15 ||Baikan?🌻

14 11 3
                                    

15 ||Baikan?
🌻🌻🌻

Akhir-akhir ini leon sudah jarang bersama ketiga sepupu nya. Ia kebanyakan sendiri dan sepupu nya tentu bersama cellci, menghibur gadis itu.

Leon tentu tidak terlalu memusingkan, terlebih lagi ia juga tidak terlalu suka bergaul dengan orang.

Namun ada rasa sedikit sepi di hati nya.

Leon berjalan dengan santai ke arah kelas dan ekor matanya tak sengaja menangkap teman-teman arka dan para sepupu nya tengah bersama cellci. Sudah hal biasa karena hari-hari ini mereka memang kebanyakan bersama cellci.

"LEOO,"panggil bara.

Leon menoleh.

Bara menggerakkan tangannya mengkode agar cowok itu menghampiri nya.

"Apa?"tanya Leon sudah berada tepat di hadapan bara.

"Oiya kita ntar malem mau main. Lo mau ikut gak? Lagian udah jarang kita bareng-bareng,"ucap bara yang diangguki semuanya kecuali cellci.

Leon melirik cellci sekilas yang sama sekali tak memperdulikan kehadirannya.

"Gak. Makasih. Tugas gue lagi numpuk."

"Yaelah le. Tugas apaan sih? Perasaan gak ada deh,"timpal veo.

"Yaudah kalau dia gak mau ikut. Gak usah di paksa,"ucap sarga dengan nada tak suka.

Tak mengatakan sepatah kata, leon langsung pergi begitu saja.

Cellci tersenyum getir menatap punggung leon yang mulai menghilang.

***

Bel pulang pun akhirnya berbunyi. Para siswa-siswi berbondong-bondong untuk pulang.

Begitu pun dengan, cellci, sarga, veo, bara, Radit dan damar.

Namun kali ini langit tampak tidak bersemangat.

"Cell lo mau ikut, gak? Udah mau ujan nih,"ucap damar.

"Iya Cell. Ikut ajah. Nanti lo kehujanan kalau nungguin supir,"timpal sarga.

Cellci menggeleng,"gak usah. Supir gue udah kesini. Lo pada duluan ajah."

"Bener nih?"

Cellci mengangguk.

"Yaudah kita duluan. Byee cellci cuantekk."

Mereka semua pun pulang dan hanya menyisakan cellci seorang.

Cellci sedikit kedinginan akibat angin yang menerpa sela-sela kulit nya begitu kencang.

GEDERR.

cellci terkejut saat mendengar sebuah gemuruh petir.

Ia berlari meneduh di bawah pohon.

"Kang udi mana, yah?"

Ia beralih menelpon supir nya itu.

"Halo kang."

"Non lagi di sekolah, yah? Nungguin kang?"

"Iya kang."

"Aduhh maaf banget non. Ini kang lagi di jalan tapi tiba-tiba mesin nya mati non."

"Gitu, yah kang."

"Non coba hubungin den leon. Suruh jemput."

"Iya kang."

Tut Tut.

Karena tak ada jalan lagi, ia juga gengsi menelpon leon. Cellci memutuskan untuk berjalan kaki saja.

Pangeran AleonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang