3 ||Cemburu?🌻

41 33 0
                                    

3||Cemburu?
🌻🌻🌻

Hari demi hari berganti, kini sudah genap seminggu leon berada dan tinggal di rumah cellci.

perubahan cowok itu tidak main-main, semua itu karena ia di kelilingi dengan orang-orang yang tocix . Ia yang awalnya tidak pandai berbahasa gaul akhirnya jadi tau, ia yang awalnya pantang dengan berkata kasar jadi lebih sering mengumpat.

"Non. Bangun. Sarapan,"panggil mbak ifa tak lupa mengetuk-ngetuk pintu kamar cellci.

"Iya mbak,"jawab seseorang di balik pintu.

Setelah mendapat jawaban, mbak ifa berali ke kamar leon yang berada di samping kamar cellci.

"Den. Bangun. Sarapan,"ucap mbak ifa persis seperti yang ia lakukan tadi pada cellci.

Ceklek.

Leon keluar lengkap dengan seragam sekolah di tubuhnya.

Mbak ifa terpaku,"ganteng. Aden manusia darimana toh?"

"Dari bumi mbak."

"Tapi suami saya juga dari bumi, ndak ganteng kayak Aden."

"JANGAN GENITT," Teriak suami mbak ifa dari bawa.

"OPOO SIH MAS?"

Ceklek.

Cellci keluar lengkap dengan seragam sekolah di tubuhnya tak lupa ransel yang sudah bertengger manis di pundaknya.

"Ada apaan nih ribut."

"Ini non. Den Leon ganteng banget,"ucap mbak ifa histeris.

Cellci spontan melirik leon. Dan mengamati cowok itu dari ujung kaki hingga ujung rambut. Ya memang tampan tapi biasa saja, pikir cellci.

Leon yang sedang diamati hanya menampakkan ekspresi datar seraya bersedekap dada.

Cellci mengangkat bahu acuh,"biasa ajah. Gantengan arka."

Leon mengerenyitkan alis nya,
apakah wajahnya biasa saja? Dan siapa arka. Mungkin seperti itu lah kira-kira yang sedang leon pikir kan.

Setibanya di meja makan, cellci dan leon siap-siap untuk makan sedangkan mbak ifa dan suaminya ingin lanjut beberes.

"Eh mbak ifa sama kang Udi, gabung ajah sini makan. Nanti ajah beberes nya."

"Gak papa non. Aden sama non makan ajah duluan. Mbak sama kang makan di belakang ajah."

"Yaudah terserah. Gaji nya di potong."

Mbak Ifa melongo,"yaudah yaudah. Mbak panggil suami mbak dulu."

Dan setelah itu mereka berempat pun sarapan bersama sama di meja makan.

Mereka terlihat sangat senang mengobrol dan sesekali tertawa.

Sedangkan leon, cowok itu lebih kebanyakan diam dan mendengar kan. berbicara jika di tanya saja.

Tersenyum jika yang dibicarakan benar-benar lucu, jika tidak, leon hanya berekspresi datar.

"Ketawa ngapa min,"ucap cellci menggelengkan kepalanya sebab Leon tak memberikan respon apa-apa pada pembahasan mereka bertiga.

"Yaudah deh mbak, kang. Kami pamit dulu,"lanjut cellci.

Cellci dan leon tak lupa menyalami mbak ifa dan kang Udi.

"Hati-hati yah?"

Keduanya mengangguk.

Mbak ifa dan kang udi tersenyum hangat. Mereka beruntung mempunyai anak majikan sebaik non cellci dan den leon. Mereka tetap menghargai mbak ifa dan kang udi walaupun dia ia hanya sebatas maid di rumah ini.

Pangeran AleonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang