25. Grade A+

30 8 8
                                    

Melihat berbagai lukisan mengagumkan yang dibuat oleh Arsen, membuat Kiera tersentuh. Air matanya berderai, apalagi setelah melihat lukisan yang terakhir. Kala ia masih terharu menatap lukisan sepasang penguin, terdengar deheman seseorang dari arah belakangnya. Kiera lantas membalikkan badan.

Kiera mendapati Arsen dengan bucket bunga mawar merah yang besar ditangannya. Awalnya Arsen tersenyum, tapi melihat mata Kiera yang memerah karena menangis, Arsen khawatir. Ia melangkah mendekati Kiera. Menyentuh pipi Kiera, seraya menyeka air mata yang sudah jatuh disana.

Arsen kemudian melangkah mundur satu langkah. Ia menyodorkan bucket bunga yang dibawa pada Kiera. "Ra, gue sayang sama lo. Lo mau kan jadi pacar gue?"

Air mata terharu Kiera kembali jatuh. Namun, ia segera menghapusnya dan tersenyum lebar pada Arsen. "Iya, gue mau. Gue mau, Sen."

Mendengar  jawaban Kiera, Arsen sedikit merentangkan tangannya, seraya menyuruh Kiera untuk datang ke pelukannya. Kiera langsung berhambur ke pelukan Arsen. Mereka saling memeluk erat satu sama lainnya. Arsen bernafas lega. Bersyukur rencananya sepertinya berhasil.

"Aku, kamu?" Celetuk Arsen tiba-tiba. Ia bermaksud meminta izin pada Kiera untuk mengubah panggilan mereka. Dalam pelukan Arsen, Kiera mengangguk setuju.

***

Beralaskan karpet rajut milik Arsen, Kiera dan Arsen menghabiskan waktu, menikmati pemandangan danau sore itu. Kiera duduk disamping Arsen, menyenderkan kepalanya di dada Arsen. Sedangkan Arsen merangkulnya erat. Tidak ada satu patah kata pun yang keluar dari mulut mereka. Mereka terlalu menikmati momen ini.

"Jadi, lomba yang kamu bilang itu boong?" Tanya Kiera tiba-tiba.

Arsen menggeleng pelan. "Gak sepenuhnya bohong. Lukisannya tetep buat lomba. Lomba menangin hati kamu, Ra."

Kiera yang awalnya bersandar pada Arsen langsung menegakkan posisi duduknya. Kini ia duduk menghadap Arsen. Kiera mendengus kasar. Kemudian ia menangkup wajah Arsen dengan kedua tangan lembutnya itu. 

"Sen, stop! Aku tuh lemah soal kata-kata manis dari kamu! Kamu mau aku pingsan kayak waktu pertama kali kita ketemu?! Lagian siapa sih yang ngajarin kamu gombal kayak gini?! Nanti kalau jantung aku lompat keluar, kamu mau tanggungjawab?!" Cerocos Kiera.

Arsen tertawa kecil. Gemas dengan omelan pacarnya itu. Arsen juga tidak tahu sejak kapan ia mulai bermulut manis seperti itu. Mungkin saat ia bertemu dengan perempuan unik yang menjadi pacarnya sekarang. Juga saat ia mulai mendambakan untuk menjadi pacar Kiera.

Kiera lalu menarik tangannya dari wajah Arsen. Kembali duduk menghadap danau, dan kembali duduk bersandar dada Arsen. Mulai detik ini, dada Arsen akan jadi tempat kesukaannya untuk  bersandar. Rasanya nyaman sekali dan lagi, Kiera bisa mendengar detak jantung Arsen yang berdebar kencang.

"Ra, kalau kamu bersedia jawab pertanyaan aku, aku mau tau tentang kamu. Misalnya kayak makanan kesukaan kamu atau minuman kesukaan kamu?" Tanya Arsen mulai membuka obrolan.

Kiera pun menjelaskan perihal dirinya. Kiera suka sekali permen, apalagi yang rasa strawberry, blueberry atau mangga. Kiera suka es krim rasa buah-buahan dan rasa cookies and cream. Kiera alergi udang. Kiera suka makan-makanan yang dibuat Melati. Selain itu, ia suka seblak dan berbagai makanan olahan dari aci, seperti cireng, cimin, dan cilor. Tapi Kiera tidak menyukai cilok. 

Setiap berpergian kemanapun, Kiera pasti membawa satu botol air mineral kecil, karena ia merasa membutuhkan itu. Mungkin karena kebiasaannya sejak kecil. Untuk minuman yang berasa, Kiera bisa meminum semuanya, kecuali minuman yang terlalu manis dan air soda. Kiera tidak menyukai kedua minuman itu. Tapi yang paling Kiera sukai itu seperti jus buah atau smoothies.

I'LL FIND ANOTHER YOU [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang