30. G&W | Hari Bahagia

1.1K 66 0
                                    


Hai Hai Hai, sesuai janji yaaa!
Kalau vote sudah mencapai 400, author akan upload 2 bab sekaligus!

Happy Reading....

Hari Bahagia.

Semarang, Indonesia.

Setiap pasien yang berjalan masuk ke rumah sakit, berharap agar bisa kembali sehat. Sedangkan setiap dokter yang menggunakan jaz putih, memegang keyakinan untuk menyembuhkan dan menyelamatkan pasien.

Ditempat yang penuh pemandangan hidup dan mati yang menyedihkan ini, pasien boleh lemah, tapi kita para tenaga medis harus kuat.

Kita bekerja sama untuk melawan, lalu menggunakan cara masing-masing untuk menyembuhkan luka yang berdarah.

Beginilah perspektif Diana yang sekarang sedang bertugas menjadi dokter jaga di IGD. Agak capek, laper dan pastinya ngantuk. Tapi demi gelarnya sebagai dokter, dan tugasnya sebagai tenaga medis, Diana akan bersemangat kembali. Pasien adalah prioritas.

6 bulan kedepan, ia akan sering menjumpai pasien keluar masuk rumah sakit dengan keluhan dan juga dengan luka yang berbeda-beda. Ia juga akan sering melihat orang-orang berbaju putih berlalu-lalang kesana-kemari demi menyembuhkan pasien.

Mulai sekarang, dirinya akan kembali berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia bukan bahasa Inggris lagi seperti di Lebanon. Ia juga sudah mulai terbiasa dan pastinya pusing dengan laporan dari pasien dan keluarga nya.

Dok, infus nya habis. Bu dokter, anak saya rewel terus. Dok, ganti kateter nya. Dok, kapan saya bisa pulang? Dok, kenapa anak saya belum sembuh? Dok, obatnya habis. Dok, tolong periksa anak saya. Dok, penyakitnya timbul lagi. Dok, gimana kondisi pasien? Dok, anak saya kenapa? Dan masih banyak dok dok dok yang lain.

Bahkan ada juga yang bilang, bu dokter kok ayu tenan, sampun nikah dereng dok? Gelem mboten nek karo anakku dok? Anakku polisi lohh. Ucap seorang ibu-ibu dengan bahasa jawa ngapak nya.

Saat sedang sibuk melamun ditengah sunyinya malam di ruang jaga, tiba-tiba kedua sahabatnya menghampiri dirinya.

"Hai Na" ucap Faida sambil menepuk bahu Diana.

"Ehh, ternyata kamu." ucapnya kepada dua sahabatnya. Beruntung nya mereka bisa Internship bareng dalam satu rumah sakit, jadi setiap hari bisa ketemu deh.

"Udah makan belum?" tanya Amara dijawab gelengan oleh Diana.

Amara melihat Diana yang murung, entah kenapa akhir-akhir ini dia jadi sering ngelamun.

"Lo kenapa Na?" tanya Amara.

"Gapapa, aku hanya kangen anak-anak Lebanon."

"Halah, bilang aja kalau kamu itu kangen Letnan Al." sanggah Faida. Mendengar itu Diana langsung mencubit paha Faida, yang membuat sahabatnya ini meringis kesakitan.

"Ehh, gimana kondisi pasien di kamar mawar itu?" tanya Diana kepada Amara. Mengingat Amara ini orang nya tomboy, dan agak ketus sama pasien yang banyak nuntut, ia takut para pasien tidak mau diperiksa oleh Amara.

"Mending kita ngobrol nya dikantin ajah deh, lagian udah jamnya makan malam kan?" ajak Faida kepada sahabatnya.

"Yuk, gass"

".... "

***

Beirut, Lebanon.

Kita mengejar kemenangan, tapi bayang-bayang kekalahan akan muncul dimana-mana. Keberanian adalah segalanya.

Green and WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang