16 ||pasar🌻

9 2 0
                                    

16||Pasar
🌻🌻🌻

Leon sudah kembali tinggal di rumah cellci dan itu membuat mbak ifa dan kang udi senang.

Sebelum berangkat sekolah Leon menghampiri kamar cellci terlebih dahulu. Gadis itu belum bisa sekolah karena suhu tubuhnya masih panas.

Ceklek.

Leon membuka pintu dengan hati-hati agar tidak menimbulkan suara.

Ternyata gadis itu masih tidur.

Leon mengulum senyum tipis saat menatap wajah cellci yang kini sudah pucat pasi. Bukan, bukan senang karena cellci masih sakit, tetapi ia senang akhirnya hubungan mereka berdua bisa kembali membaik seperti biasa.

Leon meraih tangan cellci lalu menggenggam nya dengan erat, menyalurkan kehangatan untuk gadis itu.

"Gue berangkat ke sekolah, yah?"ucap leon pelan.

"Cepet sembuh. Peri cantik."

***

"Gimana keadaan cellci?"tanya sarga.

"Udah lumayan,"jawab leon.

"Nanti kita mau jengukin cellci,"ucap veo yang diangguki oleh bara dan sarga.

"Lo pada gak usah dateng,"balasnya malas.

Veo menabok kepala leon hingga sang empu meringis.

"lo kira gak sakit??!"

Veo memutar bola matanya malas,"lebay."

"Mentang-mentang udah baikan. Ye gak?" Timpal sarga.

"Tau tu."

"Woiii tungguin kita,"teriak damar.

Mereka berempat pun menoleh dan menunggu Radit dan damar menghampiri mereka.

"Gimana keadaan cellci?"tanya Radit.

"Udah baikan."

"Bagus deh kalau gitu."

Sepanjang perjalanan mereka banyak mengobrol, hanya leon saja yang tidak ikut nimbrung.
Mereka berpisah saat tiba di lorong kelas Karena kelas mereka yang berbeda.

Sesampainya di kelas leon melihat fanya dan teman-temannya sedang menyiram bangku cellci menggunakan air yang terlihat keruh. Bisa di pastikan itu adalah air kotor.

Nafas leon memburu, tangannya terkepal menahan emosi.

"Mati mereka,"gumam bara.

Leon berjalan mendekat.

Ia mengubah arah angin. Sehingga tadinya bangku cellci yang akan terkena air selokan sekarang menjadi tubuh fanya yang terkena.

"YEUHHH. BAUU BANGET."

mereka yang berada di dalam kelas pun sontak menertawai fanya.

"Lo ngapain kotor kotorin bangku itu??!"tanya leon tajam.

Fanya gugup,"le-leon?"

"Bersihin atau gue buat lo menderita?"

"Be-bersihin."

"Sekali lagi lo lukain cellci, gue gak akan tinggal diem. Gue gak main-main sama ucapan gue,"sarkasnya, sebelum akhirnya pergi.

Fanya menghentakkan kakinya,"kannn baju gue jadii bauu gini."

"Makanya jangan gangguin orang. Tu rasain."

"Mamam tu!"

"Yeuhhh bauu banget sih lo."

Pangeran AleonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang