4 ||Gadis kecil yang Hilang🌻

27 23 0
                                    

4|| Gadis kecil yang Hilang
🌻🌻🌻

Selepas bel pulang berbunyi leon tidak langsung pulang ke rumah cellci melainkan ke suatu tempat. Leon tidak menunggu cellci dan langsung saja pergi tanpa memikirkan nasib gadis itu jika ia tinggal. Toh ada arka.

Dijalanan yang bisa di bilang padat kendaraan, Leon melajukan motornya di atas rata-rata. Cowok itu terlihat mahir menyalip beberapa kendaraan lain. Dan itu cukup membuat pengendara lain kesal.

Leon tiba di sebuah hutan, ia menatap sebentar hutan itu lalu melajukan motornya masuk kedalam hutan.

Senyum leon terukir saat matanya sudah menangkap sebuah bangunan megah bak istana namun terkesan sedikit horor, namun jika di telisik itu tampak indah, dengan halaman yang begitu luas.

Pintu gerbang terbuka otomatis, di sepanjang perjalanan menuju pintu utama leon di sambut beberapa orang dengan tuksedo dan pedang di tangan nya.

Tepat di pintu utama ada satu orang yang pakaian nya berbeda dari lain, membungkuk memberi hormat.

"Selamat datang pangeran aleon."

Leon mengangguk, lalu masuk kedalam Istiana itu.

Di dalamnya terdapat banyak patung kucing.

"Bunda. Ayah." Didepan kedua orang tuanya leon membungkuk memberi hormat.

"Bagaimana? Kamu berhasil masuk, Leo?"tanya ayah gradda.

Leon tersenyum tipis,"Tentu, ayah."

Namun beberapa detik, wajah leon kembali datar,"tapi...."

"Ada apa? Ada masalah?"tanya bunda Serena.

"Ya. Ada, bunda."

"Apa itu, Leo?"

"Dia memiliki kekasih, bunda."

Gradda dan serena tertawa,"singkirkan saja. Apa susahnya?"ucap gradda meminum sesuatu.

Leon mendongak,"tidak. Tidak bisa, ayah."

"Kenapa tidak bisa?"

"Leo liat, gadis itu sangat menyukai nya."

"Itu bukan alasan, Leo."

"Ah anak ku masih saja seperti dulu. Masih takut menghabisi nyawa Manusia,"celetuk Serena.

Gradda memegang tangan istrinya,"tidak apa istriku. Suatu saat dia akan menjadi seperti ayah nya."

Serena tersenyum,"benar kah?"

Gradda mengangguk,"tentu."

Leon mengepalkan tangannya,"tidak. Saya tidak akan seperti ayah. Tujuan saya Disni membawa kembali gadis itu, bukan untuk menyakiti nya atau menyakiti orang yang dia sayang."

Gradda tertawa mendengar ucapan leon,"benar kah? Ayah tidak percaya."

"Terserah." Setalah mengatakan itu leon langsung pergi begitu saja. Sontak membuat gradda marah.

"Keterlaluan. Leo, leo. Mau bagaimana pun kamu akan tetap menjadi seperti ayah. Pembunuh handal. Hahaha."

Ceklek.

Leon memasuki sebuah ruangan, lebih tepatnya kamar nya sendiri. Ia menghempaskan tubuhnya ke atas kasur king size nya.

Leon mengamati gelang berliontin kan kucing putih bermata biru milik seseorang, di tangan nya.

"Mama aku mau itu,"rengek seorang gadis kecil pada ibu nya.

"Mau apa?"

Tanpa menjawab pertanyaan dari sang ibu, gadis itu berlari ke arah leon yang sedang duduk sendirian di taman.

Pangeran AleonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang