14. Basketboy

44 14 12
                                    

Kiera dan Arsen menyelesaikan lukisan mereka bersama dengan fokus. Sebenarnya tidak untuk Kiera, karena jantungnya terus berdetak tidak normal. Ditambah lagi dengan suara detak jantung Arsen mungkin? Semakin membuyarkan fokusnya. Namun, Arsen dengan telaten tetap menuntun Kiera menyelesaikan lukisan tersebut.

Kiera ingin sekali membuka suara. Bertanya-tanya tentang apa hal yang Arsen sukai. Apa makanan kesukaannya? Apa warna kesukaannya? Apa genre film kesukaanya? Arsen benci serangga atau tidak seperti dirinya? Arsen menyukai saus tomat atau tidak? Semuanya hanya berenang-renang dikepala Kiera, tanpa bisa Kiera ucapkan. Ia tidak mau memecah fokus Arsen.

"Ra..." Lirih Arsen tiba-tiba. Cukup membuat Kiera tersentak kaget, karena ia tengah tenggelam dalam pikirannya sendiri.

"I-iyaa?"

"Tentang apa yang terjadi kemarin... Gue turut prihatin... Padahal lo gak pernah ngelakuin kesalahan apapun sama pelaku.. Tapi tega-teganya pelaku nyebarin gosip palsu tentang lo.." Ucap Arsen dengan nada yang sedikit ragu. Mungkin ia ragu mengatakan itu semua, karena takut membuka luka lama Kiera.

"Gue juga bener-bener salut sama cara lo ngehadapinnya. Gak semua orang berani ngelawan kayak lo. Intinya gue mau bilang kalau lo keren, Ra." Lanjut Arsen.

Kiera tersipu malu. Baru kali ini, Arsen berbicara cukup banyak denganya. Mungkin memang baru sekarang momen atau waktu yang pas untuk mereka berdua. Setelah saat itu, terpotong oleh Kiera yang pingsan dan waktu yang sudah malam.

"Ini semua juga berkat bantuan pihak OSIS, khususnya lo dan Karin juga. Udah berhasil nemuin pelakunya." Jujur Kiera.

Arsen menggeleng pelan. "Gue gak ngelakuin itu semua cuma berdua sama Karin kok. Kita dibantu sama Revan dan PTDK." Ucap Arsen diakhiri dengan tawa.

"Hah? Lo kok ketawa sih? PTDK apaan?" Tanya Kiera kebingungan.

"Kata Revan, PTDK itu Persatuan Teman Dekat Kiera. Anggotanya Revan, Hugo, Raden sama Ardian. Dan kayaknya gue jadi new member deh. Waktu lagi ngelacak pelaku, gue diundang ke grupnya."

Kiera mengumpat dalam hatinya. Ia mengira cara Melati waktu itu, sudah cukup memangkas hubungannya dengan Revan, Hugo, Raden dan Ardian. Tapi ternyata dugaannya salah. Bisa-bisanya mereka malah membuat sebuah perkumpulan yang dinamai PTDK. Yang membuat Kiera malu, kenapa Arsen harus diundang ke dalamnya. Pantas saja Arsen tertawa tadi.

"A-ah... E-eng... Gue pergi dulu ya, Sen... Udah ditunggu Fina..." Ucap Kiera langsung berlari pergi meninggalkan Arsen. Ia terlalu malu untuk lanjut mengobrol dengan Arsen.

Arsen terlihat kebingungan dengan Kiera yang berlari pergi tiba-tiba. Arsen berpikir, apa jangan-jangan Kiera malu, karena dirinya menertawakan soal PTDK. "Tapi reaksinya gemes ahahha.. Kayaknya Kiera emang baru tau ada PTDK."

***

Sore ini, Kiera sempat mengecek ponselnya sebentar. Suasana kelasnya tentu sudah kosong, karena bel tanda pulang sudah berbunyi sejam yang lalu. Kini hanya dirinya saja yang tersisa di kelas. Ia baru saja dari ruang guru, membantu Bu Sari, guru pelajaran biologi, untuk memeriksa ulangan harian teman-temannya. Karena Kiera adalah penanggungjawab mata pelajaran tersebut.

Fina juga sudah pulang duluan, karena hari ini memang jadwal rutin Fina untuk mengantar ibunya check up ke rumah sakit. Saat di perjalanan dari ruang guru ke kelas, Kiera bertemu Karin dan Karin sempat bercerita kalau anggota OSIS akan ada rapat hingga petang nanti. Tentu saja Arsen akan mengikuti rapat itu bukan? Kiera tidak mungkin menunggu Arsen hingga petang.

Kiera mengeluarkan earpods dari tasnya. Hanya lagulah yang bisa menemaninya pada sore hari dijalan pulang begini. Perjalanannya menuju parkiran juga dihiasi oleh langit senja yang sangat indah. Meskipun terasa lelah, tapi senja itu seakan menjadi hadiah atas lelahnya hari ini. Ditambah lagu-lagu yang bersenandung di telinganya. Kiera menikmati pemandangan Bina Esa sore itu.

I'LL FIND ANOTHER YOU [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang