2. Si Primadona Sekolah

126 25 4
                                    

Pagi yang cerah ini, secerah senyuman Renjun, Kiera memasuki kelas seperti biasanya. Disana sudah ada Fina, yang menjabat sebagai sahabat sekaligus teman sebangkunya. Fina terlihat baru saja datang dan langsung mengeluarkan seperangkap alat make up. Sahabat Kiera ini memang sangat memperhatikan penampilannya. 

"Morning bit*h!" Kiera menyapa sahabatnya dengan tidak ada keraguan. Awalnya Fina hanya menatap datar Kiera tanpa membalas sepatah kata pun. Namun, saat Kiera sudah duduk tepat di sampingnya, Fina menjitak kepala Kiera tanpa keraguan juga. Kiera hanya mengaduh. Meski kesal, tapi Kiera tau itu balasan untuk sapaannya yang menjengkelkan tadi.

"Lo pagi-pagi udah bikin darah orang naik, Ra." Fina hanya dapat menggeleng pasrah dengan tingkah sahabat tersayangnya itu.

Kiera kemudian menggantungkan tasnya dikursi dan mulai mengeluarkan buku-bukunya. Kiera biasanya menaruh buku-bukunya di kolong meja. Namun, ia merasakan ada sesuatu yang mengganjal. Kiera mengeluarkan sesuatu yang mengganjal itu. Dan ternyata ada sekotak coklat dan sepucuk surat.

"Oh my Gosh! Lo dapet coklat dari siapa? Coba baca suratnya." Tanpa basa-basi Fina langsung menyambar kertas yang dipegang Kiera. Sedangkan Kiera acuh pada kertas dan coklat tersebut. Setelah membaca nama pengirim, Fina menggelengkan kepalanya dengan ekspresi yang dramatis.

Kiera menaikkan sudut bibirnya, menunjukan wajah julidnya. "Kenapa sih? Gak usah alay deh lo."

"Lo tau gak ini dari siapa? Ini dari Raden, Kiera!" Wajah Fina kini berubah menjadi serius. Kiera mengerutkan dahinya kebingungan. Fina sudah tahu makhluk cantik yang di depannya ini pasti tidak tahu siapa Raden.

"Astaga Kiera. Lo udah sekolah disini berapa tahun sih? Lo nolep banget, ngurusin Renjun sama Johnny mulu. Raden itu cowok terkeren di angkatan kita. Di kelas 11, Ra! Banyak banget yang ngantri deketin dia!"

"Dih, kerenan juga Renjun sama Johnny." Kiera memutar bola matanya. Malas membicarakan hal seperti itu dengan Fina. Menurutnya, sekeren apapun Raden di mata orang lain, tetap tidak berguna di depan Kiera. Karna matanya hanya fokus pada dua titik, yaitu Renjun dan Johnny.

Sebenarnya, Fina sudah muak dengan Kiera yang terus menghayal dengan pacar virtualnya yang bahkan tahu Kiera hidup saja tidak. Sudah banyak sekali laki-laki yang ingin mendekati Kiera, tapi sama sekali tidak di gubris. Kiera berpendapat standar kriterianya itu ya seperti Renjun dan Johnny. Selain Renjun dan Johnny, laki-laki lain terlihat buram dimatanya.

***

"Itu Ra! Itu Raden! Ayo cepet kesana!" Fina ricuh menunjuk laki-laki bertubuh tinggi dengan kulit putih yang memakai kemeja dengan kancing terbuka. Fina kali ini berhasil menarik-narik Kiera sampai mau menonton basket di pinggir lapangan.

"Sttt Pinot... Lo ricuh banget sumpah kayak liat artis aja. Kita diliatin orang-orang tuh." Kiera menarik seragam Fina. 

"Ya ampun Kiera! Raden tuh artis sekolah kita!" Kiera membuang nafas panjang. Masih tidak habis pikir, orang macam Raden di sebut artis oleh sahabatnya. Setelah melihat wajah Raden, Kiera tidak tertarik seujung jari pun. Raden tak lebih dari remaja laki-laki yang sok-sok an. Ketampanannya pun masih rata-rata. Atau mungkin di bawah rata-rata.

Perlakuan Fina benar-benar membuat heboh sekeliling mereka, sampai Raden melirik ke arah mereka. Raden kemudian buru-buru memasukan bola basket dengan mudah ke ring basket. Lalu berjalan perlahan ke arah Kiera.

"Hai Kiera..." Raden tersenyum sembari menyeka keringat didahinya. Perempuan-perempuan sekitaran Kiera dibuat histeris oleh tampilan Raden yang berkeringat ini. Namun, Kiera, yang bahkan sekarang tepat di depan Raden tidak bereaksi apapun. 

I'LL FIND ANOTHER YOU [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang