Keputusan di Tengah Keraguan

721 80 20
                                    

Naruhina canon story.

After the war.
Naruto milik Masashi Kishimoto.

.

.

🌷🌷🌷🌷

"Jika dia sungguh menjauh... apakah aku bisa bertahan? Kenapa rasa takut ini begitu menghimpit, seolah aku akan kehilangan sesuatu yang lebih dari sekadar seorang teman?" — Naruto
__________

Dia tidak datang?

Sejauh matanya memandang dan menilik kondisi disekitarnya, pertanyaan itu kembali terbesit ke dalam kepala.

Setiap pintu ruangan Operasi terbuka, dia berharap matanya menemukannya berada disana.

"Apa Hinata tidak datang?"

Akhirnya setelah lama menahan diri untuk tidak bertanya kepada Sakura yang sedang sibuk menyiapkan berbagai keperluan operasi di samping ranjangnya, rasa penasaran berhasil menurunkan egonya.

Tanpa mengangkat kepala atau sekedar bertatap mata dengan lawan bicara, Sakura menjawab. "Untuk apa dia datang? Aku dan Tsunade shizou yang akan melakukan operasi." Terlalu masuk akal hingga berhasil memukul telak hati kecil lawan bicaranya.

Naruto mengangguk pelan tanda dia mengerti. Walau dadanya tiba-tiba terasa sesak.

Benar. Kenapa dia harus datang?

Lagipula tidak sepenting itu.

Naruto menarik nafas panjang. Mencoba mengurangi rasa sesak yang menghimpit dadanya.

Sakura melirik sebentar ke arahnya, lalu kembali menurunkan pandangannya. "Kau menyakiti Hinata, Naruto."

Kalimat Sakura itu seperti pukulan telak di dadanya. Naruto tersentak, pandangannya mengikuti setiap gerakan Sakura. Dadanya bergemuruh, jantungnya berdebar kencang seolah ingin keluar dari rongganya.

"Apa maksudmu?" tanya Naruto, suaranya serak. Dia tidak bisa menyembunyikan keterkejutan dan rasa sakit yang mendadak menyerangnya.

Sakura menyelesaikan pekerjaannya, lalu berdiri menghadap Naruto dengan tatapan serius. "Tidakkah kau mengerti? Sikapmu selama ini telah membuat semua orang salah paham, termasuk Hinata. Kemarin, Hinata mendengar semua percakapanmu dengan Sasuke-kun. Kau bilang kalian hanya teman setelah semuanya?"

Naruto mengernyit dalam, otaknya berusaha mencerna kata-kata Sakura. "Aku tidak mengerti maksudmu, Sakura-chan."

Sakura menghela napas panjang. "Intinya, Hinata mungkin membencimu sekarang."

Naruto, terpukul dan bingung. Mata birunya menatap kosong ke depan. Kata-kata Sakura berputar-putar di kepalanya seperti badai.

Hinata... membencinya?

Ingatannya melayang ke berbagai momen bersama Hinata selama ini. Senyum lembut Hinata saat dia menyuapinya makan, menemaninya belajar dan begitu banyak waktu yang mereka habiskan dengan begitu hangat sebelumnya.

Bagaimana bisa semua itu berubah menjadi kebencian?

"Tidak mungkin," gumamnya lirih, suaranya terdengar parau. "Aku tidak pernah bermaksud menyakitinya."

Naruto merasa sesak. Dadanya terasa berat, seolah ditekan oleh batu besar. Ia merasa bersalah dan bodoh.

"Aku harus bicara dengannya," ucap Naruto tegas, namun suaranya masih terdengar gemetar.

[10] Sayonara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang