19 ||Perkemahan🌻

1 1 0
                                    

19 ||Perkemahan
🌻🌻🌻

Yang ditunggu tunggu murid metardika pun akhirnya tiba, perkemahan pun sudah di gelar.

"SEMUANYA TURUN. JANGAN SAMPAI ADA BARANG YANG TERTINGGAL DI ATAS MOBIL,"titah seorang guru dengan toa di tangannya.

"HATI-HATI TURUNNYA."

cellci turun bersama leon di belakangnya di susul  sarga, veo dan bara. Damar dan radit berbeda bus dengan mereka karena mereka berbeda kelas.

"Segar bet ey,"celetuk cellci.

Bara mengangguk,"demen gue disini."

"BAIK SEMUANYA KUMPUL SINI."

"KALIAN AKAN DI BAGI UNTUK TINGGAL BERSAMA KELUARGA DI DESA INI. SATU KELUARGA MUNGKIN ADA LIMA SAMPAI DELAPAN ORANG."

"Iuhh ngeri nih kalau gue bareng orang yang gue gak kenal,"ucap cellci.

"Moga kita setim ya min,"lanjutnya mengajak Leon berbicara.

Leon tak menjawab ia hanya menatap rambut cellci dari belakang sebentar lalu kembali memerhatikan guru yang sedang menjelaskan.

"UNTUK TIM NYA IBU AKAN BAGI SEKARANG. PERTAMA, VENA, FANYA, CELLCI_

"Kenapa harus fanya sih,"batin cellci kesal.

"LEON, BARA DAN DAMAR."

Cellci menghela nafas lega, lalu menoleh pada leon,"pfff untung banget kita setim."

"Yaa gue gak bareng kalian,"ucap veo sedih.

"Yailah lebay kan ada gue,"ucap sarga menepuk dua kali bahu veo.

Di sisi lain fanya menggerutu sebal karena ia harus satu tim dengan cellci dan ia juga harus berpisah dengan kedua temannya.

"Yaaa bebb kita gak sama,"ucap kila sedih.

"Gue sebell pokoknya. Kenapa harus sama dia sih,"ucap fanya menghentakkan kakinya.

Setelah semua tim di bagi dan penentuan keluarga pada masing-masing tim sudah di laksanakan. Mereka semua menuju rumah keluarga yang sudah di tentukan guru untuk tim mereka.

Fanya berjalan paling belakang karena di tim ini sama sekali ia tidak mengenal satu sama lain dan tidak akrab.

Fanya mendegus sebal.

"Gak nyangka banget gue bisa setim sama kalian,"ucap damar terkekeh.

"Udah jodoh kita mah,"jawab bara yang mendapatkan tatapan negeri dari damar.

"Amit-amit gue."

"Maksudnya, udah jodoh setim. Terus si Radit bareng siapa?"

"Sama si temennya yang di belakang tu,"ucap damar melirik fanya. Fanya yang dilirik, melotot ke arah mereka.

"Apa?!"

"Dih galak amat."

Setalah tiba, mereka semua menyalimi sang tuan rumah.

"Kalian udah dateng, yah?"ucap seorang pria paruh baya yang umurnya sekitaran 40 tahun.

"Iya pak."

"Maaf, yah? Rumah ibu sama bapak kecil,"ucap seorang wanita paruh baya.

"Gak pa-pa pak buk,"jawab Cellci.

Kedua paruh baya itu tersenyum,"kenalin nama ibu Ainun dan ini suami ibu namanya unang."

Mereka semua mengangguk.

Cellci berjongkok memegang tangan seorang bocah laki-laki yang kira-kira berumur 7 tahun, sedang bersembunyi di belakang sang ibu.

Pangeran AleonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang