perjalanan

656 30 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.
.
.

Bintang terkapar di atas tanah, tubuhnya sakit karena benturan akibat tendangan dari preman jalanan. Dia sudah berpasrah diri saat melihat para preman jalanan itu memegang balok dan menghampirinya.

Lari ?kabur ?, semua pikiran dan ide-ide itu semua tidak bermanfaat apalagi kakinya terasa semakin nyeri dan darah menembus balutan kain yang ia lilitkan pada kakinya.

Matanya terpejam pasrah dan berharap papa-nya baik-baik saja tanpa kehadiran dirinya. Ia sudah menanti rasa sakit karena pukulan tapi rasa itu tak kunjung ia dapatkan.

Bintang membuka matanya dan melihat 2 pria tengah beradu otot dengan para preman ity, beberapa dari preman itu sudah terkapar tak berdaya di atas tanah dengan wajah babak belur.

Ia mengenal salah satunya karena pria itu sering membuntuti temannya jika ia berteduh di depan fakultas, tak butuh waktu lama untuk mengalahkan para preman jalanan.

Pria yang bintang kenal dengan nama tutor menghampirinya dan membantunya untuk berdiri, salah seorang juga ikut membantu dan memapahnya untuk duduk di depan ruko yang sudah tutup.

"Ven, obat gue ketinggalan di mobil" ucap tutor pada temannya dengan napas memburu.

Bintang ikut panik melihat tutor yang kesulitan menghirup udara, ia berniat untuk membantu menetralkan pria itu namun di cegat oleh venus.

"Tunggu di sini " ucapnya

Setelah mengatakan itu padanya, venus bangkit sembari memapah tubuh tutor kembali ke mobil dan membantunya kembali tenang.

"Haa haaa haaa" deru napas tutor terdengar begitu sesak membuat venus dengan cepat bergerak dan mengambil obat di tasnya.

"Hirup dulu" ucapnya pada tutor

Venus dengan sabar menunggu tutor sampai keadaannya membaik kemudian setelahnya ia pamit dan menemui pria yang mereka bantu.

Tangannya tidak kosong, venus membawa sebuah kotak obat saat menghampiri bintang.

"Lo ngga apa-apa ?" Tanya venus membuka kotak tersebut

"I-iya, hanya saja kaki ku terasa kebas" jawab bintang menatap pria itu.

Lebih tepatnya pandangan bintang tak pernah lepas dari sosok penolongnya. Tubuhnya cukup tinggi dan tampan, rahangnya juga begitu tegas dan tajam.

"Eh ngga usah, biar aku saja" tahannya karena venus tiba-tiba memangku kakinya dan bersiap untuk membuka kainnya

"Kaki lo aja susah digerakin dan lo masih bisa nolak ?" Ucapnya sedikit menyindir

Bintang tak menjawab dan hanya fokus memperhatikan setiap gerakan yang di lakukan venus, melihat bagaimana telaten dirinya mengobati dan membalut luka kakinya. Dan yang paling membuat bintang terkesan yaitu karena pria di depannya tidak merasa jijik sedikit pun saat menyentuhnya yang kucel dan bau ini.

LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang