11 ||Hukuman🌻

15 11 0
                                    

11||Hukuman
🌻🌻🌻

"gimana?"

"Kita kemarin emang ke rumah sakit tapi ruangan tante aira udah gak ada yang nempatin. Waktu itu kita masih mikir baik-baik, oh mungkin Tante aira di pindahin. Jadi kita nanya sama susternya tapi...." Radit menjeda ucapannya dan saling pandang dengan damar.

"Tapi apa dit?"

Saat itu, Radit dan damar berada di rumah sakit, keduanya masuk ke ruangan tante aira tapi yang membuat mereka bingung adalah di dalam sana tidak ada siapa-siapa, terlebih lagi brangkar nya sudah rapi.

"Lah kok gak ada?"tanya damar.

"Gue juga gak tau."

"Mungkin tante aira di pindahin kali,"ucap Radit berpikir positif.

Mereka berdua akhirnya berjalan ke arah administrasi dan setelah tiba, tanpa banyak basa-basi mereka langsung menanyakan tentang kamar aira yang kosong.

"Sus, ruangan 076 kok kosong? Pasien nya di pindahkan?"tanya Radit.

"Bentar ya dek, saya cek dulu."

Mereka berdua mengangguk.

"Enggak dek. Pasien dengan ruangan 076 udah keluar kemarin malam."

Radit dan damar makin di buat bingung,"udah keluar sus? Gak salah, yah? Kemarin saya sempet kesini, dan masih ada,"ucap damar.

Radit mengangguk,"iya sus kami kemarin kesini."

"Iya dek, di data bilang nya begitu. Pasien dengan nama Naira fandja kan?"

Mereka lagi-lagi mengangguk.

"Pasien itu udah keluar kemarin. Mungkin adek datangnya pas siang ajah. Karena pasien ini keluar nya malem."

"Enggak sus, kita disini kemarin malem. Tapi emang sih kami gak nginep,"timpal damar.

"Kalau boleh tau alasan pasien itu keluar, apa yah? Emang pasiennya udah sembuh?"tanya Radit bingung setengah mati.

"Maaf dek, tapi pihak rumah sakit dilarang memberitahu, sesuai perintah dari keluarga pasien."

Radit dan damar kompak saling pandang. Menurut mereka ini terlalu aneh.

"Coba deh lo nelpon arka. Kali ajah udah aktif,"ucap damar.

Radit mengangguk lalu menelpon arka.

Beberapa kali nelepon tetapi tidak ada hasil.

"Gimana?"tanya damar.

Radit menggeleng,"gak aktif mar."

"Tu anak kemana sih. Mana kagak ngabarin lagi,"geram damar.

"Yaudah deh sus. Makasih,"ucap Radit yang diangguki oleh suster itu.

"Kita juga kemarin sempet kerumahnya, tapi kosong gak ada orang dan kata pak satpam nya, arka sama mamaya udah pindah,"ucap Radit.

"Tapi kita kemarin masih positif thinking ajah. Karena kita pikir hari ini mungkin arka udah sekolah. Tapi ternyata gak,"sambung damar.

Radit mengangguk.

Perasaan cellci makin tidak enak,"kenapa make di rahasian sih? Jadi ceritanya dia tu mau sembunyi dari kita, gitu?"

"Mungkin ajah,"jawab Radit.

"Tapi gue yakin arka kayak gitu punya alasan yang kuat,"timpal damar berteori.

"Lo berdua mau bantu gue cari dia gak? Kalau bisa selidikin dia kemana?"

Pangeran AleonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang