Di Hadapanmu untuk Pertama Kalinya

769 83 22
                                    

Naruhina canon story.

After the war.
Naruto milik Masashi Kishimoto.

.

.

🌷🌷🌷🌷

Rasanya seperti matahari pagi yang menyapa. Setelah sekian lama mengamatimu dari jauh, kini kau ada di hadapanku. Semua terasa begitu hangat dan sempurna."
________

“Astaga, Naruto baka! Dari mana saja kau?!” suara keras Sakura menggema di lorong rumah sakit, mengejutkan para perawat yang lewat. Dia berlari mengejar Naruto, yang berjalan lesu menuju kamar rawatnya. Operasinya baru saja selesai, dan dalam hitungan menit setelah ditinggalkan sendirian, lelaki itu entah bagaimana menghilang begitu saja.

Naruto terus berjalan tanpa menoleh, wajahnya tampak kosong, beban berat seolah membayang di setiap langkahnya. Dia melewati Sakura tanpa sepatah kata pun, seolah tak mendengar amarahnya yang meledak-ledak.

Sakura mengerutkan kening, terkejut dengan sikap acuh Naruto. “Hei, kau mendengar aku bicara, kan?!” suaranya masih penuh kemarahan, tapi kini lebih mengandung rasa penasaran. Dia berbalik, menatap punggung Naruto yang kini berdiri diam di depan pintu kamarnya, tangan terulur, siap menarik gagang pintu.

Naruto berhenti sejenak. Suaranya pelan, penuh kelelahan. “Maafkan aku, Sakura-chan. Aku tidak akan pergi ke mana-mana lagi.” Setelah mengucapkan itu, dia membuka pintu dan masuk ke kamar tanpa menoleh.

Sakura semakin heran. Tatapan marahnya perlahan memudar, digantikan dengan kekhawatiran yang menggerogoti. Tanpa berpikir panjang, dia mengikuti Naruto masuk ke kamar. Di sana, dia melihatnya sudah terbaring di tempat tidur, tubuhnya dibungkus selimut hingga hampir menutupi wajahnya.

Sakura mendekat, kali ini dengan nada suara yang lebih lembut. “Terjadi sesuatu, Naruto? Kau... terlihat tidak seperti biasanya,” tanyanya penuh kekhawatiran.

Naruto hanya memalingkan wajah, suaranya terdengar lelah dan jauh. “Tidak. Aku hanya ingin tidur, Sakura-chan. Tolong, jangan ganggu aku.”

Sakura diam, menatap Naruto yang terlihat begitu berbeda. Ada sesuatu yang mengganggunya, tapi dia memilih tidak memaksa. "Baiklah," gumamnya pelan, lalu berbalik meninggalkan ruangan. Namun, rasa khawatir itu tetap mengendap di hatinya.

🌷🌷🌷

Sore itu, Konoha terlihat hidup dan ramai seperti biasanya. Langit yang memerah dengan semburat jingga menghiasi cakrawala, menciptakan suasana damai meskipun aktivitas desa tetap berjalan dinamis. Suara riuh rendah para penduduk yang hilir-mudik di jalan-jalan tak bisa menyembunyikan ketenangan alam saat senja turun perlahan.

Di kediaman Hyuga, situasi tak jauh berbeda. Meski lebih tenang dan tertata, aktivitas di dalam mansion tetap terasa sibuk. Di ruang tamu yang luas namun intim, para petinggi klan Hyuga duduk dengan anggun di sekitar meja rendah, menatap dengan penuh perhatian ke arah tamu yang berada di depan mereka.

Hiashi, dengan sikap yang tenang dan penuh wibawa, memimpin pertemuan itu. Mata kelabunya yang tajam menatap lurus ke depan, langsung bertemu dengan sepasang mata biru yang tak kalah tenang. Pemuda itu duduk di samping Rokudaime Hokage, Kakashi, yang mengenakan masker khasnya dan memancarkan aura ketenangan yang sudah lama dikenal.

[10] Sayonara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang