Terluka Namun Dihargai

857 103 19
                                    

Naruhina canon story.

After the war.
Naruto milik Masashi Kishimoto.

.

.

🌷🌷🌷🌷

"Terkadang, yang paling menyembuhkan bukanlah obat, melainkan kehadiran seseorang yang peduli dan cinta yang tulus."
______

Sakura mengibaskan tangannya kesal, menyingkirkan kain yang menutupi Naruto.

"Naruto!" teriaknya, suaranya meninggi. "Apa yang kau lakukan? Kenapa kau tidak menjawab panggilan ku?"

Naruto meringkuk di tempat tidur, tubuhnya menggigil. Sakura segera menghampiri dan meletakkan tangannya di dahi Naruto. "Astaga, kau panas sekali!" ucapnya khawatir. "Apa yang sudah kau lakukan, hah?"

Naruto mengerang pelan, matanya terpejam. "Aku hanya sedikit tidak enak badan, Sakura-chan," jawabnya lemah.

"Hanya sedikit? Lihatlah dirimu!" Sakura menunjuk-nunjuk Naruto dengan jari telunjuknya. "Ini semua karena kau terlalu keras kepala! Sudah kubilang jangan terlalu memaksakan diri, tapi kau tidak pernah mau mendengarkan!"

Naruto menghela nafas panjang. "Kepala ku pusing Sakura-chan. Jika kau datang hanya untuk mengomel maka pergilah -ttebayo!"

Perempatan siku muncul di keningnya dan mata Sakura berkilat marah dengan wajah memerah. Tak lama dia bercakar pinggang dan membuang nafas kasar, lalu mendengus. "Dasar keras kepala!"

Naruto memejamkan matanya erat-erat. Berpura-pura tuli lebih baik. Kepalanya sudah cukup pusing dan dia tidak ingin menjadi semakin pusing karena mendengar omelan sahabatnya itu. Di dalam hatinya, dia berdoa agar Sakura segera pergi dari sana.

🌷🌷🌷

"Selamat pagi!" Senyum cerah Hinata memudar saat matanya menangkap kekacauan di dalam kamar Naruto. Dia mendekat ke ranjang dengan pandangan khawatir. "Sakura-san ada apa?"

Sakura menunjuk ke arah Naruto yang masih terkulai lemas di atas kasur. "Si bodoh ini demam tinggi, Hinata. Lihat saja, badannya panas sekali." Jari telunjuknya menunjuk ke arah dahi Naruto.

Hinata langsung menghampiri Naruto dengan hati-hati dan menyentuh keningnya. Wajahnya langsung berubah cemas. "Astaga, Naruto-kun! Ini pasti karena semalam." Hinata memandang Sakura dengan perasaan bersalah. "Maafkan aku Sakura-san. Seharusnya aku tidak mengajak Naruto-kun kemarin, dan berakhir kehujanan."

Sakura menghela nafas panjang. "Sudahlah jangan dipikirkan. Tolong temani dia ya Hinata, aku akan mengambil obatnya."

Hinata mengangguk dan membiarkan Sakura pergi.

🌷🌷🌷

Hinata menatap Naruto sedih. Dengan lembut dia mengusap rambutnya. "Naruto-kun, tidur dengan benar," ucapnya lirih.

Naruto menggeliat pelan, mencoba mencari posisi yang lebih nyaman. Hinata tersenyum tipis lalu membantunya memperbaiki posisi tidur. Selimut tebal ia selipkan hingga ke dagu Naruto. "Masih kedinginan?"

Naruto hanya menggeleng kecil sebagai jawaban. Hinata tersenyum. "Tunggu sebentar ya." Dia segera keluar kamar dan kembali dengan membawa sebuah baskom berisi air hangat dan handuk kecil.

Dengan lembut, dia mengompres kening Naruto. "Semoga demamnya cepat turun," gumamnya. "Aku lupa membawa termometer, tapi kurasa demamnya masih cukup tinggi."

[10] Sayonara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang