22 ||Leon melebur?🌻

0 1 0
                                    

22 ||Leon melebur?
🌻🌻🌻

"eughhh." Tidur nyenyak cellci harus terganggu saat ponsel nya bergetar nyaring.

"Emmm haloo."

"Halo Cell, ini gue sarga."

"Sarga? Kenapa, sar?" Cellci mengucek-ngucek matanya dan duduk di kasur.

"Gu-gue mau ngasih tau sesuatu, tapi lo janji, harus kuat, okey?"ucap sarga terbata-bata.

"Apa? Lo jangan bikin gue penasaran deh." Ntah kenapa jantung Cellci berdebar tidak karuan.

"Leo udah di temuin."

Cellci yang semula mengantuk, kini menjadi menjadi segar.

Gadis itu berdiri dan tersenyum lebar,"dia sekarang dimana? Terus keadaan nya gimana?" Hatinya merasa lega saat tahu leon sudah di temukan.

"Sar?"panggil cellci saat tak ada jawaban dari sarga.

"Jawab gue."

"Leo ada di rumah sakit. Dia...."

Senyum dibibir cellci pudar,"dirumah sakit, sar? Ko-kondisinya baik-baik ajah kan?"

"Lebih baik lo langsung kesini ajah. Gue serlock."

Ting!

Sarga: rumah sakit **** jalan **** ruangan***

Setalah mendapat pesan dari sarga, Cellci langsung menyambar kunci mobilnya. Ia tidak peduli kondisi wajah bangun tidur nya sekarang ini. Yang terpenting sekarang ia bisa melihat Leon.

***

"Sar? Gimana keadaan Mina?"tanya Cellci berusaha tenang saat melihat, sarga, veo dan bara duduk di kursi tunggu dengan kondisi kacau.

Mereka semua berdiri dan saling pandang.

"Cell, leo_

Cellci menggeleng,"dia gak pa-pa, kan? Mina dimana? Didalam, yah?"

Cellci langsung menerobos masuk ke dalam ruangan.

Langkah nya terhenti, jantung gadis itu berpacu dua kali lipat, saat melihat kain berwarna putih menutupi sebuah brangkar. Bisa dipastikan dibalik itu ada seseorang.

Lutut cellci lemas, tulang-belulang nya serasa hilang dan otot-otot nya seolah tidak berfungsi lagi.

Tess!

Air mata gadis itu jatuh ke lantai,"min? Mina?"panggil cellci pelan.

"SAR, VE, BAR,"teriak cellci memanggil ketiga Cowok itu.

Sarga, veo dan bara bergegas masuk ke dalam ruangan dengan panik.

Cellci menggeleng menatap 3 laki-laki itu,"kita salah ruangan, kan?"tanyanya pelan, berharap penuh.

Mereka bertiga terdiam, mulutnya serasa keluh untuk mengatakan satu katapun.

Cellci memegang bahu veo,"ve,salah ruangan, kan?"tanya cellci menggigit bibir bawahnya, menahan isak tangis.

Veo menggeleng pelan, membuat tubuh cellci lemas saat itu juga.

cellci menghampiri mayat itu. Ia tidak percaya sebelum melihatnya sendiri.

Pangeran AleonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang