[10] Sayonara

Sebuah Kisah Rasa dan Pengertian

Naruhina canon story.

After the war.
Naruto milik Masashi Kishimoto.

.

.

🌷🌷🌷🌷

"Terkadang, aku tidak memahami banyak hal, tapi satu yang kutahu pasti: bersamamu membuatku merasa lebih dari sekadar aku." – Naruto
__________

Matahari perlahan turun dari tahta. Langit jingga yang indah adalah tanda yang tercipta ketika bulan dan matahari hendak bertukar tempat.

Naruto berjalan keluar dari ruang belajarnya dengan lesu, helaan nafas berat mengudara. Dia merasa sangat lelah dengan waktu belajarnya yang terlalu overdosis. Kepalanya berasap dan otaknya mungkin sudah terbakar hangus.

“Kau harus semangat Naruto!” Iruka menepuk bahu muridnya, memberi semangat.

Bahu Naruto kian merosot, kembali dia menghembuskan nafas berat.

“Kau tidak punya janji dengan Hinata hari ini?” tanya Iruka penasaran, selama ini ketika kegiatan belajar mereka selesai Naruto akan langsung berlari mencari Hinata, dan berakhir berduaan sampai malam.

Kontan perkataan dari Iruka membuat bahu Naruto terangkat. Dia  menghirup udara sebanyak mungkin ke dadanya lalu menghembuskannya lagi.

“Yosh ….” Naruto mengepalkan tangannya dengan semangat ke atas. “Aku pergi dulu sensei!” pamitnya, kemudian hendak pergi.

Baru saja Naruto akan melangkah suara Iruka kembali membuatnya berhenti.

“Jika kau senggang ayo ke Ichiraku,” tawarnya. Dia pikir jika dia tidak punya janji dengan siapapun, maka akan lebih baik jika dia mengajaknya makan bersama. Setelah sekian lama mereka tidak pernah melakukannya lagi.

Naruto menggeleng. “Tidak -ttebayo. Iruka sensei pergi sendiri saja, aku akan pergi dengan Hinata. Sampai jumpa.” Dia langsung berlari secepat kilat meninggalkan Iruka yang menggeleng tak habis pikir. Kemudian pria itu tersenyum bangga. ‘Sepertinya dia telah menemukan seseorang yang tepat.’

🌷🌷🌷

“Naruto-sama?”

Kou memandang Naruto dengan pandangan bingung. Dalam hati dia bertanya-tanya apa yang pemuda itu lakukan disini.

Naruto tersenyum lebar. “Apa Hinata ada? Aku ingin bertemu dengannya.” Dia menyampaikan niatnya tanpa basa-basi.

Kou menganggukkan kepalanya mengerti. “Nona Hinata berada di dalam. Tunggu sebentar akan saya panggilkan.”

Setelahnya Kou langsung berjalan masuk untuk memanggil Hinata, meninggalkan Naruto di sana.

🌷🌷🌷

“Naruto-kun?”

Naruto melebarkan senyumnya ketika mata birunya menemukan Hinata melangkah mendekat padanya.

Agaknya dia terpaku dengan perubahan yang tiba-tiba. Hinata, gadis itu tidak menggunakan pakaiannya yang seperti biasa, justru sebuah kimono berwarna ungu muda polos, yang kini tengah dikenakan.

Rambutnya disanggul ke atas, terlihat anggun.

Cantik.

Naruto tidak bisa menahan binar kekaguman dimatanya. Hinata benar-benar seorang putri, pikirnya.