Momen Tenang

828 106 18
                                    

Naruhina canon story.
After the war.
Naruto milik Masashi Kishimoto.

.

.

🌷🌷🌷

"Ketika perang berakhir, bukan hanya luka yang sembuh; hati juga mulai belajar menyembuhkan dirinya sendiri, satu senyuman pada satu waktu."

______

"Mau kemana Hinata?" Hiashi memanggil putri sulungnya yang hendak keluar rumah pagi-pagi sekali. Perang baru saja berakhir dan dia terlihat sangat sibuk.

"Otou-sama." Hinata agak terkejut, dia lekas membungkuk hormat. "Aku ingin pergi ke rumah sakit," jawabnya setelah menegakkan tubuhnya kembali.

"Menjenguk Uzumaki?" Hiashi menebak sambil mengangkat salah satu alisnya.

Hinata tersipu, malu.  "S-Sebenarnya aku ditugaskan merawat Naruto-kun karena Konoha kekurangan tenaga medis. Pasien korban perang sangat banyak jadi—" Hinata tercekat sambil memperhatikan ekspresi ayahnya tetapi pria paruh baya itu menyela lebih dulu.

"Baiklah. Tetapi kamu juga harus menjaga kondisimu. Setelah semua pembangunan ini selesai, kamu akan menjadi sedikit sibuk disini."

Hinata mengangguk mengerti. "Terimakasih otou-sama."

🌷🌷🌷

Hinata berjalan dengan ceria memasuki rumah sakit. Dia bertemu Shizune dan Tsunade di lorong dan mereka menyapanya dengan hangat. Tsunade sempat berpesan untuk menghajar Naruto jika dia bertingkah keras kepala dan Hinata hanya terkekeh sebagai balasan.

Dia mengetuk pintu sebentar sebelum membukanya. Hari ini dia lebih tenang. Tidak segugup kemarin. Dia sudah cukup mempersiapkan diri.

"Ohayō Naruto-kun." Hinata menyapa dengan jantung yang berdegup pelan.

"Oh Hinata, Ohayō!" Naruto menyambutnya dengan senyum cerah. Dia terlihat sangat bersemangat seperti biasanya.

Hinata mendekat dan meletakkan bento yang dia bawa di atas nakas. "Apa kamu sudah mengganti perbannya?" Dia menatap Naruto.

Naruto menggeleng. "Belum. Kamu kan baru saja datang."

Hinata mengangguk kecil. "Aku pikir seseorang sudah menggantinya sebelum aku datang." Jari-jarinya bergerak membuka perban yang melilit lengan kanan Naruto dengan hati-hati.

"Siapa yang mau menggantinya, semua orang sedang sibuk. Sakura-chan juga," ucap Naruto santai. Mata birunya mengikuti gerakan tangan Hinata yang menari indah di lengannya.

Hinata melirik wajah Naruto sebentar, memperhatikan ekspresi wajahnya yang terlihat tenang. "Kamu yakin baik-baik saja?" Tanyanya ragu.

"Ya, lukanya tidak sakit lagi -ttebayo!" jawab Naruto santai.

Hinata mengangguk kecil, kemudian tersenyum geli. "Tapi maksudku bukan itu."

Naruto menatap Hinata dengan kening berkerut dalam. Dia bingung.

"Tentang Sakura-san ..." Hinata melanjutkan dengan sedikit ragu sedangkan Naruto tersenyum seperti biasa. Terlihat ringan, dia bahkan mengangkat bahunya acuh.

[10] Sayonara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang