6 ||UKS🌻

19 13 0
                                    

6||UKS
🌻🌻🌻

"gue heran deh sama lo. Lo kan cuma kucing liar nih? Sedangkan gue holang kaya. Tapi lo ada blackcare terus bisa beli motor sendiri. Gue ajah mohon mohon dulu baru di kasi. Lo dapet uang darimana sih? Ngepet yah?"

"Bacot. Buruan naik."

Cellci memutar bola matanya malas, lalu naik kemotor leon.

Mereka akan berangkat ke sekolah.

Di perjalanan tiba-tiba cellci teringat sesuatu.

"Kok mamah gue bisa tau lo, yah? Dan kok dia gak kaget?"

"Mana gue tau."

"Yaa siapa tau lo tau."

"Jangan jangan lo beneran sepupu gue? Tapi kenapa lo kucing? Berarti keluarga gue juga kucing kalau gitu? Dah lah gue pusing."

Sesampainya di sekolah, mata cellci menangkap arka dari kejauhan tengah melambaikan tangan ke arah nya, seketika bibir cellci terangkat membentuk senyum manis di tambah lagi lesung pipinya behh pabrik gula insecure.

Tanpa pikir panjang cellci langsung berlari ke arah arka, namun tangan leon lebih dulu menarik ranselnya sehingga gadis itu terhenti dan hampir terhuyung kebelakang.

"SHIBALLLL. MINAAAAA. LEPASINNNN,"geram cellci.

"Mau kemana lo?"tanya Leon.

Cellci berbalik dan menatap tajam cowok itu.

Sang empu yang di tatap mengangkat sebelah alisnya pertanda 'apa?'

"Menurut loo?? Lepasin tas gue! Keburu arka pergi!"

"Gak."

"Bangsat nih anak."

Tanpa pikir panjang cellci langsung menendang tulang kering Leon, membuat cowok itu melotot sempurna. Tanpa pikir panjang ia langsung melepaskan ransel cellci dan menyelamatkan tulang keringnya.

"Sshh Sialan!"

Cellci menjulurkan lidahnya ke arah leon.

Dari kejauhan sepupu sepupu leon dan teman-teman arka menertawakan nya. Sedangkan arka tersenyum bangga pada gadis itu.

"Siall. Sini lo bertiga,"panggil Leon pada sepupu nya.

Mereka pun langsung berjalan ke arah leon.

"Malu gak?"tanya bara dengan nada menyindir.

"Malu lah masa enggak,"balas veo.

"Kasihan banget pangeran gue,"timpal sarga.

"Brisikk!"

Mereka bertiga pun tertawa karena berhasil menjaili Leon.

"Cabutt!"

Disisi lain.

"Wihhh buk bos keren amatt,"ucap damar bertepuk tangan bangga.

Cellci menyibakkan rambutnya,"Of course."

Arka terkekeh, sembari mengelus kepala cellci,"gak boleh begitu."

"Maaf."arka mengangguk.

"Dih langsung nurut,"bisik damar pada radit. Namun, cellci tentu mendengar nya.

Cellci pun lantas melemparkan tatapan sinis pada damar dan radit.

"Gue gak ikut-ikutan yee cell,"ucap radit.

Cellci memutar bola matanya. "Gimana keadaan ibu?operasi nya berjalan lancarkan?"tanya cellci pada arka.

"Alhamdulillah operasi nya lancar tapi ibu belum sadar."

Pangeran AleonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang