan istri Kildkamp--Rieke.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherry Blossoms After Error
FanfictionGudang penyimpanan arsip fiksi bujang RIIZE BxB kadang GS! Didominasi Seoknen, CP lain tergantung prakiraan cuaca Silakan baca jika sanggup menahan mual, tidak usah dibawa keluar Wattpad