Karena Hinata

681 90 12
                                    

Naruhina canon story.

After the war.
Naruto milik Masashi Kishimoto.

.

.

🌷🌷🌷🌷

"Setiap kali Hinata tersenyum dan mendukungku, rasanya aku bisa menghadapi apa pun. Bukan hanya menjadi lebih kuat, tapi juga berusaha lebih keras—semuanya karena dia percaya padaku."
________


"Aku tidak ingin kembali ke sana," rengek Naruto, wajahnya ditekuk lesu. Ia menatap kosong piring makan yang sudah kosong.

Hinata mengerutkan keningnya, khawatir. "Kenapa, Naruto-kun? Apa yang membuatmu tidak semangat?"

Naruto tidak menjawab. Pemuda itu tetap menekuk wajahnya.

Hinata tersenyum lembut. "Aku mengerti, belajar memang tidak selalu menyenangkan. Tapi, coba pikirkan, Naruto-kun. Semua ilmu yang kamu pelajari sekarang akan sangat berguna nanti, saat kamu menjadi Hokage."

Naruto mendengus. "Tapi kan itu nanti. Aku tidak ingin melakukannya sekarang!"

Hinata menatap mata Naruto dengan serius. "Naruto-kun, menjadi Hokage bukan hanya tentang kekuatan fisik, tapi juga kecerdasan. Seorang Hokage harus bisa memimpin desa, membuat keputusan yang bijak, dan menyelesaikan masalah yang rumit. Semua itu membutuhkan pengetahuan yang luas."

Naruto terdiam, pikirannya mulai merenung. Hinata benar, jika ingin menjadi Hokage, ia harus belajar dengan giat. Namun, tetap saja dia tidak bisa!

"Aku akan membantumu belajar, Naruto-kun," ujar Hinata, suaranya penuh semangat. "Kita bisa belajar bersama. Kamu hanya perlu mencatat bagian penting yang kamu pelajari hari ini, dan jika masih ada bagian yang belum kamu pahami, aku akan membantu. Aku yakin kamu bisa melakukannya."

Naruto tersenyum tipis. "Benarkah? Kamu tidak akan bosan denganku?" Dia agak ragu. Karena jika begitu mereka punya lebih banyak waktu untuk bertemu. Dia senang tentu saja, tetapi bagaimana dengan Hinata.

Dia teringat apa yang Iruka katakan, jika dipikir kembali memang benar, Hinata pasti sangat sibuk. Hanya karena orang-orang masih sibuk membangun karena itu dia punya sedikit waktu luang.

Saat semuanya selesai mereka pasti akan jarang bertemu karena kesibukan masing-masing. Membayangkannya membuat Naruto sedikit tak rela.

Tetapi Hinata menggeleng dengan tegas. "Tentu saja tidak. Aku selalu senang bersamamu."

Naruto tersenyum. Hatinya menghangat. Tanpa sadar pipinya bersemu. "Yosh!" Dia mengepalkan tangannya dengan semangat. "Kalau begitu, aku akan berusaha sekuat tenaga!"

Naruto, dia hanya tidak ingin terlihat buruk. Hinata bilang dia tidak keren karena terlalu banyak mengeluh. Jika dipikir-pikir dia benar.

Karena itu mulai sekarang dia akan berusaha dengan sekuat tenaga agar tidak membuat Hinata kecewa. Lagipula Hinata akan membantunya, jika ada sesuatu yang tidak dia pahami.

Walaupun dia yakin, dia tidak akan memahami apapun. Tetapi dia akan mencobanya.

"Hinata ...."

[10] Sayonara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang