7 ||Jadian?🌻

20 13 0
                                    

7||Jadian?
🌻🌻🌻

"ibu masih belum Sadar, tante?"tanya arka yang baru saja tiba di rumah sakit bersama cellci.

Sepulang sekolah, keduanya langsung berangkat ke rumah sakit. Sesuai yang cellci katakan tadi di kantin, ia akan menjenguk Aira.

Fika atau tante arka menggeleng lirih,"Belum nak."

Arka terdiam. Seolah peka, cellci menggenggam erat tangan arka. Arka melirik sekilas cellci, lalu berjalan ke arah brangkar.

Arka tersenyum kecut melihat kondisi ibu nya, kurus dan terlihat pucat.

"Bukk,"panggil arka lirih.

"Arka dateng. Bareng Cici."

"Masa ibu gak mau buka mata, ada cici loh,"ucap arka mencoba mengajak aira mengobrol.

"Cici disini buk, di samping ibu. Buka mata dong,"ucap cellci berdiri di samping arka.

Fika yang melihat itu hanya bisa menangis dalam diam.

"Yang sabar yah nak."

Arka menghela nafas berat lalu keluar dari ruangan.

"Mau kemana?"tanya cellci.

Tapi arka tak menjawab.

Cellci tak berani bertanya lagi karena aura arka saat ini sedikit berbeda dari biasanya, ia hanya bisa menunduk dan mengikuti arka dari belakang.

Tiba lah mereka di taman rumah sakit, arka duduk di kursi taman dan memandang satu arah, ntah apa yang dipikirkan.
Sedangkan cellci tak berani duduk di samping arka, ia duduk di kursi taman lainnya yang tak jauh dari arka.

"Dia pasti lagi mikirin tante aira,"gumam cellci.

"Jadi kasihan liat ayank sedih."

Beberapa menit tidak ada percakapan, hening.

Tiba-tiba arka menoleh ke arah cellci. Cellci yang sedari tadi memperhatikan arka langsung memalingkan wajahnya.

Arka terkekeh,"sini. Lo ngapain disitu?"

Mendengar itu senyum cellci terbit. Tanpa pikir panjang ia berjalan ke arah arka dan duduk di samping cowok itu.

"Lo tadi aura nya kuat bet."

Arka mengerutkan keningnya,"aura apaan?"

"Yaa auranya gitu. Kayak beda ajah. Kayak lebih nyeremin ajah."

"Kirain kayak ada manis-manisnya."

"Yeee."

"Temenin gue yok,"ucap arka.

"Kemana?"

"Jalan-jalan naik motor."

Cellci memicingkan matanya,"jalan-jalan naik motor apa jalan-jalan ke alam kubur?"

Arka tertawa.

"Yee malah ketawa. Bener, yah?"

"Enggak lah. Ayok." Tanpa menunggu jawaban dari cellci, arka langsung menarik tangan gadis itu.

"Gue gak mau ah. Biasanya orang yang lagi stres itu suka ngawur."

"Enggakkk ciciii."

Arka mengendari motor nya tanpa arah. Mungkin dengan ini ia bisa jauh lebih tenang. Angin yang menerpa sela-sela kulit mereka membuat keduanya jauh lebih menikmati jalan-jalan sore ini.

"Cii,"panggil arka.

"Hm."

"Ayah gue jahat, yah?"

Cellci diam membiarkan arka menyelesaikan ucapannya.

Pangeran AleonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang