10 ||Diobatin cellci🌻

19 11 0
                                    

10||Diobatin cellci
🌻🌻🌻

Saat ini 3 sepupu leon tengah berada di rumah cellci. Saat tahu leon sudah babak belur dibuat gadis itu.

"Anjirr parah bett,"ucap bara menggeleng geleng kan kepalanya saat melihat luka di wajah leon.

"Sakit gak le?"tanya veo iseng menyentuh luka leon.

Leon menepis tangan veo lalu menatap tajam cowok itu.

"Lo sih gak mau dengerin kita. Coba ajah lo langsung ke kelas, si cellci gak bakal pukulin lo. Nyesel kan lo?"ucap sarga.

"Gak,"jawab leon.

Mereka bertiga melongo,"emang kalau udah cinta mah matanya udah di butain."

Tak berselang lama cellci datang dengan sebuah kotak di tangannya.

"Sorry yah mina. Gue sebenernya gak bermaksud tapi lo sih keras kepala,"ucap cellci duduk di depan Leon.

Mereka duduk lesehan di ruang tengah.

"Lo tinggi banget anjir, gue gak nyampe,"ucap cellci kesusahan saat ingin mengolesi obat merah pada sudut bibir leon.

"Makanya jangan pendek."

Cellci memutar bola matanya malas, ia lantas berjongkok agar lebih menggapai wajah leon.

Baru saja cellci ingin menuangkan obat merah tiba-tiba saja ponselnya bergetar.

Drrttt drttt.

Cellci kembali menurunkan kapas itu lalu meraih ponselnya yang berada di atas sofa.

Leon berdecak sebal.

"Halo mar. Kenapa?"tanya nya pada sebrang telpon tanpa sadar memencet tombol speaker.

"Hilii mir. Kinipi? Kampret lo dimana? Gue nyari di sekolah, kagak ada."

Cellci cengengesan,"hehe gue di rumah. Gue balik bareng leon tadi."

"Yeee si anying."

"Jadi gimana nih? Gue langsung kerumah lo berarti buat jemput lo?"

Kening cellci mengerut,"Ngapain?"

"Lo lupa? Kita bakal kerumah sakit jengukin nyokap nya arka sekalian nyari arka."

"Oiya njir lupa."

Cellci melirik leon dan lainnya.

"Lo yakin mau pergi Cell. Lo gak mau obatin leo dulu?"sahut sarga.

"Dia kan bisa ngobatin sendiri,"jawab cellci sedikit menjauhkan ponselnya.

"Berani berbuat berani bertanggung jawab."kali ini leon yang berucap. Cowok itu mulai menuangkan obat merah pada kapas lalu dengan mandiri ia mengolesi luka nya dengan obat merah itu.

"Sshh,"ringis leon karena ia tak berhati-hati.

"Tuu Cell. Masa lo tega ninggalin Leo,"sahut bara.

"Oyy. Udah mati kah dit?"

"Mana coba liat. Ah Belum mati. Woii Cell. Gimana??"

Cellci menggigit bibir bawah nya,"emm dit, mar, sorry yah gue gak bisa ikut. Gue nitip salam ajah yah sama tante aira dan arka."

"Kenapa Cell?"

"Emm ada halangan dikit. Nanyain arka juga yah, kenapa gak aktif."

"Oke siap."

Tut Tut.

Setelah sambungan di matikan, cellci berjalan ke arah leon dan duduk di depan cowok itu.

"Sini gue obatin,"ucap cellci ingin mengambil alih, kapas yang leon pegang.

Pangeran AleonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang