17 ||Makan malam🌻

3 1 0
                                    

17 ||Makan malam
🌻🌻🌻

Ruang makan yang semula terasa sepi kini dipenuhi tawa orang-orang yang asik bercengkrama disana.

Setelah tadi mbak ifa meminta agar mereka datang, kini sarga, bara dan veo sudah duduk manis disana. Tak hanya mereka bertiga, Radit dan damar juga turut hadir, setelah 2 cowok itu dihubungi oleh Cellci.

"Lah? Ada lo bedua?"tanya veo baru menyadari kehadiran Radit dan damar.

"Yeee emang gak boleh?"tanya Radit sewot.

"Santai dong. Nanya doang gua."

"Huhh dasar Dugong."

"Cell lo ngapain disini?"tanya damar.

"Ini rumah gue kalau lupa."

"Maksud gue lo kan masih sakit, mending lo bobo ajah deh di kamar."

Cellci memutar bola matanya malas,"bilang ajah lo mau abisin ini makanan sendiri."

Damar cengengesan,"mana bener lagi."

Posisi nya di sebelah kanan Cellci ada leon, disamping kirinya ada damar dan Radit. Serta di sebrang sana ada 3 sejoli itu.

"Jadi ngiler gua." Mata bara berbinar melihat semua masakan mbak ifa yang tersaji di atas meja.

"Ini adalah perjuangan gua tadi di pasar,"timpal sarga dramatis.

"Yee dasar malu-maluin lo,"balas veo.

Baru saja Radit ingin mencomot satu perkedel, tetapi mbak ifa lebih dulu menghentikannya.

"He doa dulu."

Radit cengengesan dan langsung menyimpan kembali makanan itu kepiring.

"Nohh dit, doa dulu. Astaghfirullah,"ucap veo menggeleng-gelengkan kepalanya.

Bara menoyor kepala veo,"sok banget lo anying. Paling juga kalau sendiri langsung ajah gas."

Veo memegang dadanya dramatis,"Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan."

"Tau tu, kemarin ajah ni gue ciduk di kantin, makan sepiring-piringnya juga,"ucap Radit.

Sarga, bara dan damar tertawa,"yang bener dit?"

"Iya anjir, gak boong gua."

"Ngajak ribut ni anak. Gelud kita nih sekarang,"ucap veo tidak terima.

"Sok bat lo anying,"sela sarga menatap jijik ke arah veo.

"Yaa Allah kasihan banget idup ku."

"Kalau mau makan diem! Bisa gak?!" Yaa kali ini leon bersuara membuat ke-lima laki-laki itu diam seribu bahasa.

Cellci tersenyum mengejek ke arah mereka,"mampus. Makanya diem,"ucap nya dengan isyarat bibir.

Mereka semua kompak memutar bola mata malas.

"Kenapa pada ribut? Nanti makanannya jadi dingin. Sebelum makan, doa dulu,"sela kang udi baru saja tiba.

"Kang sama mbak gabung ajah,"ucap cellci.

"Emang gak papa?"tanya kang Udi.

"Gak papa kali kang. Kan yang masak istri akang. Kita mah numpang mam doang,"timpal Radit cengengesan.

"Iya-iya nanti kang sama mbak gabung. Kalian makan ajah dulu."

"Mar, pimpin doa sana,"ucap cellci.

Mau tak mau damar memimpin doa sebelum makan.

Setelah nya, mereka makan dengan khidmat dan sesekali tertawa karena tingkah veo.

Leon melirik piring cellci, yang disana terdapat sayuran koll yang dipisahkan sendiri.

Pangeran AleonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang