4. Terpikat Senyuman Kiera

58 20 4
                                    

Ide cemerlang yang Melati maksud adalah membuatkan brownies untuk Raden, Hugo, Ardian dan Revan. Namun, ini bukan brownies biasa. Di dalam kotak brownies, akan terselip sebuah surat yang Melati tulis sendiri. Bahkan, Kiera tidak tahu-menahu tentang isi surat itu. Yang pasti, Kiera percaya Melati akan membantunya.

Beberapa hari kemudian, Kiera melancarkan aksinya. Pertama-tama ia memberikan bingkisan berisi brownies. Kiera menyodorkan kotak berwarna biru dengan hiasan pita merah pada Raden yang sedang bersantai di depan kelasnya. Ia mendapatkan siulan-siulan dari teman-teman Raden disana. Namun, ia yakin sebentar lagi penderitaannya ini akan segera berakhir.

"Thanks ya, Ra." Raden tersenyum manis menerima kado dari Kiera. Setelah Kiera dan Fina pergi, Raden langsung membuka kado Kiera dengan semangat. 

"Ada suratnya tuh. Baca-baca! Siapa tau, surat dari ibu mertua. Bilang kalau ngerestuin hubungan kalian!" Ucap salah satu teman Raden membuat Raden semakin bersemangat. Ia membaca isi surat dengan seksama. Senyum yang ia pancarkan tadi, tiba-tiba langsung memudar.

Target kedua adalah Hugo. Kebetulan yang sangat pas, Hugo sedang menyapu di depan kelasnya. Semesta mengizinkan Kiera untuk menyelesaikan semuanya secara cepat. Kiera buru-buru menghampiri Hugo dan memberikan bingkisan brownies yang ia dan Melati buat. Bukannya langsung menerima dengan tangan terbuka, Hugo menatap bingkisan itu dengan tatapan menyidik. Apalagi setelah tahu isinya adalah makanan.

"Brownies? Kira-kira kandungan gulanya berapa, Ra? Lo pakai coklat cair atau coklat bubuk, Ra? Bikinnya pakai sarung tangan enggak, Ra?" Kiera mengepal kuat tangannya. Menahan diri, untuk tidak meninju wajah Hugo.

"Aman, bersih dan higienis kok. Kalau lo enggak mau, ya enggak apa-apa. Gue kasih aja ke Fina nanti." Kiera tersenyum terpaksa di depan Hugo. Berusaha sabar dengan tingkah aneh, Hugo.

 "Mau-mau! Thanks ya!" Hugo langsung menyambar kado yang ada di tangan Kiera.

Kiera menghela nafas panjang. Untung saja emosinya masih bisa dikendalikan. Kalau tidak, mungkin ia akan menggagalkan rencana yang telah ia buat bersama Melati. Selanjutnya, Kiera beralih pada Ardian. Ardian langsung menerimanya dengan sukacita. Apalagi setelah tahu, brownies itu buatan Melati. Ardian percaya diri sudah direstui oleh Melati.

"Makasih ya, cantik." Ardian mengusap pucuk kepala Kiera. Kiera mengumpat kesal dalam batinnya. Benar-benar terkonfirmasi, kalau Ardian playboy di sekolahnya. Tentu saja, Kiera tidak akan terjerat tipu muslihat Ardian.

Terakhir, Revan. Kenapa Revan ditaruh di akhir? Karena butuh energi lebih untuk menghadapi seorang pelawak. Kiera langsung menyodorkan kotak kado berisi brownies pada Revan. Revan yang memakai jaket bermerk Louis Vuitton itu langsung menutup mulut dengan tangannya secara dramatis. Mungkin saja, penampilannya memang berkelas. Namun, ekspresi wajahnya itu ingin sekali Kiera siram dengan air keras. :)

"Apa ini, Ra? Ulang tahun gue kan bulan Juli. Ini masih bulan Maret loh, Ra." Matanya Revan berkedip-kedip seperti orang yang tidak bisa berkata-kata.

"Ya ampun. Cobaan macam apa ini, Ya Tuhan. Kenapa kau ciptakan manusia modelan begini?"

"Hahaha ini cuma brownies kok. Sebagai tanda terimakasih. Kalau gitu gue duluan ya!" Kiera cepat-cepat pergi karena sudah tidak tahan meladeni tingkah konyol Revan.

***

Pagi ini, Kiera sarapan ditemani oleh Melati seperti biasanya. Kiano, Daddy-nya sudah pergi sejak pagi buta tadi untuk mempersiapkan rapat penting dengan klien. Pagi ini, Melati membuat sandwich yang berisi sosis dan chicken nugget dengan double cheese. Salah satu sarapan kesukaan Kiera. Saat Kiera tengah menikmati sarapannya, tiba-tiba notifikasi ponselnya berdering secara beruntun.

I'LL FIND ANOTHER YOU [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang